Festival Tangkuban Parahu 2011 Gelar Tur Wisata
Guna mengangkat dan melestarikan budaya adat masyarakat Tangkuban Parahu dan budaya masyarakat Jawa Barat (Jabar) umumnya, Festival Budaya dan Pariwisata Gunung Tangkuban Perahu 2011 digelar selama sepekan sejak 14 s/d 21 Mei mendatang. Selain pagelaran seni, budaya dan bazar kuliner dan kerajinan tangan, festival ini pun adakan tur wisata ke sejumlah obyek. Obyek wisata mana saja?
Festival yang berlangsung di Curug Ninih, Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (14/5/2011), dibuka secara resmi oelh Ketua DPR Marzuki didampingi Wagub Jabar Dede Yusuf. Pada kesempatan itu Marzuki menjadi saksi penganugrahan Rekor Muri Seni khas Sunda, Rampak Kecapi.
Kedatangan Marzuki disambut dengan upacara penyambutan tamu agung ala Sunda, Upacara Pangbagea dari Padepokan Abah Renggon Subang. Saat menuju kursi kehormatan, Marzuki yang diikuti Jabar 2 dan kasepuhan sunda dikawal para penari.
Selama sepekan, festival yang digelar oleh Gabungan Masyarakat Adat Tangkuban Parahu didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat, Abah Wawa Sesepuh Sasana Kerta Meudal Guriang, dan sejumlah pemerhati budaya ini menampilkan pagelaran budaya dan seni tradisional Sunda, Jawa Barat dan Nusantara.
Ada beladiri tradisional, permainan dan olahraga tradisional rakyat, permainan anak-anak Indonesia, tarian-tarian putri dan anak-anak putri, prosesi kesenian, bazar seni dan budaya, pameran pariwisata, kerajinan, cendera mata, dan kuliner tradisional.
Festival bertema “Merekatkan dan melestarikan seni budaya tradisional Sunda & Nusantara untuk memajukan pariwisata Indonesia” ini juga menggelar tur wisata ke Kawah Domas Gunung Tangkuban Parahu dan Kawah Ratu serta ke obyek wisata di sekitar Gunung Tangkuban Parahu.
Usai membuka festival ini, Marzuki Alie berjanji akan membahas sengketa pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Parahu dengan Menteri Kehutanan. Dia akan berbicara dengan Menteri Kehutanan. “Bila ditemukan pelanggaran hukum, hukum harus ditegakkan,” jelasnya.
Sengketa pengelolaan TWA Tangkuban Parahu muncul pada 2009. Ketika pengelolaan diambil alih PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan saat itu. Keputusan itu ditenggarai tidak memperhatikan aturan yang berlaku di Pemprov Jabar.
Tangkuban Parahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama demikian karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Selain terkenal karena keindahan alamnya, Tangkuban Parahu juga tersohor karena legendanya yang berkisah tentang percintaan antara pria muda bernama Sangkuriang dengan perempuan cantik bernama Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibu kandung Sangkuriang sendiri.
Naskh: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Edwan & Dok Ist.
0 komentar:
Posting Komentar