. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 10 November 2010

’Berita dari Kawan’ Terdengar Sampai Hotel Bintang Lima


”...Perjalanan ini, terasa sangat menyedihkan. Sayang engkau tak duduk
di sampingku kawan. Banyak cerita yang mestinya kau saksikan. Di tanah kering bebatuan. Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan. Hati tergetar menatap kering rerumputan. Perjalanan ini pun seperti jadi saksi. Gembala kecil menangis sedih...”


Intro lagu bertajuk Berita dari Kawan yang ditulis dan dinyanyikan Ebiet G. Ade tersebut, beberapa pekan terakhir ini mengudara bukan hanya di layar kaca sebagai ilustrasi musik gambar-gambar bencana Wasior, Mentawai, dan Merapi, pun terdengar di bus-bus kota sampai ke hotel berbintang lima.

”...Kawan coba dengar apa jawabnya. Ketika dia kutanya mengapa. Bapak ibunya tlah lama mati. Ditelan bencana tanah ini. Sesampainya di laut, kukabarkan semuanya. Kepada karang, kepada ombak, kepada matahari. Tetapi semua diam, tetapi semua bisu. Tinggallah ku sendiri, terpaku menatap langit...”

Penggalan tengah lagu bertajuk sama itu dengan fasihnya dilantunkan Agus dan Doni di bus kota jurusan Tanah Abang-Tanjung Priok. Dua pengamen bus kota itu menjadi pusat perhatian penumpang yang tengah kepanasan di dalam bus. Lagu bertema alam itu cukup menyentuh penumpang. Alhasil uang recehan Rp 500 dan Rp 1.000 diperoleh mereka dari sejumlah penumpang.

”...Barangkali di sana ada jawabnya. Mengapa di tanahku terjadi bencana. Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita. Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan, bersahabat dengan kita. Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang...”

Reffrain lagu berjudul sama di atas, kontan dinyanyikan para undangan malam anugerah CIPTA Award 2010 yang hadir di ruang salah satu pertemuan di Hotel JW. Marriott. Hotel bintang lima bertaraf internasional di Jakarta ini pernah menjadi pusat perhatian dunia setelah terjadi pengeboman oleh teroris.

Di hotel tersebut penyanyi asli lagu tersebut melantunkannya nyaris seperti di kasetnya. Karakter suaranya yang khas, masih orsinil, tidak berubah sama sekali, meski usianya semakin lanjut.

Penulis dan penyanyi kelahiran Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954 silam ini, kembali menguak ke permukaan setiap kali negeri ini dilanda bencana alam hebat. Lagu tersebut sangat mewakili gambaran sebab dan akibat bencana itu sendiri.

Lewat lagu tersebut, penyanyi yang menulis semua lagu yang dinyanyikannya, tidak tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, dia ingin ’menampar’ kesadaran manusia untuk kembali di jalanNya, berbuat adil, dan hidup seimbang dengan alam agar tidak terjadi bencana lagi.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Ilham, Pusformas Kemenbudpar

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP