Festival Teater Jakarta 2011 di 8 Venue
Ada yang berbeda dari pergelaran Festival Teater Jakarta (FTJ) 2011. Biasanya FTJ digelar di Taman Ismail Marzuki, tahun ini akan diadakan di 8 lokasi. Perbedaan lainnya, FTJ ke 39 kali ini bakal diramaikan dengan bermacam acara pendukung, termasuk peluncuran buku.
Ada 14 grup teater terbaik dari 5 wilayah Jakarta yanag bakal unjuk kebolehan dalam FTJ 2011. Ke-14 teater tersebut hasil terdiri atas 13 teater dari hasil seleksi dan 1 teater pemenang FTJ sebelumnya. “Penyeleksian peserta berlangsung sebulan sejak Juli sampai Agustus 2011. Yang mendaftar ada 56 teater,” kata Dewi Noviami selaku Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) saat konferensi pers di Teater Kecil, TIM, Jakarta, Kamis, (24/11/2011).
Ketua Panitia FTJ 2011 Malhamang Zamzam menambahkan bahwa seluruh peserta yang tersaring akan mementaskan 5 naskah asli dengan tema Membaca Aku, Membaca Laku. “Sejak tahun 2006 sudah ada 25 naskah asli yang dipentaskan dlam FTJ. Diharapkan teater-teater lainnya juga mampu menggarap naskah drama asli sendiri,” imbaunya.
Adapun acara pendukung FTJ 2011 antara lain Pasar Drama, Warung Kepulauan Seribu, Pemutaran Dokumentasi Video Teater, Penerbitan Majalah Teater, dan Diskusi Tematik.
Khusus diskusi tematik akan menghadirkan sejumlah pembicara yang berkompeten dibidangnya antara lain Teguh Osentrik yang akan menjadi pembicara utama dalam diskusi bertema “Perkembangan Pengaruh Seni dalam Artistik Panggung Seni pertunjukan Kini”.
Selain itu ada Goenawan Muhammad, Are Budiman, dan Riri Riza yang akan berdiskusi tentang “Perkembangan Lanskap Seni Pertunjukan di Jakarta dan Pengaruhnya pada Kehidupan Teater Indonesia. Lalu ada Mira Lesmana dari Miles Production dan Ratna Riantiarno yang akan berdikusi mengenai “Manajemen Seni Pertunjukan”.
Dua buku baru juga akan diluncurkan yakni buku “Hiburan Masa lalu dan Tradisi Lokal” karya Fandy Hutari dan buku “Kitab Teater” karya Nano Riantioarno disertai dengan diskusi yang menghadirkan sejumlah pembicara seperti Niniek L Karim, Didi Petete, dan Jakob Sumardjo.
Ketua Steering Committee FTJ 2011 Ediyan Munaedi menjelaskan dewan juri yang akan menilai 14 kelompok yang berlaga dalam FTJ 2011 antara lain Putu Wijaya, N Riantiarno, Afrizal Malna, dan Dindon WS.
Mereka akan memilih kelompok yang berhak atas 11 penghargaan meliputi Grup Terbaik I,II, dan III, Sutradara, tata Arstistik, Tata Msuik, Naskah Drama Asli, Aktor & Aktris Pendukung, Aktor & Aktris Utama Terbaik. “Kami juga mengundang juri dari luar jakarta dengan hararapan teman dari luar Jakarta dapat menangkap sesuatu dari Jakarta dan sebaliknya,” ujarnya.
Pembukaan FTJ akan berlangsung di Teater Jakarta, TIM pada 29 November 2011 dengan menampilkan kelompok Wayang Kampung Sebelah. Penutupannnya di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) pada 14 Desember 2011 dengan menyuguhkan Sandiwara Pettapuang.
Setiap harinya akan digelar 1 pertunjukkan peserta FTJ 2011 dan beberapa acara pendukung. Delapan venue yang digunakan selama FTJ 2011 adalah Gedung Teater Jakarta di TIM, Salihara di Jl Salihara 14 Jaksel, Gedung Kesenian Miss Tjitjih di Cempaka Putih Jakpus, Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Gelanggang Remaja Jakbar di Grogol Jakbar, Gelanggang remaja Jaksel di Bulungan Raya jaksel, Lapangan Student Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah di Ciputat, dan Gedung Kesenian Jakarta di Pasar baru, jakpus yang digunakan untuk acara penutupan sekaligus pengumuman pemenang FTJ 2011. “Juara pertama akan mendapat hadia Rp 25 Juta dan biaya pembinaan sebesar Rp 15 Juta serta berhak tampil di FTJ tahun berikutnya,” terang Dewi.
Masyarakat yang ingin menonton FTJ 2011, lanjut Dewi dapat langsung mendatangi venue-nya. “Tidak dipungut bayaran alias gratis, kecuali untuk pertunjukkan di Salihara dikenakan tiket masuk sebesar Rp 30.000 per orang,” tambahnya seraya menargetkan jumlah penonton FTJ 2011 di masing-masing venue sekitar 200-300 orang belum termasuk penonton di acara pendukungnya.
FTJ merupakan ajang kompetisi para teaterawan Jakarta yang sudah terselenggara sejak 1973. Festival ini didanai Disbudpar DKI Jakarta. Namun sempat vakum beberapa tahun dan kemudian muncul lagi pada 2006 hingga sekarang.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar