. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 03 Juli 2014

Simak Keberhasilan Program DMO Tanjung Puting dan Bromo Tengger Semeru di RRI

Program Destination Management Organization (DMO) di limabelas (15) destinasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata (Dirjen PDP), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sudah berlangsung 5 tahun sejak diluncurkan 2010 lalu. Hasilnya DMO Tanjung Puting meraih peringkat pertama skala nasional dari 15 DMO se-Indonesia. Di urutan kedua dan ketiga diraih DMO Bunaken dan Bromo Tengger Semeru (BTS). 

Untuk mengetahui lebih detil sejauh mana hasil program DMO di tiga destinasi terbaik itu, Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta bekerjasama dengan Dirjen PDP Kemenparekraf menggelar acara bertajuk "Surga Wisata Indonesia" yang khusus membahas program DMO.

“Acara ini bertujuan untuk mensosialisasikan destinasi DMO dan program DMO itu sendiri yang sudah berlangsung lima tahun,” jelas Lina Djabir, selaku produser acara tersebut di Jakarta, Rabu (2/7).

Menurut Lina yang juga wartawan radio senior bidang pariwisata ini, acara tersebut disiarkan secara langsung di RRI Jakarta Pro4 dengan frekwensi 92.8 FM setiap hari Rabu sore, pukul 15.00 sampai dengan 16.00 WIB.

"Diskusi live di RRI Jakarta ini sudah 2 kali digelar. Pertama Rabu (25/7) lalu membahas DMO Tanjung Putting dengan tema “Tingkatkan daya Saing Pariwisata Tasnjung Puting Melalui DMO” dan Rabu ini (2/7) khusus membahas DMO BTS dengan tema “Meningkatkan Pemahaman Wisatawan akan Kawasan Konservasi BTS Lewat DMO,” paparnya.

Pada diskusi kedua yang dimoderatori Abel Barlian dari RRI Jakarta Pro4 menghadirkan tiga narasumber yakni Direktur Perancanaan Destinasi dan Investasi Pariwisata, Kemenparekraf Frans Teguh, Fasilitator DMO BTS Arie Basuki, dan pengamat pariwisata sekaligus wartawan senior dan blogger pariwisata Adji Kurniawan. 

Frans menjelaskan DMO merupakan program Organisasi Tata Kelola Destinasi yang pada tahap pertama ditujukan kepada 15 destinasi yakni Pangandaran (Jawa Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), Komodo-Kelimutu-Flores (NTT), Java Promo-Borobudur (Jawa Tengah), Bunaken (Sulawesi Utara), Danau Batur (Bali), Rinjani (NTB), Kota Tua Jakarta (DKI Jakarta), Toraja (Sulawesi Selatan), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Raja Ampat (Papua Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Derawan (Kalimantan Timur), dan Sabang (Aceh). 

Kata Frans lagi, DMO merupakan salah satu instrumen dalam upaya penguatan daya saing kepariwisataan melalui pendekatan collaborative governance.

Dari hasil monitoring dan evaluasi (Monev) Universitas Pelita Harapan, DMO Tanjung Puting dianggap Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) paling siap melanjutkan pengembangan pariwisata ke tahap transformasi selanjutnya, pengembangan bisnis wisata. 

"Berdasarkan hasil monev Universitas Pelita Harapan 2013. DMO Tanjung Puting mendapat ranking 1 se-Indonesia. Nilai 8.00. Lebih tinggi dari DMO Bunaken, yang 7,67. Ke-3 DMO Bromo Tengger Semeru dengan nilai 7,67,” ujar Frans yang merupakan salah satu konseptor utama program DMO ini. 

Khusus DMO BTS, Ari Basuki menjelaskan ada kenaikan kunjungan wisatawan yang cukup signifikan setelah adanya program DMO di kawasan berstatus taman nasional ini. 

“Jumlah wisatawan pada tahun 2011 sewaktu DMO baru mulai masuk ke BTS sekitar 129.000 orang. Dua tahun kemudian atau tahun 2013 meningkat menjadi 500.000 wisatawan,” akunya seraya menambahkan peningkatan wisatawan ke BTS terus berlanjut sampai saat ini meskipun tiket masuk ke kawasan konservasi ini naik dratis tahun ini. 

Kata Ari, tahun ini DMO BTS akan membuka paket wisata baru di kawasan BTS. “Rencananya paket wisata baru itu akan diperkenalkan ke media ataupun ke travel agent bulan September nanti,” akunya. 

Ari berharap dengan adanya paket baru tersebut akan lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke BTS. Paket baru ini pun diharapkan dapat menambah daya tari lain BTS selain Gunung Semeru, Kawah Bromo dan lautan pasirnya, pesona sunrise kawasan bromo dari Penanjakan, Entas-Entas, dan ritual Kesada

Dari pengamatan wartawan, saya melihat program DMO sangat bagus karena menatakelola destinasi baik yang sudah dikenal secara Nasional bahkan internasional seperti Tanjung Puting, Bunaken, BTS, dan lainnya maupun yang belum, menjadi lebih tertata dan berdaya saing tinggi. 

Namun kegiatan DMO di masing-masing destinasi termasuk apa itu DMO, belum dikenal secara luas oleh masyarakat. Dan Abel Barlian sendiri mengakui hal itu. Dia mengaku baru tahu apa itu DMO lewat acara yang dipandunya ini. 

Dari kacamata saya sebagai wartawan, hal itu diakibatkan kurangnya publikasi kegiatan DMO yang sudah dan akan dilakukan di masing-masing destinasi DMO. Selama ini mungkin sudah ada, namun masih minim, masih sebatas media lokal dan segelincir media di Jakarta. Padahal harus melibatkan lebih banyak dan intens terutama wartawan dan blogger yang loyal menulis pariwisata atau media cetak dan online yang memang khusus mengupas bidang pariwisata. 

Lina menjelaskan program diskusi DMO di RRI ini rencananya akan berlanjut setiap Rabu. Namun untuk Rabu depan ditiadakan karena bertepatan dengan pencoblosan pilpres 2014 (9/7). “Kita akan lanjutkan Rabu depannya lagi (16/7) dengan membahas DMO Bunaken. Jadi jangan lupa simak perkembangan destinasi DMO di RRI Jakarta Pro4 ya nanti,” tutupnya. 

Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 
Foto: adji & lina

Captions
1. Suasana diskusi DMO BTS di RRI Jakarta.
2. Konseptor DMO Frans Teguh saat siaran langsung tentang DMO BTS di RRI Jakarta.
3. Foto bersama seluruh narasumber diskusi DMO BTS beserta moderator dan produser. 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP