. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 15 Oktober 2014

Banda Aceh Tuan Rumah Event Pasar Wisata Indonesia 2014

Even Pasar Wisata Indonesia atau Tourism Indonesia Mart & Expo (TIME) kembali digelar oleh Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) tahun ini. TIME ke-20 yang didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Pemerintah Provinsi Aceh ini akan berlangsung di Banda Aceh, tepatnya di Hermes Palace Hotel pada tanggal 23 – 26 Oktober 2014. 

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar mengatakan Aceh sebagai tuan rumah harus memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya mengingat even ini merupakan satu-satunya ajang pertemuan business to business antara industri pariwisata Indonesia dan mancanegara.

“Momentum TIME dapat digunakan untuk meningkatkan citra kepariwisataan Aceh khususnya serta Indonesia pada umumnya di dunia internasional, dan bersama-sama dengan industri pariwisata melanjutkan promosi di pasar dunia,” imbaunya dalam siaran persnya,di Jakarta, Rabu (15/10).

Menurut Sapta, dalam event ini para pelaku pariwisata Indonesia menjadi seller yang mempromosikan produk dan jasa wisata di Indonesia kepada industri pariwisata mancanegara sebagai buyer. “Penyelenggaraan TIME juga sejalan dengan program pemerintah dan branding Wonderful Indonesia,” jelasnya.

Chairperson TIME 2014 Meity Robot menjelaskan TIME merupakan ajang bagi para pelaku usaha wisata dan industri pendukungnya di Indonesia (seller) untuk mempromosikan berbagai produk dan jasa wisata dalam negeri kepada pebisnis wisata dari mancanegara (buyer).

Menurutnya dengan diadakannya TIME secara berkala para buyer mancanegara tersebut juga dapat melihat potensi pasar dan mempromosikan produk wisata yang baru di pasarnya masing-masing.

Pihaknya, lanjut Meity selalu mendorong pelaku usaha wisata beserta industri pendukungnya di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi pada kesempatan penyelengaraan TIME.

“Pelaku usaha harus memanfaatkan potensi ajang pariwisata berkonsep business to business ini secara maksimal. Seluruh daerah di Indonesia harus mampu mengoptimalkan potensi pariwisata masing-masing dengan menampilkan daerah tujuan wisata populernya, obyek wisata, dan pengembangan produk barunya,” tambahnya.

Menurut Meity, dengan dijadikannya Banda Aceh sebagai tempat penyelenggaran TIME 2014, bertujuan untuk mempromosikan bukan hanya Banda Aceh pun seluruh daerah di Aceh ke pasar internasional serta mendorong perbaikan dan peningkatan infrastruktur, fasilitas pariwisata, dan obyek wisata di wilayah tersebut sehingga dapat menjadi salah satu tujuan wisata dunia.

"Dengan begitu akan menarik minat kedatangan wisatawan mancanegara ke wilayah Aceh dan pada akhirnya tidak hanya akan mendorong pertumbuhan pembangunan sektor pariwisata, namun juga sektor-sektor pendukungnya di propinsi Aceh, seperti pembangunan hotel baru dan obyek pariwisata lainnya," paparnya. 

Meity menerangkan sampai saat ini, tercatat 66 buyer akan hadir pada TIME 2014 di Banda Aceh antara lainl dari Amerika Serikat, Afrika Selatan, Australia, Bahrain, Bangladesh, Belanda, Bulgaria, Canada, Cekoslowakia, Filipina, India, Indonesia, Inggris, Itali, Jerman, Malaysia, Polandia, dan Singapura.

"Sedangkan seller yang sudah confirmed tercatat 60 seller menempati 36 booth. Seller tersebut berasal dari berbagai propinsi di Indonesia, di antaranya Bali, Banten, Bangka Belitung, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Papua, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Sulawesi Tenggara,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Aceh sekaligus Ketua Panitia Daerah TIME 2014, Reza  Pahlevi mengatakan even ini kesempatan baik bagi Aceh untuk memperkenalkan semua potensi wisatanya.

“Kami akan menampilkan 22 seller yang terdiri dari travel agent dan hotel dalam 8 booth, termasuk booth Pemkot Sabang dan Pemkot Banda Aceh,” terangnya.

Dalam open ceremony TIME 2014 di Basnda Aceh nanti, lanjut Reza, akan ada suguhan seni budaya Aceh, antara lain Tari Rapa’i Geleng dan tari dari daerah Tamiang. Tak ketinggalakan aneka kuliner khas Aceh dan kopi khas Aceh.

“Kami juga akan mengadakan city tour dengan mengajak buyers ke sejumlah obyek yang ada di Kota Banda Aceh antara lain ke beberapa obyek tsunami dan juga menyeberang ke Sabang menyinggahi Tugu Nol Kilometer,” akunya. 

Dengan diadakannya TIME diharapkan menjadi moment penting pembangunan pariwisata Aceh demi kesejahteraan masyarakat. “Kami mengajak seluruh komponen industri pariwisata di Provinsi Aceh untuk menyukseskan TIME tahun ini dan menyelenggarakannya lebih baik dari tahun sebelumnya,” kata Reza lagi.

Kemenparekraf menyambut baik dipilihnya Banda Aceh sebagai tuan rumah TIME didasari fakta karena kekayaan dan potensi Aceh dari sisi flora, fauna, sumber daya alam, dan budaya masyarakatnya. Selain itu melihat Perpres Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan dimana salah satu wilayahnya yaitu Pulau Weh ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuti menambahkan dari sisi pariwisata, Aceh sangat potensial untuk dikembangkan, tidak hanya karena aksesnya yang dekat dengan Medan, Sumatera Utara namun juga Aceh memiliki kekayaan flora dan fauna, budaya, dan kulinernya yang kaya.

“Kami berharap Aceh setelah menjadi tuan rumah TIME untuk pertama kalinya dapat menjadi destinasi wisata unggulan, sekaligus mengundang kedatangan investor untuk mengembangkan perhotelan dan produk pariwisata lainnya,” ujarnya.

Menurut Esthy, TIME telah tercatat dalam kalendar internasional travel mart bersama dengan ITB Berlin, WTM London, Arabian Travel Mart (ATM), PATA Travel Mart, ITB Asia, dan lain-lain.

“Umumnya pemerintah provinsi seusai menjadi tuan rumah TIME mendapat lonjakan kunjungan wismana dan masuknya investor ke daerahnya,: ungkapnya.

TIME 2014, lanjutnya membantu mempercepat pembangunan infrastruktur serta fasilitas pariwisata, mengingat industri yang terkait dengan pariwisata seperti airline, hotel, restoran, transportasi dan jasa terkaitnya atau seller menawarkan produknya langsung ke pembeli atau buyer sehingga transaksi dari pertemuan bisnis tersebut akan menggairahkan sektor lainnya.

Penyelenggaraan TIME 2014 juga didukung oleh Garuda Indonesia sebagai official airline, beberapa airline pendukung, ASITA (Asosiasi Tours dan Travel Agencies Indonesia) Aceh, PHRI (Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia) Aceh, INCCA (Indonesian Conference and Convention Association), dan Pacto Convex sebagai event organizer.

Berdasarkan catatan Pusat Komunikasi Publik (Puskompublik) Kemenparekraf, TIME 2013 di Padang, Sumatera Barat dihadiri oleh 83 buyer dari 27 negara dengan lima buyer terbesar dari Malaysia, Indonesia, Polandia, Belanda, India, dan Singapura, yang bertemu dengan 81 seller menempati 70 booth. Prosentase seller berdasarkan industrinya, hotel, resort & Spa sebesar 75 %, badan promosi pariwisata (10 %), tour operator/travel agent (7 %), adventure/ activity holiday (3 %), airline (1,5 %), hotel management, dan lainnya sebesar 8,5 %.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions: 
1. Masjid Raya Banda Aceh atau Baiturrahman menjadi ikon wisata Aceh.
2. Kadisbupar Aceh Reza Pahlevi.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP