Ramadhan Timun Suri Merajalela, Imlek Buah Naga Melimpah
Jika saat bulan suci umat Islam Ramadhan buah timun suri merajalela di mana-mana, maka ketika Imlek atau tahun baru China, gantian buah naga yang melimpah-ruah. Permintaan konsumen terhadap masing-masing buah itu meningkat. Dan anehnya memang di saat-saat itulah masing-masing buah itu puncak panennya sehingga mudah ditemukan di pasar tradisional dan super market.
Kalau di luar Imlek permintaan buah naga di Kecamatan Mayang, Jember misalnya sekitar 20-30 kilogram per hari, namun saat Imlek meningkat tiga sampai lima kali lipat. Di kecamatan ini, buah naga organik dibandrol dengan harga naga merah organik berkisar Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilogram, sedangkan buah naga putih pada kisaran Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per kilogram.
Selain di Kecamatan Mayang, buah naga juga dibudidayakan petani di kawasan taman wisata Pegunungan Rembangan. Perkebunan buah naga ini sudah menjadi salah satu tujuan wisata andalan Kabupaten Jember.
Pemesannya terutama para distributor dan pedagang buah dari beberapa daerah seperti Surabaya, Denpasar, dan Jakarta untuk memenuhi permintaan warga Tionghoa yang merayakan Tahun Baru.
Pada setiap perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa memang selalu menyajikan buah naga sebagai salah satu buah wajib, selain pisang raja atau pisang emas dan jeruk kuning terutama jenis lokam.
Buah naga atau sering di sebut juga dragon fruit merupakan jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Orang Vietnam dan orang Cina, menganggap buah ini membawa berkah.
Sementara pisang raja atau pisang mas dianggap melambangkan emas atau kemakmuran. Sedangkan jeruk kuning yang memiliki daun sebagai simbol keharmonisan dan hubungan antarkeluarga, karena tumbuh secara bersamaan dan menyatu.
Dilihat dari sisi kesehatan, buah naga kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Berkhasiat mencegah berbagai macam penyakit degeneratif, mengurangi tekanan emosi, dan menetralkan racun dalam darah. Buah ini inipun bermanfaat untuk penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, pencegah kanker usus, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan, dan mengobati keluhan keputihan.
Di Indonesia, selain di Jember, perkebunan buah naga juga mudah ditemukan di Aceh, Sumatera Barat dekat Bandara Internasional Minangkabau, Sumedang dan Bogor-Jawa Barat, Pekanbaru-Riau, Malang-Jawa Timur, dan serta Pantai Glagah-Yogyakarta. Di Pantai Glagah, perkebunan naganya sudah menjadi obyek wisata bernama Agrowisata Kusuma Wanadri seluas 2,5 hektar yang dikelola sejak 2003 oleh Romo Dr. Paulus Tribarta Budiharjo.
Di agrowisata buah naga ini ada dua jenis buah naga yang dikembangkan yakni buah naga merah muda berdaging merah dan buah naga merah berdaging putih. Di sini pengunjung juga dapat menikmati beragam olahan dari buah naga seperti sirup dan lainnya.
Sebelum dibudidayakan di Indonesia, buah naga diimpor dari Malaysia, Singapura, dan Vietnam setiap tahun terutama untuk memenuhi permintaan perayaan Imlek.
Kini setelah dibudidayakan di Indonesia, buah naga selain untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri juga diekspor ke negara tetangga seperti dilakukan perkebunan buah naga di daerah Barelang (Batam-Rempang-Galang), Riau.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar