Sawahlunto Pun Menuju Kota Homestay
Kendati jumlah hotelnya masih minim, Kota Sawalunto di Sumatera Barat pun tak berdiam diri. Gedung-gedung tuanya disulap menjadi mess dan sejumlah rumah warga dijadikan homestay untuk menampung wisatawan selama berwisata di kota wisata tambang ini. Berkat keseriusan pemkotnya dalam mencari alternatif akomodasi ini, kota penghasil Dendeng Batokok dan Tenun Silungkang ini dipercaya menjadi tuan rumah Homestay Fair ASEAN pada April 2013.
“Acara ini akan diikuti seluruh anggota ASEAN dengan peserta sekurangnya 1.000 orang,” jelas Walikota Amran Nur di Jakarta beberapa waktu lalu saat jumpa pers persiapan acara Sawahlunto Kreatif yang akan digelar di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), 30-31 Oktober 2012.Amran membenarkan bahwa beberapa bangunan tua bekas peninggalan Belanda di Sawahlunto selain dipergunakan untuk perkantoran, pun dijadikan hotel dan mess penginapan. Sementara sejumlah rumah penduduk disulap menjadi homestay. “Semua itu untuk meningkatkan ekonomi rakyat,“ jelasnya.
Saat ini sudah ada 76 homestay dengan total 140 kamar belum termasuk ekstra bed. Tarifnya Rp 150 ribu per malam sudah termasuk sarapan. “Kamarnya bertaraf standar hotel bintang satu. Sementara hotel baru ada dua dan rencananya akan ada dua tambahan hotel baru lagi,” terangnya.
Mengingat keterbatasan lahan dan kontur Sawahlunto yang berada di cekungan dengan dikelilingi perbukitan, pemkotnya lebih mengembangkan homestay sebagai alternatif bermalam di Sawahlunto. “Ketika acara Tour de Singkarak beberapa waktu lalu, sebanyak 600 atlit mampu tertampung di semua homestay yang ada,” paparnya.
Dengan dipercaya sebagai tuan rumah Homestay Fair ASEAN 2013, Amran berharap Sawalunto yang selama ini dikenal sebagai kota wisata tambang dan kini juga merangkak menjadi kota kreatif, lambat laun juga diharapkan dikenal sebagai kota homestay yang mampu menaikkan pendapatan rakyat dari kunjungan wisnus dan wisman.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar