Alasan Bandung Berpredikat Ibukota Kreatif Indonesia
Ada tiga kota di Indonesia yang dinilai paling kreatif sehingga dijuluki Kota Kreatif, yakni Bandung, Jogja, dan Solo. Namun di antara ketiganya, Bandunglah yang kemudian disebut-sebut sebagi ibukota kreatif Indonesia. Apa penyebabnya dan pantaskah kota kembang ini menyandang predikat demikian?
Lebih dari 10 tahun belakangan ini, nama Bandung kian tersohor di tingkat nasional hingga internasional lantaran membanjirnya produk fashion di Factory Outlet (FO) dengan tampilan kekinian dan unik. Sebelumnya ibukota Jawa Barat ini sudah identik dengan produk jeans di Cihampelas dan sepatu di Cibaduyut yang samapi sampai saat ini tak pernah sepi pengunjung.sekalipun masa kejayaannya sudah habis.
Kedua tempat itu boleh dibilang lokasi kreatif legendaris Bandung. Tak lama kemudian aneka produk kuliner menjamur di kota kembang ini. Mulai dari kuliner khas sunda sampai penaganannya seperti batagor, cireng, cimol, sarabi aneka rasa, sop buah, brownis, rainbow cake, dan lainnya.
Sejumlah café dan resto dengan gaya unik dan menarik memenuhi setiap sudut Kota Bandung. Ada yang berdiri sendiri, tak sedikit yang berada di dalam mall. Terlebih ketika beberpa mall tumbuh di kota ini, semakin marak dunia kuliner dan fashon di Bandung.
Berkat kedua produk kreatif itu, fashion dan kuliner Bandung pun menyedot perhatian wisatan Nusantara dan mancanegra.
Hampir tiap akhir pekan dan liburan, kota ini penuh sesak bukan Cuma wwar Jakarta dan sekitarnya juga dari daerah lain. Sementara turis asing, terutama dari negiri jiran Malaysia, Singapura, dan sejumlah negara Eropa.
Di bidang musik, Bandung termasuk kota penghasil musisi dan band andal di negeri ini. Dari penyanyi jaman dulu sebut saja Doel Sumbang, Bimbo, kemudial menyusul generasi Nickt Astria, Almarhum Nike Ardila, berlanjut GiGi, Yovie and The Nuno, Kahitna, riff, the Changcuters, sampai grup band fenomenal Peterpan yang kini berganti menjadi NOAH. Semuanya memiliki karatkter kuat hingga mendapat respon luarbiasa dari pecinta musik di Tanah Air.
Berkat kreativitas Bandung yang terus menggeliat, tak pelak Bandung mendapat banyak pendapatan dari produk kretaivitasnya.
Dan sebagai pembuktian kuat, kota ini pun kembali menjadi tuan rumah WIEF 4th Marketplace of Creative Arts, 14-15 April 2012 di Union Square Stage, Cihampelas Walk.
Pembukaannya dilakukan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu bersama Tanri Abeng-Advisor of Organising Committee of 4th Marketplace Bandung, Ridwan Kamil-Chairman of Bandung Creative City Forum (BCCF), dan Netty Prasetiyani, Chairperson of National Regional Crafts Council (Dekrasnada), Jawa Barat yang melakukan sapuan kuas di atas kanvas untuk menandakan dibukanya event kreatif bergengsi itu.
Marie menjelaskan, Marketplace merupakan kolaborasi artis dari seluruh negara yang berkumpul dan memamerkan karya seninya dalam upaya menjalin hubungan kerjasama yang lebih baik di antara mereka ke level selanjutnya dalam memberikan apresiasi kepada seni kreatif.
“Seni itu perlu untuk disorot, namun yang lebih penting adalah bagaimana memberikan nilai lebih kepada karya seni sehingga seni dapat menjadi lebih dari sekadar pertunjukkan namun juga menjadi potensi bisnis,” kata Marie.
Tun Musa Hitam, Chairman of WIEF Foundation mengatakan Marketplace merupakan ruang bagi kreatifitas, memberikan kesempatan bagi para praktisi seni muda untuk menunjukkan potensinya secara penuh “Kami percaya bahwa industri seni kreatif mempunyai banyak potensi ekonomi yang menunggu untuk digali,” ujarnya.
Untuk pertama kalinya The Marketplace diikuti 40 Artis partisipan dari 10 negarta se-Asia tenggara, ditambah Jepang, India dan Australia.
Teerawat Mulvilai dari Thailand menampilkan tarian dengan koreografi unik. Penyair dan musisi Shinji Moriwaki a.k.a Speech dari Jepang melantunkan rangkaian kata-kata indah, Indonesia sebagai tuan rumah mempersembahkan beberapa artis terbaiknya seperti Agung Gunawan, penari Jawa kontemporer dan penyanyi dan penulis lagu yang menjanjikan dan cemerlang, Sarasvati serta artis lainnya.
Acara ini juga diisi dengan diskusi bertajuk Ngomong-Ngomong dengan topik Building Bandung, the Creative City. Sejumlah pengunjung yang ingin belajar atau berbagi ide bagaimana membawa bisnis ke dalam seni, ikut bergabung dalam sesi.
Juga ada The Story of Survival atau menonton beberapa film yang diproduksi oleh para produser ternama di Asia Tenggara, yang dilanjutkan dengann Meet and Greet dengan mereka untuk mengetahui inspirasi di belakang karya mereka serta saling bertukar imajinasi.
Yang menarik ada sesi Masterclass “The Business Start-Up Masterclass” dengan pembicara Febby Arhemsyah dari Creative Entrepreneurs Network, Indonesia. Di sesi ini sejumlah pengunjung belajar bagaimana caranya mengembangkan bisnis seni kreatif.
Event 4th The Marketplace Of Creative Arts yang bertemakan Design Nation : Carving Creative Spaces ini kian memperkokoh kedudukan Bandung sebagai Ibukota Kreatif Indonesia.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar