Lomba Penulisan Cerita Film Anak-Anak dan Kepahlawanan
Dalam rangka meningkatkan jumlah dan mutu film nasional serta membangun karakter bangsa lewat film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mendukung penyelenggaraan “Lomba Penulisan Cerita Film Tentang Anak-Anak dan Kepahlawanan”, tahun ini. Lomba yang akan memilih 10 pemenang ini terbuka untuk umum, berhadiah total ratusan juta rupiah. “Naskah pemenang lomba ini akan divisualisasikan ke dalam film layar lebar,” kata Menbudpar Jero Wacik, saat merayakan Hari Film Nasional ke-61 di Jakarta, Rabu (30/03/2011). Menbudpar optimis sampai akhir tahun ini, jumlah produksi film nasional akan mencapai 100 judul. Jero Wacik yakin masih banyak produser idealis yang menanamkan nilai-nilai positif lewat filmnya, bukan hanya mencari keuntungan semata. “Produser yang idealis itu patut diberi dukungan dan apresiasi. Pemerintah akan memfasilitasi film-film berkualitas ini ke berbagai festival film nasional,” jelasnya. Untuk menjadikan film sebagai media membangun karakterk bangsa, lanjut Jero Wacik, pertama-tama yang harus dibangun karakternya adalah orang-orang film sendiri, seperti produser, sutradara, dan termasuk pemain filmnya. Dengan pembanguan karakter bangsa terhadap produser, diharapkan mereka akan membuat film yang bukan semata komersil, melainkan juga mempunyai sisi nilai pembangunan karakter bangsa. Begitu juga para pemain film. “Kalau ada produser atau orang kaya yang ajak main film tapi menghancurkan karakter bangsa, sebaiknya jangan mau main. Kalau tidak ada pemain yang mau main, pasti tidak akan jadi film itu dibuat,” imbuh Jero Wacik yang tengah mendorong para produser untuk membuat film tentang pembuangan Bung Karno di Ende, Flores, NTT selama 4 tahun 1934-1938. Lola Amaria, sutradara dan pemain film menilai kelebihan perfilman Indonesia adalah kekurangannya. Biar perfilman nasional maju dan lebih baik, menurutnya harus diperbaiki segala macam kekurangannya. “Kekurangannya banyak banget dari sistemnya, kekurangan SDM berkualitas-nya, pendistribusiannya dan lain-lain,”. Menurutnya dalam kondisi apapun, sedapat mungkin membuat film. “Kalau saya mau ada gejolak atau tidak tetap saja bikin film. Sekalipun pemerintah tidak membantu saya bikin film,” terang Lola yang tengah mengumpulkan bahan dan riset untuk pembuatan film terbarunya yang masih dirahasiakan cerita, judul, dan para pemainnya. Ketentuan umum lomba Penulisan Cerita Film Tentang Anak-Anak dan Kepahlawanan sebagai berikut; pesertanya WNI dengan usia di atas 16 tahun, cerita mengandung nilai budaya dan identitas bangsa, minimal 90 halaman disertai sinopsis dan biografi penulis, dikirim 2 copy dalam bentuk print out kertas A4 dilengkapi dengan CD, karya asli yang belum pernah dipulikasikan atau diproduksi, dan Kemenbudpar sebagai pemegang Hak Pengalih Wujudan (derivative right) ke dalam film atas naskah film yang terpilih. Penerimaan naskah lomba penulisan cerita film ini mulai 1 April s/d 30 Juni 2011 cap pos, dialamatkan ke Sekretariat Lomba Penulisan Cerita Film di Gedung Film Lt. IV, Jalan M.T. Haryono Kav. 47-48, Jakarta 12770. Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar