Indonesia Kurang Pelabuhan Khusus Kapal Pesiar
Indonesia masih kekurangan pelabuhan khusus untuk tempat bersandar kapal pesiar (cruise) asing. Padahal fasilitas ini sangat krusial untuk pengembangan wisata kapal pesiar di negara kepulauan ini. Akibatnya banyak kapal pesiar asing yang tak tertampung, hanya sekadar lewat alias tidak menetap lama.
Demikian disampaikan Raymond T Lesmana, Tenaga Ahli Pengembangan Wisata Layar Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif, (Kemenparekraf) dalam Forum Dialog Pariwisata bertajuk "Upaya Menjadikan Perairan RI sebagai Playground Yacht Mancanegara" yang diselenggarakan bisniswisata.co dengan Kemenparekraf di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, belum lama ini."Kalau mau wisata kapal pesiar maju, Indonesia harus memiliki pelabuhan wisata khusus kapal pesiar dan marina," jelas Raymond.
Selain pelabuhan, Indonesia juga butuh marina yakni pelabuhan kecil untuk kapal layar atau yacht. “Idealnya pulau-pulau di Indonesia sudah memiliki marina agar mudah melayani kapal layar asing,” imbaunya.
Untuk membangun marina, kata Raymond butuh kepedulian dari masyarakat Indonesia kelas menengah. "Jangan sampai pengembangan investasi marina di Indonesia diambil oleh pengusaha asing," tukasnya.
Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, dan Event Kemenparekraf, Achyaruddin hambatan pengembangan wisata kapal pesiar dan yacht di Indonesia adalah regulasi atau perijinan. “Persoalan perizinan masuknya yacht dan pelayar asing, keimigrasian, izin tinggal, dan urusan teknis lainnya selalu dihadapi para pemilik kapal pesiar dan yacht asing," akunya.
Sebenarnya, Indonesia sudah memiliki Peraturan Presiden (Perpres) yang memudahkan kapal layar asing masuk ke perairan Nusantara. Namun, praktek di lapangan berbeda karena ditangani secara manual oleh tiga instansi dan peraturan daerah yang berbeda.
Pada akhir Januari 2014 lalu, Kementerian Luar Negeri, Tentara Nasional Indonesia, dan Kementerian Perhubungan melakukan perjanjian kerjasama tentang izin bagi masuknya kapal layar asing dan imigrasinya ke perairan Indonesia. "Mudah-mudahan dengan MoU ini, jumlah kapal layar yang masuk ke Indonesia bisa semakin banyak, tentunya juga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke negara ini," harapnya.
Wisata yacht atau pelayaran di Indonesia sudah dikembangkan sejak belasan tahun silam. Buktinya sudah 13 tahun Indonesia mengadakan event Sail Indonesia, dengan penyelenggaraan Sail Bunaken, Sail Wakatobi-Belitung, Sail Morotai, dan terakhir pada 2013 lalu adalah Sail Komodo.
Daerah-daerah yang menjadi tuan rumah Sail Indonesia kini menjadi cepat pembangunannya. "Sail Banda, Sail Bunaken, Sail Wakatobi, dan Sail Morotai berhasil membuat daerah tersebut tak hanya dikunjungi banyak wisatawan tapi juga semakin maju daerahnya," kata Achyar. Namun.kunjungan kapal layar hanya 1.000 per tahun, dan kebanyakan hanya lewat, bukan untuk menetap.
Keuntungan Lebih Besar
Padahal keuntungan wisata yacht dan kapal pesiar ini jauh lebih besar dibanding jenis wisata bahari lainnya seperti wisata selam, snorkeling, atau selancar.
Biasanya wisatawan asing yang membawa yacht ke Indonesia lebih royal alias menghabiskan uang yang tak sedikit. "Setiap pelayar bisa menghabiskan biaya USD123 per hari saat berlayar di Indonesia. Satu yacht biasanya membawa minimal tiga pelayar," jelasnya.
Disamping itu, biasanya mereka lebih lama menetapnya daripada wisatawan biasanya sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat sekitar.
Kemenparekraf mencatat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata pesiar semakin membaik. Pada tahun lalu tercatat ada 209 calls kapal pesiar di Indonesia, meningkat tajam dari 2012 yang hanya 214 calls. Jumlah penumpang kapal pesiar dari Indonesia juga meningkat dari sebanyak 113 ribu pada 2012 menjadi 159 ribu pada 2013.
Pada 2014, pemerintah menargetkan ada 384 calls dengan 202 ribu penumpang dari Indonesia. Untuk mewujudkan hal ini, Kemenparekraf akan mengusulkan perbaikan infrastruktur, terutama memperbaiki 10 pelabuhan besar di Indonesia serta 70 pelabuhan menengah.
Naskah & Foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Pengembangan wisata yacht dan kapal pesiar di Indonesia masih banyak kendala.
2. Diskusi "Upaya Menjadikan Perairan RI sebagai Playground Yacht Mancanegara" du Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar