. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 25 Februari 2014

Intip Strategi Malaysia Meraup Wisatawan Indonesia

Indonesia memiliki obyek wisata yang jauh lebih banyak dan komplit dibanding tetangga-tetangganya yakni Malaysia dan Singapura. Tapi koq, perolehan wisatawan mancanegara (wisman)-nya justru kalah jauh. Tahun lalu Malaysia berhasil menjaring 25 juta wisman, sementara Indonesia hanya 8,8 juta. 

Tahun 2014 ini negerinya Siti Nurhaliza ini menargetkan kunjungan wisman ke negaranya sebanyak 28 juta orang juta dengan pendapatan 76 miliar ringgit. Sementara Indonesia hanya 9,2 juta wisman dengan target devisa Rp11 miliar. 

United Nations World Tourism Organization (UN-WTO) pun menetapkan Malaysia di posisi ke 9, sebagai negara paling populer yang dikunjungi wisatawan setelah China di peringkat ke 3. Indonesia tidak termasuk dalam daftar itu. Menurut lembaga pariwisata dunia itu, sejumlah wisatawan mengaku Malaysia wajib dikunjungi karena memiliki obyek wisata yang eksotik. Lho, padahal kalau mau jujur lagi, obyek wisata Indonesia banyak yang lebih eksotik dan unik.

Negara pemilik Menara Kembar Petronas ini pun berani menargetkan kunjungan turis 36 juta wisatawan dengan pendapatan 168 miliar ringgit pada 2020.

Usut punya usut, Negeri Upin-Ipin ini berhasil menarik minat turis mancanagera termasuk dari Indonesia berkat strategi pemasaran pariwisatanya yang gencar dilakukan Malaysia Tourism Promotion Board (MTPB), lembaga pariwisatanya untuk mempromosikan obyek dan potensi wisatanya yang tersebar di berbagai pelosok negeri hingga ke sejumlah negara, terutama yang menjadi pasar andalannya, termasuk Indonesia.

Buktinya, tahun ini yang menjadi Tahun Kunjungan Malaysia (TKM) atau Visit Malaysia Year (VMY) 2014, mereka menggelar seminar VMY 2014 di Kota Medan tepatnya di Hotel JW Marriot. Tak cuma seminar, mereka juga menggelar pameran wisata dari sejumlah negara bagian di Malaysia dengan menawarkan beragam produk wisata unggulan yang beda dari tahun-tahun sebelumnya.

Lihat saja kantor perwakilan MPTB di negara-negara yang menjadi pasar utamanya seperti di Indonesia, Jepang, Australia, dan di Amerika, masing-masing ada dua. Bahkan di China dan India, masing-masing ada tiga. Selebihnya seperti di Arab Saudi, Thailand, Singapura, Brunei, dan di Filipina, masing-masing satu.

Menurut Norlizah Jahaya Deputy Director Tourism Malaysia – Jakarta beberapa waktu lalu, salah satu kegiatan untuk mendongkrak jumlah wisatawan ke negerinya adalah dengan mengundang sejumlah kalangan, untuk bersepeda atau gowes together di Penang.

Malaysia pun giat membuat kawasan wisata baru, buktinya di kawasan Barat Malaysia yakni Johor Bahru City Centre (JBCC) ada berbagai produk belanja, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya yang terus dibangun mulai tahun ini. Beberapa mall besar juga sedang dalam pembangunan seperti Johor Bahru Premium.

Di pertengahan tahun 2014 akan dibuka “Angry Birds Activity Center”. Nanti juga akan dibuka Legoland  dan Hello Kitty Indoor Theme Park di Johor baru, dua tujuan keluarga yang merupakan pionir pertama di Asia Tenggara.

Sejumlah perayaan juga akan di gelar di negeri jiran ini baik dalam bentuk festival, events, sport, pertunjukan maupun pawai, dan aneka kemeriahan lain antara lain Penang Durian Fair, Tour de Lengkawi 2014, Future Music Festival Asia, Formula 1 Malaysian Grand Prix, Festival Gendang Nusantara, dan Melaka World Heritage City Celebration

Malaysia juga terus mengembangan pariwisata Islam. Produk pariwisata Islam-nya yang selama ini berhasil menjaring turis antara lain bazar Ramadan, keunikan arsitektur masjid, pertandingan Tilawatil Qu’ran, dan kebudayaan Islam yang diamalkan masyarakatnya.

Sekjen Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Datuk Dr Ong Hong Peng mengatakan pada 2013 jumlah wisatawan Islam yang ke Malaysia sebanyak 23 persen atau lima juta orang dari jumlah keseluruhan wisatawan yang mencapai 25 juta orang. Menurutnya wisata Islam di Malaysia mampu meningkatkan pendapatan negara dengan nilai mencapai 130 miliar dolar AS.

Direktur Tourism Malaysia Noorasikin menjelaskan salah satu penyumbang turis ke Malaysia adalah Indonesia. Tahun ini Malaysia menaikkan target kunjungan dari Indonesia ke Malaysia dari 2,8 juta tahun lalu menjadi 3 juta wisatawan dari target keseluruhan sebesar 28 juta wisatawan.

Orang Indonesia ke Malaysia banyak yang senang berbelanja di mall di Kuala Lumpur yang menjual produk dengan brand terkenal. Selain itu banyak juga yang berobat ke Kuala Lumpur, Johor, Penang, dan lainnya. 

Sedangkan kota besar di Indonesia yang menyumbang banyak turis buat Malaysia, salah satunya dari Kota Medan lantaran adanya penerbangan langsung Kuala Lumpur -Medan seperti pesawat Fire Fly, MAS, dan Garuda Indonesia. Faktor lain adanya kerjasama yang baik antara MTPB dengan agen-agen pariwisata, media, airlines, dan industri pariwisata di Indonesia. Tak heran kalau Malaysia mempunyai kantor MTPB juga di Kota Bika Ambon ini selain di Jakarta.

Buat warga Medan, berwisata dan berobat ke Penang jauh lebih murah daripada di Medan sendiri atau ke Jakarta. Tiket pesawat Medan-Penang cukup murah, PP tidak sampai Rp 800.000 dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit. Selain karena banyak orang Medan yang mempunyai kerabat di Penang sehingga bisa menumpang di sana, rumah sakitnya pun memang telah menjadi bagian dari industri pariwisata Malaysia. Buktinya banyak RS di Penang yang memberikan layanan tempat tinggal bagi pasien dari Indonesia.

Keterangan pihak Kerajaan Malaysia yang tahun lalu mengadakan Pulau Pinang Fair di Sumut, menyebutkan bahwa jumlah warga Sumut yang berobat ke Penang paling sedikit 300.000 orang tahun lalu.

Sebenarnya bukan cuma orang Medan yang memilih berobat ke Malaysia. Tercatat juga ribuan orang dari Riau, Aceh, dan Sumatera Barat bahkan Jakarta pun terbang ke Penang, Malaka, atau Kuala Lumpur hanya untuk memulihkan beragam penyakit. Warga Pekanbaru, Riau misalnya yang berobat ke Malaysia mencapai 7.000 orang tahun 2013.

Melihat kenyataan itu, sudah seharusnya pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) yang dibentuk pada 31 Oktober 2011 dan diresmikan pada 10 Mei 2012) di Jakarta, harus lebih berani melancarkan strategi promosi pariwisatanya agar bisa menyaingi Malaysia, paling tidak menyamai kesusksesan mereka. 

Mampukah pemerintah, BPPI, dan pihak terkait bersinergi menekan orang Indonesia yang kerajingan berwisata, berbelanja, dan berobat ke Malaysia? Kemudian beralih memilih melakukan semua itu di dalam negerinya sendiri, sekaligus menjaring mereka (orang negeri jiran) sebanyak-banyaknya ke sini.

Berdasarkan pengamatan penulis, strategi promosi pariwisata Indonesia kalah langkah dibanding Malaysia. Tahun lalu, Indonesia hanya berharap besar menjaring wisatawan Malaysia dengan mengikuti ajang Malaysia Travel & Tourism Association (MATTA) Fair 2013 yang digelar di Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur.

Dalam menjaring turis China, ternyata Malaysia juga lebih unggul dibanding Indonesia. Terbukti, wisman asal Negeri Panda itu yang ke Indonesia masih dibawah satu juta orang, sekitar 800ribu orang. Sementara yang ke Malaysia dan Singapura, masing-masing telah mencapai dua juta lebih, dan yang ke Thailand sebanyak 2,7 juta orang tahun lalu. Indonesia tahun ini baru menargetkan 970.000 wisman asal China. Padahal outbound turis dari China setiap tahun mencapai 100 juta orang.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions: 
1.Pesona Bali salah satu alasan wisatawan Malaysia datang ke Indonesia.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP