. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 04 Maret 2013

Memburu Si-Api Biru Kawah Ijen

Fenomena Blue Fire atau Api Biru di dunia cuma ada dua. Pertama di Islandia dan kedua di Indonesia, tepatnya di Kawah Gunung Ijen, perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur. Namun Blue Fire di Kawah Ijen punya pesona lebih hingga menjadi magnet bagi obyek wisata alam andalan Banyuwangi. 

Fenemona itulah yang membuat saya kembali tertarik untuk mendaki Kawah Gunung Ijen. Jika pada pendakian pertama belasan tahun lalu saya berangkat dari Bondowoso, konsen untuk melihat aktivitas penambang belerang, pendakian kali kedua ini saya beranjak dari Banyuwangi khusus untuk menyaksikan si-Api Biru yang tengah membuahbibir itu.

Karena Api Biru yang muncul di tengah-tengah penambangan sulphur itu hanya dapat dilihat pada tengah malam hingga menjelang dini hari, tak ada pilihan lain buat saya untuk mendaki kawah gunung aktif berketinggian 2.386 meter dari permukaan laut ini, jelang tengah malam.

Dari Hotel Ketapang Indah yang berkonsep resort, saya bersama empat rekan, berangkat tengah malam dengan mobil bermesin for will drive berkapasitas lima orang, termasuk sopir. Akses jalan dari Banyuwangi ke Kawah Ijen sudah beraspal mulus hingga mempercepat waktu tempuh sekalipun medannya menanjak dan berliku. Tak sampai 2 jam, kami sudah tiba di Pos Paltuding, tempat mendaftar dan membeli tiket masuk pendakian Kawah Ijen.

Di tempat ini, selain ada pos pendaftaran juga ada beberapa warung makan sederhana, penginapan, toilet umum, musholah, dan bumi perkemahan. Kami singgah dulu di warung milik Bu Im, menyantap mie rebus dan teh manis hangat. Di sana ada sepasang turis asal Perancis yang hendak beragkat mendaki usai menyerupu kopi panas dan menikmati panganan pisang goreng.

Dengan bantuan senter, kami mulai mendaki sekitar pukul 2 dini hari. Trek pendakian menujuh Puncak Ijen sekitar 3 jam dari Pos 1 Paltuding.

Trek pertama dari Pos 1 Poltuding ke Pos 2 atau Pos Bunder, dimana terdapat rumah penimbangan belerang jaraknya kurang lebih 1,8 Km. Medannya berupa jalan lebar yang meliuk-liuk dan menanjak. 

Karena takut kehilangan si Api Biru, kami lanjutkan pendakian menuju Puncak Ijen yang berjarak sekitar 1,2 Km dari Pos Bunder. Medannya lebih landai. Di tengah perjalanan, kami bertemu beberapa orang pengangkut belerang. Mereka mulai bekerja sejak tengah malam.

Setibanya di puncak Kawah Ijen, kami melihat si-Api Biru yang muncul di kegelapan dari dasar kawah yang jaraknya sekitar 1,5 Km dari puncak dengan medan menurun curam. Medan menurun yang curam dan licin itu menyulitkan. Pergerakan pun lamban.

Namun semangat pantang menyerah, membuat kami berhasil sampai di dasar Kawah Ijen dan sempat mengabadikan si-Api Biru. Beberapa penambang terlihat tengah mengambil belerang di sumber kawah yang asapnya menggumpal berwarna putih keabuan, membumbung melayang mengikuti kemana angin membawanya. Sesekali asap belerang itu mengarah ke kami hingga baunya begitu menyengat di hidung dan menyeksakan dada.

Tak puas menyaksikan dan mengabadikan penambang belerang bekerja di dekat sumber kawah, beberapa pengunjung mendekatinya, termasuk dua rekan saya.

Usai mengabadikan si-Api Biru berikut pesona Kawah Ijen dari dasar kawah, kami beranjak menuju Puncak Ijen melewati rute semula yang medannya menanjak dan panjang. Untunglah perjalanan menanjak itu lebih aman dibanding menurun. Dan benar saja, tak sampai 30 menit kami tiba di Puncak Ijen kembali.

Setibanya di puncak ijen, semakin banyak pengunjung yang datang. Kebanyakan turis asing dari Eropa, terutama dari Perancis. Mereka yang datang pagi hari tentu tidak bisa melihat fenomena si Api Biru.

Tapi keindahan danau kawah berwana hijau toksa berikut aktivitas penambang dan pengangkut belerang serta pemandangan menawan berupa puncak Gunung Raung dan Gunung Argopuro dari lereng Ijen, sudah memikat hati dan membuat mereka takjub. Dan ketakjuban itu kembali saya rasakan.


Tips Perjalanan 
Ada dua cara yang dapat Anda pilih. Pertama dengan membeli paket tur ijen atau berwisata mandiri. Kalau dengan paket wisata 2 hari, sudah termasuk ke Kawah Ijen ditambah tur agro wisata perkebunan kopi di Kali Klatak dan city tour Banyuwangi. Harga paketnya Rp 300ribu per orang, minimal 2 orang. Anda dijemput sopir dan pemandunya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi atau di Stasiun Banyuwangi,

Kalau naik kereta dari Stasiun Gubeng Surabaya ke Stasiun Banyuwangi naik kereta Mutiara Pagi pukul 9 pagi atau Mutiara Malam pukul 7 malam. Harga tiketnya Rp 90ribu untuk kelas bisnis saat week day atau Rp 120ribu saat week and.

Dari Banyuwangi Anda harus naik angkutan desa dengan ongkos Rp 10.000 ke Kecamatan Licin dulu kemudian perjalanan bisa dilanjutkan dengan menumpang truk pengangkut belerang ke pos Paltuding hanya dengan ongkos Rp 5.000 per orang. Tiket masuk untuk mendaki Gunung Ijen yang dikelola oleh Departemen Kehutanan ini Rp 2.000 untuk wisatawan Nusantara dan Rp 15.000 buat turis asing per orang.

Perlengkapan yang perlu dibawa senter, jaket hangat, penutup kepala dan masker penutup hidung untung menghindari bau asap beleranga yeng menyengat.

Sebaiknya Anda mengenakan celana berbahan kain atau celana cargo, sandal dan sepatu lapangan khusus mendaki yang nyaman. Anda tidak perlu khawatir sendirian naik Kawah Gunung Ijen pada dini hari untuk melihat fenomena Blue Fire. Karena pada jam-jam tersebut penambang belerang sudah untuk beraktivitas, menambang dan mengangkut belerang.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP