Baru 2 Cruise Bersandar di Benoa Per Bulan
Pelabuhan Benoa, Bali yang juga memiliki dermaga untuk kapal pesiar (cruise), baru mampu menjaring 2 cruise dalam sebulan. Padahal daya tarik Bali begitu besar. Apa kendalanya?
Dirut Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Djarwo Surjanto mengatakan kendala utama Pelabuhan Benoa untuk cruise, perairannya masih dangkal, baik di alur pelayaran maupun di kolam dermaganya. Untuk menambah kedalaman keduanya harus dikeruk mengingat kedalaman air minimal yang aman dilalui kapal pesiar itu 11 meter. Selain itu fasilitas pendaratannya juga belum rampung diperbaiki.
“Untuk alur pelayaran kita sedang melakukan penelitian. Sedangkan kolamnya kita sudah mulai keruk sudah 2 bulan lalu,” jelasnya, Senin (30/5/2011) dalam "International Seminar On Cruise Development of Indonesia” di Jakarta.
Kata dia, perbaikan tempat pendaratan cruise di Benoa sedang dikerjakan, diperkirakan 3 bulan lagi selesai.
Lama pembangunan dermaga di pelabuhan cruise, lanjut Djarwo memakan waktu sekitar 2 tahun. “Biayanya tergantung besar dermaga yang mau dikeruk. Mau yang Ada yang bisa disandari kapal 2.000 atau 6.000 penumpang itu beda,” terangnya.
Rata-rata kunjungan cruise ke Benoa sekitar 30 cruise atau per bulan rata-rata dua cruise. “Yang terbanyak kunjungan cruise di Indonesia masih di Benoa,” tambah Djarwo.
Kondisi Pelabuhan Benoa dikritik Captain Nikolaos Antalis dari Royal Caribbean Internasional, salah satu kapal pesiar yang pernah ke Benoa. Dia mengatakan, sebagai salah satu lokasi sandar kapal pesiar, Pelabuhan Benoa belum memadai. "Untuk kapal pesiar ukuran besar, Benoa belum bisa disandari,” akunya.
Dirjen Pemasan Kemnbudpar, Sapta Nirwandar mengatakan jumlah kedatangan (calls) cruise pada 2010 ada 214 calls denagn penumpang 127.674 orang. ”Tahun ini menurun 189 calls tapi jumlah penumpangnya meningkat menjadi 135.608 orang”.
Banyak operator cruise dunia yang kini beralih ke jenis kapal generasi terbaru mega cruise, seperti kapal pesiar terbesar saat ini Oasis of the Seas yang mampu mengangkut 6.360 orang dan 2.165 awak kabin.
Perubahan tren ini semestinya juga diantisipasi pihak pelabuhan yang memiliki dermaga khusus kapal pesiar dengan infrastruktur dan sarana yang memadai. Bila tidak, Indonesia cuma jadi penotnon.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: dok. Ist.
0 komentar:
Posting Komentar