Sawahlunto Pun Bermetamorfosa Jadi Kota Kreatif
Sukses menggaungkan nama Sawahlunto ke tingkat Nasional sebagai kota wisata tambang, rupanya Pemkotnya belum puas. Dan kini lewat acara bertajuk Sawahlunto Kreatif yang akan berlangsung di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada 30-31 Oktober 2012, Pemkot Sawahlunto didukung sejumlah pihak termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun ingin menjadikan kota yang memiliki sejumlah bangunan tua peninggalan Belanda ini sebagai kota kreatif.
Pada masa penjajahan Belanda, Sawahlunto pernah berpredikat sebagai kota industri batubara ternama dunia.Seiring menurunya deposit emas hitam itu, predikat itu pun memudar sampai akhirnya lenyap.
“Selama 120 tahun, batu bara tidak lagi memberikan harapan yang menggembirakan bagi kami. Akibatnya masyarakat cemas bahkan lebih dari 10.000 orang pindah ke kota lain. Kami tidak ingin Sawahlunto menjadi kota mati. Karena itu kami mencari jalan keluar dan akhirnya menjadikan kota ini sebagai kota wisata tambang," jelas Walikota Sawalunto, Amran Nur saat jumpa pers seputar persiapan acara Sawalunto Kreatif, di jakarta, Jum’at (19/10/2012) yang dihadiri Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi- Kemenparekraf Sadar Pakarti Budi, Kasubdit Wilayah Sumatera-Direktorat Pemasaran Pariwisata Dalam Negeri- Kemenparekraf Raseno Arya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sawahlunto Medi Iswandi, dan koreografer Hartati.
Sejumlah upaya pun dilakukan Pemkot Sawalunto untuk mewujudkan kota di Sumatera Barat ini menjadi kota wisata tambang. “Kami merubah bekas galian batubara menjadi obyek wisata danau dengan sejumlah fasilitas olahraga airnya. Kami juga membuat 4 museum berkaitan dengan tambang dan menata bangunan-bangaun tua bekas Belanda menjadi obyek wisata sejarah termasuk sebagai hotel dan mess. Kami juga menjadikan lubang atau gua bekas penggalian batubara termasuk kereta wisata yang pernah digunakan untuk mengangkut batubara sebagai bagian dari obyek wisata tambang, “ terangnya.
Berkat upaya tersebut, lanjut Amran, Sawahlunto bukan saja memberi harapan baru bagi masyarakat pun namanya sudah muai dikenal ditingkat Nasional bahkan mulai banyak wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) yang bertandang.
“Pada tahun 2005 jumlah wisnus yang ke Sawahlunto hanya 35.000 setahun, dan setelah menjadi kota wisata tambang meningkat menjadi 700.000 lebih pada tahun 2011. Sawahlunto pun mendapat julukan Belanda Kecilnya Indonesia,” tambah Amran.
Sadar Pakarti Budi menambahkan predikat sebagai kota heritage tambang kelas dunia memberi keuntungan tersendiri bagi Sawalunto. “Masyarakat di luar Sawalunto jadi tertarik dan akhirnya mau berkunjung ke Sawalunto,” jelasnya.
Kini, dalam upaya menjadikan Sawalunto sebagai kota wisata tambang dan juga kota kreatif, lanjutnya, Pemkot Sawahlunto mengelar acara bertajuk Sawalunto Kreatif di Jakarta. “Kami menyebar 1.500 undangan sesuai kapasaitas Theatre Jakarta. Selebihnya publik boleh datang dengan mengambil undangan langsung di venue namun tidak mendapat duduk,” kata Amran.
Medi Iswandi memaparkan acara Sawahlunto Kreatif meliputi bazaar produk kreatif Sawalunto seperti dendeng batakok, demo dan pameran songket silungkang dari masa ke masa, launching buku Sahabat Sawalunto, pameran foto, peragaan busana dan songket oleh Ria Miranda dengan tema Minangkabau Heritage, pagelaran kesenian rakyat dengan menampilkan alat musik tradisional talempong, kim, saluang, rabab, dan randai serta pagelaran tari Restorasi Songket Silungkang karya koreografer Hartati.
“Pada jelang malam terakhir acara Sawahlunto Kreatif akan digelar makan malam banjamba yang akan dihadiri antara lain Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, dan Ketua DPD RI Irman Gusman,” terangnya.
Hartati menjelaskan Restorasi Songket Silungkang yang akan ditampilkannya dalam acara Sawalunto Kreatif menceritakan sejarah Kota Sawalunto, kampung songket serta harapan masyarakat terhadap songket silungkang. “Durasi tariannya 45 menit, termasuk fashion show dan multi media untuk memperkuat alur cerita. Yang terlibat ada 134 penari inti, 14 penari tambahan, dan 7 orang pemusik. Totalnya dengan orang di belakang panggung sekitar 70 orang,” terangnya.
Raseno Arya mengatakan acara ‘Sawahlunto Kreatif’ mendapat respon positif dari banyak pihak. Dia yakin lewat acara ini, nama Sawahlunto akan semakin dikenal banyak orang dan diharapkan kunjungan wisatawannya kian meningkat.
“Dulu banyak orang yang takut datang ke Sawahlunto termasuk saya karena seperti kota mati dan sepi. Tapi sekarang sudah berkembang pesat. Bahkan belum lama ini kota ini menjadi lokasi start event internasional Tour de Singkarak,” jelasnya.
Selain Kemenparekraf, acara ini juga mendapat dukungan dari Pemprov Sumbar, PT Bukit Asam, PT Semen Padang, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, Jaringan Kota Pusaka Indonesia, dan Dekranasdaprov Sumbar.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar