Janji Pontianak Jika Jadi Tuan Rumah Lomba Sumpit Internasional 2012
Melihat Singkawang sukses menggelar International Borneo Sumpit Tournamen (IBOST) atau lomba sumpit internasional yang digelar 3 hari 18-20 November lalu, Pontianak pun tertarik dan siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan event serupa tahun depan. Apa yang akan dibenahi Pontianak agar event ini lebih sukses baik dari jumlah pengunjung, peserta dan prestasinya?
Pontianak punya alasan kuat mengapa ingin menjadi tuan rumah IBOST lantaran lomba sumpit ini dipandang punya kans kuat menjaring wisatawan. “Saya lihat event ini bisa menjadi salah satu wadah promosi obyek wisata di Pontianak,” jelas Kadisbudpar Pontianak Utin Hadidjah yng akrab disapa Ice di Pontianak, Senin (21/11/2011).
Harapannya itu ditujukan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf) dalam hal ini Direktorat Promosi Dalam Negeri (PDN) yang menjadi penggagas dan penyelenggara event lomba sumpit tingkat internasional pertama kali di Singkawang.
Pontianak, sambung Ice lagi bukan semata ibukota Kalbar tapi juga pintu masuk wisatawan ke Pontianak dan daerah lain di Kalbar. “Rasanya wajar kalau Pontianak yang menjadi tuan rumah tahun depan. Dan diharapkan kota dan kabupaten lain di Kalbar dapat memanfaatkan event ini untuk mempromosikan obyek-obyek wisatanya lewat pameran maupun pentas seni budaya,” jelasnya.
Menurut Ice penyelenggaraan IBOST di Singkawang kemarin sudah berjalan baik. Kekurangannya dari timing acara ke acara yang kurang pas dan lokasi lombanya kurang sesuai dengan karakter sumpit. “Sumpit itu sifatnya back nature, meski tempatnya disesuaikan dengan suasana seperti hutan biar lebih dapat karakternya,” jelasnya seraya menyebutkan salah satu lokasi yang bakal dijadikan venue lomba sumpit di Pontianak di Jeruju Besar, masih di kota Pontianak.
Jumlah peserta lomba di Singkawang juga belum banyak, dari Malasysia hanya dua klub sumpit saja yakni Kelab Menyumpit Julau (KMJ) dan Sarawak Dayak National Union (SDNU). “Nanti kalau di Pontianak, saya akan bekerjasama dengan Bimega yang bisa mengorganisir event untuk kawasan Asean. Selain itu juga akan mengajak bekerjasama dengan Persatuan Sumpit Kalbar, agar pesertanya lebih banyak lagi," akunya.
Incentive Bagi Wisatawan
Untuk memberi incentive bagi wisatawan, lanjutnya akan mengandeng ASITA dan PHRI untuk memberikan potongan harga baik tiket pesawat , hotel, supermarket, mall, dan restoran . “Kita akan mengadakan koordinasi dulu dengan pihak terkait. Karena kita tidak bisa urus semua sendiri. Kita harus duduk satu meja, satu bahasa, dan satu komitmen,” jelasnya.
Incentive seperti itu, lanjut Ice pernah dilakukan sewaktu Pontianak menggelar Hari Jadi Kota Pontianak. “Selama 1 bulan mulai dari 23 September-23 Oktober kami memberi diskon seluruh hotel di Pontianak, restoran mall dan lainnya. Besar diskonnya tergantung produk,” terangnya.
Melihat hasil prestasi lomba sumpit di Singkawang yang hampir seluruh hadiahnya disabet dua klub asal Serawak Malaysia, Ice berjanji akan menghimbau Persatuan Sumpit Kalbar untuk menyiapkan para atlit sumpitnya berlatih dengan lebih baik dan serius lagi. “Saya berharap kalau lomba sumpit jadi digelar di Pontianak tahun depan, bukan cuma dapat menjaring wisman sebanyak mungkin pun berhasil menjadi pemenangnya,” tegasnya.
Mengenai kontribusi apa yang akan diberikan Pemkot Pontianak jika menjadi tuan rumah nanti, Ice mengaku belum tahu. “Saya akan beritahukan ke Walikota Pontianak dulu. Setelah itu baru saya sampaikan apa saja yang dapat diberi Pontianak,” ungkapnya.
Direktur PDN, Kemenparekraf M. Faried mengaku belum dapat memastikan siapa yang bakal menjadi tuan rumah lomba sumpit internasional tahun depan. Menurutnya baru ada tiga kota yang berminat menjadi tuan rumah yakni Kota Balikpapan, Kaltim, Kota Pontianak dan Kota Singkawang, Kalbar. “Bisa jadi nanti ada kota lain yang mengajukan diri. Kami sedang mengevaluasi dulu hasil lomba sumpit pertama di Singkawang sekaligus menampung semua saran dan kritik termasuk saran soal sarat menjadi tuan rumah lomba sumpit nanti,” jelasnya.
Petrus Lengkoi, seniman besar Dayak yang menciptakan Tari Sumpit mengatakan kategori pertandingan lomba sumpit nanti harus ditambah lagi. Jangan hanya kategori berdiri dan jongkok, tapi juga duduk.
Selain itu peserta lombanya juga harus ditambah dari luar Kalimantan seperti Jawa dan lainnya agar lebih marak lagi persaingannya. “Di Jakarta ada banyak warga Dayak yang juga jago menyumpit, seperti di sejumlah anjungan Kalimantan yang ada di TMII. Jadi harus diikutsertakan,” imbaunya.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar