Sektor Ekonomi Kreatif Menyerap 140 Triliun Rupiah
Sektor Ekonomi Kreatif tahun ini menyerap pemasukan sampai 140 triliun rupiah. Penyerapan tersebut berasal dari semua item ekonomi kreatif yang ditangani Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yakni film, musik, seni pertunjukan, periklanan, arsitektur, desain, IT & software, game & interaktif, fashion, kerajinan, dan pasar barang seni serta kuliner.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menjelaskan sektor pariwisata dengan ekonomi kreatif itu adalah mutualis simbolisme yang saling menguntungkan. Dan pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyerap produk ekonomi kreatif terbesar.
"Contohnya dari perhotelan saja sebesar 40 persen menggunakan produk dari ekonomi kreatif mulai dari kerajinan tangan sampai bunga dan segala macam pendukungnya. Sementara restoran dan kafe menggunakan produk kuliner mulai dari makanan pembuka, utama hingga penutup dan minumnya, " jelasnya usai membuka pameran pariwsiata dan ekonomi kreatif terbesar di Indonesia bertajuk Indonesia Tourism & Economy Fair (ITCEF) 2012 di Jakarta Convention center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (20/10/2012), didampingi Wamendikbud Windu Nuryanti, ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Yanti Sukamdani, dan pakar pemasaran Hermawan Kertajaya.
"Jumlah pemasukan dari sektor ekonomi kreatif ini masih terus bertambah sampai akhir tahun ini. Namun kita belum menghitung berapa total penyerapannya," lanjut Sapta sambil meninjau beberapa stand pameran ITCEF.
Yanti Sukamdani menjelaskan ITCEF 2012 merupakan program kerja terbesar pertama BPPI yang berbasis creative tourism, selain program kerja kecil lainnya yang sudah dan tengah berjalan. "Saya berharap pameran ini dapat mendorong pertumbuhan industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain menjadi tempat bertemunya kalangan industri pariwisata Indonesia dengan pembeli paket dari luar negeri serta penikmat kuliner," jelasnya.
BBPI, lanjut Yanti tidak hanya bertanggungjawab mempromosikan potensi pariwisata Indonesia pun menjembatani pemerintah dengan pelaku usaha pariwisata.
ITCEF berlangsung sampai Minggu, 30 Oktober 2012. Ada sekitar 200 sellers yang mengikuti pameran. Di samping itu ada tabel top meeting yang mempertemukan para sellers dengan sekitar 100 buyers dalam dan luar negeri.
Yang menarik pameran ini juga menggelar konferensi dengan tema "Indonesia Tourism: The Role of Private Sector" dengan pembicara antara lain Sapta Nirwandar. "Diharapkan konperensi ini melahirkana grand design pariwisata Indonesia yang sudah lama menjadi impian para pelaku pariwisata guna memaksimalkan pengembangan pariwisata di Tanah Air," tambah Yanti.
Venue pameran ini terbagi dua. Di dalam JCC khusus produk keranjinan tangan seperti aneka batik, tenun, aksesoris, dan paket-paket wisata. Sementara di halaman Parkir Timur, khusus pameran kuliner Nusantara yang bertajuk Ina Culinary 2012 yang menyajikan aneka ragam soto, makanan khas dari berbagai daerah termasuk bermacam panganan kecil.
Di pameran ini juga ditampilkan tumpeng berukuran raksasa. "Mudah-mudahan nanti masuk rekor MURI," tutup Yanti.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar