Tiga Tugas Khusus Dirjen NBSF Baru
Ada tiga (3) perintah atau tugas khusus yang diberikan Menbudpar Jero Wacik kepada Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film (NBSF) Ukus Kuswara, yang dilantik di Jakarta, Rabu (15/6/2011). Ketiga tugas itu bermuara pada pembangunan karakter bangsa. Apa saja dan apa yang harus dia lakukan?
Perintah atau tugas khusus pertama Dirjen NBSF Ukus Kuswara adalah membangun karakter bangsa. Menurut Menbudpar Jero Wacik kementerian di Indonesia yang dibawahnya ada Direktorat Budi Pekerti dan Pembangunan Karakter Bangsa adalah Kemenbudpar. “Jadi gaung pembangunan karakter bangsa harus lebih banyak dari kementerian ini,” tegasnya,
“Kalau di Kemendiknas pembangunan karakter bangsa lewat kurikulum, begitu juga dengan Kemenag dan Kemenpora. Tapi di Kemenbudpar mengunakan seni dan budaya untuk membangun karakter bangsa,” terangnya.
Membangun karakter bangsa, lanjut Jero Wacik adalah pekerjaan yang tidak pernah selesai (never ending job) dan tidak akan pernah selesai. Presiden Soekarno yang pertama membuat kalimat caracter nation building pada tahun 40-an, dan sampai sekarang belum selesai. “Jadi jangan menyalahkan presiden-presiden berikutnya karena memang belum selesai dan tantangannya berbeda,” katanya.
Contohnya, waktu era Soekarno belum terpikirkan bahwa orang main internet, jejaring sosial facebook dan twitter sudah mejadi keseharian, mencaci maki orang lain seenaknya, bicaranya seperti orang di hutan, bilang monyet, dan segala macam.
“Ini tugas saudara membuat generasi muda untuk tetap berkoridor dan beretika budaya Indonesia. Walaupun facebook dan twitter sepertinya bebas tapi harus ada koridor dan etikanya. Bukan kita yang mengatur teknologinya tapi kita bagian budayanya dengan menghimbau generasi muda bersikap sesuai koridor budaya bangsa dan melibatkan pers untuk menyampaikan himbauan itu, “ paparnya.
Tugas membangun karakter bangsa tidak mudah. “Untuk itu Anda harus mengerahkan semua anak buah Anda agar tiap bangun tidur ingat tugas membangun karakter bangsa. Dan mengingatkan apa yang harus dikerjakan hari ini untuk membangun karakter itu,” pesannya.
Tugas khusus kedua Dirjen NBSF baru, menjaga hubungan baik dengan seniman dan budayan yang beridealis tinggi dan melahirkan karya-karya besar (masterpieace) atau adiluhung. “Kalau ada seniman atau budayawan yang sakit, sempatkan nengok sehingga merasa dijaga oleh Kemenbudpar. Kalau ada yang meninggal, beri perhatian dan atensi. Walau anggaran kita kecil, ada anggaran untuk membantu mereka. Siapkan anggaran dan atensi itu,” imbaunya lagi.
Tugas ketiga, memberi anugerah kepada seniman dan budayawan yang berdedikasi tinggi dan mengharumkan nama bangsa dengan karyanya. “Secara tidak sadar, mereka butuh penghargaan. Dan kewajiban kitalah memberi anugerah,” ungkapnya.
Ajak bicara budayawan atau seniman yang nyeleneh atau berseberangan untuk bersama-sama membangun karakter bangsa. “ Jangan menghindar. Mereka begitu karena ingin negerinya baik,” tutup Jero Wacik.
Selesai dilantik, Ukus Kuswara menjelaskan bahwa dia mendapat 3 perintah khusus dari Menbudpar Jero Wacik yakni membangun karakter bangsa, bermitra, dan memperbanyak apresiasi kepada seniman dan budayawan.
“Ketiga tugas itu bermuara untuk membangun karakter bangsa tadi,” katanya kepada media usai diberi selamat oleh sejumlah eselon 1, 2, dan para awak media.
Disinggung soal kendala yang masih menghambat perkembangan seni budaya Indonesia, Ukus mengatakan akan menghadapinya. “Semua kendala pasti ada. Tapi kita tidak akan membicarakan kendala itu, kita akan bicara apa saja yang akan kita lakukan untuk mencapai sasaran dengan terus membangun karakter bangsa,” tegasnya.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Akbar Handoko, Pusformas Kemenbudpar
Perintah atau tugas khusus pertama Dirjen NBSF Ukus Kuswara adalah membangun karakter bangsa. Menurut Menbudpar Jero Wacik kementerian di Indonesia yang dibawahnya ada Direktorat Budi Pekerti dan Pembangunan Karakter Bangsa adalah Kemenbudpar. “Jadi gaung pembangunan karakter bangsa harus lebih banyak dari kementerian ini,” tegasnya,
“Kalau di Kemendiknas pembangunan karakter bangsa lewat kurikulum, begitu juga dengan Kemenag dan Kemenpora. Tapi di Kemenbudpar mengunakan seni dan budaya untuk membangun karakter bangsa,” terangnya.
Membangun karakter bangsa, lanjut Jero Wacik adalah pekerjaan yang tidak pernah selesai (never ending job) dan tidak akan pernah selesai. Presiden Soekarno yang pertama membuat kalimat caracter nation building pada tahun 40-an, dan sampai sekarang belum selesai. “Jadi jangan menyalahkan presiden-presiden berikutnya karena memang belum selesai dan tantangannya berbeda,” katanya.
Contohnya, waktu era Soekarno belum terpikirkan bahwa orang main internet, jejaring sosial facebook dan twitter sudah mejadi keseharian, mencaci maki orang lain seenaknya, bicaranya seperti orang di hutan, bilang monyet, dan segala macam.
“Ini tugas saudara membuat generasi muda untuk tetap berkoridor dan beretika budaya Indonesia. Walaupun facebook dan twitter sepertinya bebas tapi harus ada koridor dan etikanya. Bukan kita yang mengatur teknologinya tapi kita bagian budayanya dengan menghimbau generasi muda bersikap sesuai koridor budaya bangsa dan melibatkan pers untuk menyampaikan himbauan itu, “ paparnya.
Tugas membangun karakter bangsa tidak mudah. “Untuk itu Anda harus mengerahkan semua anak buah Anda agar tiap bangun tidur ingat tugas membangun karakter bangsa. Dan mengingatkan apa yang harus dikerjakan hari ini untuk membangun karakter itu,” pesannya.
Tugas khusus kedua Dirjen NBSF baru, menjaga hubungan baik dengan seniman dan budayan yang beridealis tinggi dan melahirkan karya-karya besar (masterpieace) atau adiluhung. “Kalau ada seniman atau budayawan yang sakit, sempatkan nengok sehingga merasa dijaga oleh Kemenbudpar. Kalau ada yang meninggal, beri perhatian dan atensi. Walau anggaran kita kecil, ada anggaran untuk membantu mereka. Siapkan anggaran dan atensi itu,” imbaunya lagi.
Tugas ketiga, memberi anugerah kepada seniman dan budayawan yang berdedikasi tinggi dan mengharumkan nama bangsa dengan karyanya. “Secara tidak sadar, mereka butuh penghargaan. Dan kewajiban kitalah memberi anugerah,” ungkapnya.
Ajak bicara budayawan atau seniman yang nyeleneh atau berseberangan untuk bersama-sama membangun karakter bangsa. “ Jangan menghindar. Mereka begitu karena ingin negerinya baik,” tutup Jero Wacik.
Selesai dilantik, Ukus Kuswara menjelaskan bahwa dia mendapat 3 perintah khusus dari Menbudpar Jero Wacik yakni membangun karakter bangsa, bermitra, dan memperbanyak apresiasi kepada seniman dan budayawan.
“Ketiga tugas itu bermuara untuk membangun karakter bangsa tadi,” katanya kepada media usai diberi selamat oleh sejumlah eselon 1, 2, dan para awak media.
Disinggung soal kendala yang masih menghambat perkembangan seni budaya Indonesia, Ukus mengatakan akan menghadapinya. “Semua kendala pasti ada. Tapi kita tidak akan membicarakan kendala itu, kita akan bicara apa saja yang akan kita lakukan untuk mencapai sasaran dengan terus membangun karakter bangsa,” tegasnya.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Akbar Handoko, Pusformas Kemenbudpar
0 komentar:
Posting Komentar