Tiga Pameran di Lawang Sewu Merubah Imej Horor
Lawang Sewu, Semarang yang terkenal keangkerannya bakal menjadi venue 3 pameran yang diadakan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bekerjasama Pemprov Jawa Tengah, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), dan Kemenbudpar. Pameran apa saja yang akan digelar 5-10 Juli 2011? Mampukah menghapus citra horornya?
Tiga pameran yang rencananya akan dibuka Ani Bambang Yudhoyono selaku Pembina DEKRANAS ini adalah Pameran Kriya Nusantara yang menampilkan aneka produk kerajinan unggulan dari 33 provinsi dan 35 kab/kota se Jawa Tengah, Pameran Heritage khusus memamerkan gasing dan celengan dari masa ke masa dari seluruh Indonesia sekaligus memajang sertifikat UNESCO yang diberikan kepada Indonesia, dan Pameran Kuliner bertema ”Diversifikasi Menuju Kemandirian Pangan Nusantara” yang menyajikan kuliner unggulan dari masing-masing daerah di seluruh Indonesia dan produk diversifikasi pangan.
Tujuan kegiatan ini mengoptimalkan Lawang Sewu untuk berbagai kegiatan kreatif yang bermanfaat dan sebagai daerah tujuan wisata. Dan menjadikannya sebagai ikon pariwisata sekaligus mengangkat citra Kota Semarang sehingga mampu meningkatkan investasi, perdagangan, dan pariwisata.
Selain tiga pameran juga ada beberapa pergelaran seni yang menyuguhkan Pertunjukan Seni Musik Pelajar, Festival Dolanan Anak, dan Pergelaran Seni Tradisional dari berbagai kab/kota di Jawa Tengah. Juga ada atraksi budaya partisipasi masyarakat seperti pembuatan wayang kertas dan wayang kulit, pembuatan permainan tradisional anak, pembuatan angklung, atraksi egrang bergoyang, atraksi gathilan, dan atraksi gasing.
Aneka lomba juga digelar antar lain Lomba Permainan Tradisional Anak di halaman Gedung Lawang Sewu dengan peserta anak-anak dari berbagai kota di sekitar Semarang, Lomba Memasak, dan Lomba Kriya Anak-Anak.
Gedung Lawang Sewu diresmikan pertama kali 1 Juni 1907, dan merupakan benda cagar budaya yang dilindungi UU no 5 tahun 1992 direvisi UU no 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Menurut UU ini, Gedung yang telah berusia lebih dari 100 tahun ini dapat dimanfaatkan selama tidak mengubah keasliannya dan sesuai fungsi awalnya.
Ketua Bidang Promosi Trisna Wacik mengatakan Gedung Lawang Sewu sebagai destinasi baru juga diharapan bisa menaikkan citra pariwisata Semarang dan Jawa Tengah. “Kemenbudpar sudah mempersiapkan paket-paket wisata yang ada Lawang Sewu kedalam dan luar negeri,” jelasnya.
Promosi Lawang Sewu sebagai daerah tujuan wisata, lanjut Trisna Wacik dilakukan direct promotion diberbagai Mal di Jakarta, Bandung, dan Semarang dengan membuat paket wisata. Selain itu dalam pembukaan peresmian tersebut akan menghadirkan jurnalis dari luar negeri yaitu Belanda, Malaysia, dan Singapura dalam kegiatan Fam Trip.
Ketua Dekranasda Jawa Tengah Sri Suharti Bibit Waluyo berharap peresmian Lawang Sewu dan pameran yang digelar menjadikan citra Jawa Tengah, kerajinan, dan pariwisatanya meningkat sehingga dapat meningkatkan perekonomian pengrajin di Jawa Tengah.
Ketua panitia penyelenggara peresmian Lawang Sewu Okke Hatta Rajasa mengatakan Lawang Sewu sebagai benda cagar budaya perlu difungsikan agar bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat.
EVP Heritage PT KAI Ella Ubaidi menambahkan dalam rangka turut memajukan produk industri kreatif, Gedung Lawang Sewu dapat difungsikan sebagai gedung sarana ruang pamer, pergelaran seni, seminar, dan perkantoran.
Citra Horor
Lawang Sewu yang dahulu digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api Belanda, Nederlandsch Indische Spoorweg Maschaappij (NIS), terlanjur dikenal sebagai lokasi wisata horor yang cukup tersohor.
Bangunan art deco ini memiliki banyak pintu di berbagai sisi ini, oleh karenanya masyarakat setempat menjulukinya sebagai pintu atau ‘lawang’ dalam Bahasa Jawa, dan ’sewu’ artinya seribu, sebagai arti kiasan banyak pintu.
Ada beberapa ruang dan benda yang memperkuat kesan horor di gedung ini berikut cerita mistisnya, antara lain penjara bawah tanah tempat penampungan air oleh tentara Belanda yang kemudian digunakan tentara Jepang sebagai lokasi penyiksaan.
Selain itu ada penjara Berdiri berukuran lebar 1×1 meter untuk memuat 6 tahanan orang Indonesia yang dikurung sampai meninggal, penjara jongkok selebar 1,5 m dan setinggi 1 m untuk memenjarakan 7- 8 orang hingga meninggal, tempat pemasungan kepala, dan perantai badan.
Dengan peresmian Gedung Lawang Sewu berikut akan digelarnya 3 pameran, berikut suguhan atraksi seni budaya, dan aneka lomba, diharapkan imej Lawang Sewu sebagai obyek wisata horor selama ini, lambat laun sirna.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar