Triesna Wacik Makin Bangga Jadi Miss Toilet
Menyandang ratu kecantikan mungkin semua perempuan senang. Tapi belum tentu kalau berpredikat ratu kamar kecil atau miss toilet. Gelar itu justru bangga disandang Triesna Wacik, istri Menbudpar Jero Wacik. Predikat Miss Toilet baginya bukan cuma unik, langka tapi kuat pesan edukasinya.
Gelar miss toilet yang langsung ditunjuk oleh suaminya sendiri, bukan asal gelar. Sang ratu WC ini punya kerjaan dan tanggungjawab besar. Dia harus merubah polapikir pengelola tempat umum termasuk obyek wisata agar mengelola toilet umumnya dengan baik dan profesional sesuai standar internasional. “Toilet umum itu semestinya sebersih, seindah, dan senyaman ruang tamu, ” katanya.
Untuk mewujudkan itu dia bersama timnya menggadakan lomba toilet umum bersih tingkat nasional. Tahun 2007 dan 2009 dia mulai dengan lomba toilet umum bersih di Bandara. Dilanjutkan tahun 2010 lomba toilet umum bersih di museum berkaitan dengan tahun kunjungan museum.
Dan tahun 2011 ini, dia kembali membuat 2 kegiatan serupa khusus toilet umum bersih di bandara baik nasional maupun internasional dan lomba toilet umum bersih di Kebun Binatang se-Indonesia yang pemberian penghargaannya akan dilaksanakan di Jakarta, bertepatan dengan Hari Pariwisata, 27 September.
Sebenarnya dia ingin memperlombatkan semua toilet umum yang ada, seperti di terminal, pelabuhan, sekolah, dan lainnya. Tapi karena kegiatannya didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), untuk sementara lokasi kegiatan ditujukan pada tempat-tempat yang berkaitan dengan pariwisata seperti toilet di museum, bandara, dan obyek wisata kebun binatang.
Masalah toilet menurut dia bukan semata urusan Kemenbudpar tapi juga kementerian terkait lainnya termasuk pihak swasta. “Mudahan-mudahan kementerian lain misalnya Kemendiknas bisa membuat lomba toilet bersih di sekolah-sekolah atau kampus-kampus, Kementerian Agama membuat lomba toilet umum di masjid-masjid, dan lainnya,” imbaunya.
Sejak menyandang miss toilet, Triesna mengaku kebanjiran pesan singkat atau SMS dari sejumlah orang baik yang dia kenal maupun tidak. “Isinya kebanyakan keluhan seputar toilet umum. Biasanya SMS itu saya forward ke pengelola bandara, direktur Angkasa Pura, menteri dan isteri menteri terkait serta pihak lain agar mereka tahu dan tindak lanjuti,” terangnya.
Banyaknya pesan pendek yang masuk di HP-nya perihal kebersihan toilet umum, menurutnya itu bagus sebagai informasi dan masukan untuk memantau toilet-toilet yang dikeluhkan masyarakat. Itu juga menandakan predikatnya sebagai ratu kamar kecil mulai dikenal banyak orang. “Tapi saya perlu tahu nomor HP para pengelola toilet umum di bandara dan lainnya biar nanti kalau ada yang komplain saya bisa langsung forward,” terangnya.
Setiapkali menemani suaminya bertugas ke berbagai tempat, dia selalu menyempatkan waktu memeriksa toilet umum di bandara dan tempat lainnya. “Bahkan toilet umum khusus pria saya juga periksa, makanya saya dikenal banyak petugas toilet,” akunya.
Sampai kapan Triesna menyandang Miss Toilet? Entahlah dia pun mengaku belum tahu. Mungkin hingga jabatan suaminya selaku Menbudpar selesai. Tapi kalau masyarakat tetap menginginkannya jadi Miss Toilet terus, dia bilang tak keberatan bahkan sangat bangga menyandang predikat itu meski tanpa selendang dan tiara sebagaimana ratu kecantikan. “Kalau pakai selendang dan tiara justru terkesan ada jarak. Tapi kalau buat lucu-lucuan boleh juga,” selorohnya.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Irhamna Ilham, Pusformas, Kemenbudpar
Gelar miss toilet yang langsung ditunjuk oleh suaminya sendiri, bukan asal gelar. Sang ratu WC ini punya kerjaan dan tanggungjawab besar. Dia harus merubah polapikir pengelola tempat umum termasuk obyek wisata agar mengelola toilet umumnya dengan baik dan profesional sesuai standar internasional. “Toilet umum itu semestinya sebersih, seindah, dan senyaman ruang tamu, ” katanya.
Untuk mewujudkan itu dia bersama timnya menggadakan lomba toilet umum bersih tingkat nasional. Tahun 2007 dan 2009 dia mulai dengan lomba toilet umum bersih di Bandara. Dilanjutkan tahun 2010 lomba toilet umum bersih di museum berkaitan dengan tahun kunjungan museum.
Dan tahun 2011 ini, dia kembali membuat 2 kegiatan serupa khusus toilet umum bersih di bandara baik nasional maupun internasional dan lomba toilet umum bersih di Kebun Binatang se-Indonesia yang pemberian penghargaannya akan dilaksanakan di Jakarta, bertepatan dengan Hari Pariwisata, 27 September.
Sebenarnya dia ingin memperlombatkan semua toilet umum yang ada, seperti di terminal, pelabuhan, sekolah, dan lainnya. Tapi karena kegiatannya didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), untuk sementara lokasi kegiatan ditujukan pada tempat-tempat yang berkaitan dengan pariwisata seperti toilet di museum, bandara, dan obyek wisata kebun binatang.
Masalah toilet menurut dia bukan semata urusan Kemenbudpar tapi juga kementerian terkait lainnya termasuk pihak swasta. “Mudahan-mudahan kementerian lain misalnya Kemendiknas bisa membuat lomba toilet bersih di sekolah-sekolah atau kampus-kampus, Kementerian Agama membuat lomba toilet umum di masjid-masjid, dan lainnya,” imbaunya.
Sejak menyandang miss toilet, Triesna mengaku kebanjiran pesan singkat atau SMS dari sejumlah orang baik yang dia kenal maupun tidak. “Isinya kebanyakan keluhan seputar toilet umum. Biasanya SMS itu saya forward ke pengelola bandara, direktur Angkasa Pura, menteri dan isteri menteri terkait serta pihak lain agar mereka tahu dan tindak lanjuti,” terangnya.
Banyaknya pesan pendek yang masuk di HP-nya perihal kebersihan toilet umum, menurutnya itu bagus sebagai informasi dan masukan untuk memantau toilet-toilet yang dikeluhkan masyarakat. Itu juga menandakan predikatnya sebagai ratu kamar kecil mulai dikenal banyak orang. “Tapi saya perlu tahu nomor HP para pengelola toilet umum di bandara dan lainnya biar nanti kalau ada yang komplain saya bisa langsung forward,” terangnya.
Setiapkali menemani suaminya bertugas ke berbagai tempat, dia selalu menyempatkan waktu memeriksa toilet umum di bandara dan tempat lainnya. “Bahkan toilet umum khusus pria saya juga periksa, makanya saya dikenal banyak petugas toilet,” akunya.
Sampai kapan Triesna menyandang Miss Toilet? Entahlah dia pun mengaku belum tahu. Mungkin hingga jabatan suaminya selaku Menbudpar selesai. Tapi kalau masyarakat tetap menginginkannya jadi Miss Toilet terus, dia bilang tak keberatan bahkan sangat bangga menyandang predikat itu meski tanpa selendang dan tiara sebagaimana ratu kecantikan. “Kalau pakai selendang dan tiara justru terkesan ada jarak. Tapi kalau buat lucu-lucuan boleh juga,” selorohnya.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Irhamna Ilham, Pusformas, Kemenbudpar
0 komentar:
Posting Komentar