. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 26 September 2010

Melintasi Tujuh Puncak Merbabu



Dunia boleh bangga punya 7 (tujuh) puncak gunung tertinggi. Tapi Indonesia pun boleh bangga punya satu gunung berpuncak 7 yakni Gunung Merbabu di Jawa Tengah yang menantang untuk didaki.

Mendaki Gunung Merbabu kurang sempurna bila tidak menggapai ketujuh puncaknya. Begitu yang kerap terdengar dari pembicaran sejumlah pendaki. Karena itulah abanyak pendakai yang melakukan hal serupa, termasuki 19 pendaki dari Jakarta yang belum lama ini berhasil melintasi ketujuh puncaknya dari Dusun Thekelan lalu turun ke Dusun Gentis.

Dari Base Camp KOMPPAS (Komunitas Peduli Putra Syarief) di Thekelan, rombongan berangkat sore. Lepas Magrib, rombongan tiba di Pos I atau Pos Pending sekitar 1,5 jam berjalan.

Sejumlah peserta yang membawa beban berat nampak susah payah, maklum fisik belum beradaptasi. Bahkan ada yang nafasnya sesak, dan memohon untuk memasang tenda di pos tersebut untuk istirahat dan bermalam. Padahal sesuai rencana, di Pos I cuma istirahat sejenak lalu mengambil air untuk persedian minum dan masak. Nge-camp-nya di Pos II. Namun kondisi berkata lain, terpaksa memasang tenda, lalu masak, dan bermalam di Pos I.

Pagi, usai sarapan, rombongan berangkat ke Pos II. Melewati sungai kecil yang biasa disebut Kali Sowo. Terus melewati punggungan yang kanan dan kirinya dikelillingi deretan tebing berwarna putih. Itulah tebing yang oleh penduduk setempat dinamakan Pereng Putih. Istirahat sejenak di Pos II Pereng Putih yang juga disebut Pos Seng, karena berupa gubuk kecil yang dinding serta atapnya menggunakan bahan seng.

Dari Pos II menuju Pos III atau Gumuk Menthul sekitar 30 menit. Jalurnya tidak terlalu curam. Keluar dari hutan pos Gumuk Methul, jalur di depan menanjak berkemiringan hampir 30 derajat. Di atas tanjakan ada dataran sedikit lapang. Itulah Pos IV atau pos terakhir.

Dari pos itulah, rombongan harus melewati jalur terberat di Thekelan, sebelum mencapai Puncak I Merbabu, yang punya nama lain Watu Gubung. Beberapa rekan mencatat ketinggian Puncak I per 29 Mei 2010 dan hasilnya tercatat 2.732 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tidak ada perubahan ketinggian.

Dari Puncak I, dilanjutkan ke Puncak II atau Watu Tulis atau juga Pemancar. Disebut pemancar karena di puncak ini terpancang menara pemancar. Pukul 13.00, peserta terdepan tiba di Puncak II dan berhasil mencatat ketinggiannya 2.917 mdpl. Di dekat batu, bebrerpa rekan masak untuk makan siang sambil menunggu rekan lain yang masih berjuang di bawah. Cukup lama beristirahat karena hujan. Untunglah setelah itu udara cerah. Sunset hadir begitu indah, menghapus letih pendakian tadi.

Beberapa rekan lain langsung menuju Heliped, mendirikan tenda untuk bermalam. Paginya, usai sarapan, dilanjutkan ke Puncak III atau Geger Sapi karena lokasinya mirip punggung sapi. Ketinggian yang terdata per 30 Mei 2010 adalah 3.001 mdpl. Dan yang menarik setelah tiba di Puncak IV atau lebih dikenal dengan Puncak Syarief, semula ketinggiannya 3.119 mdpl menjadi 3.132 mdpl. Jadi ada kenaikan 13 meter.

Ketika berada di Puncak V atau Ondorante terdata 3.112 mdpl. Sewaktu menuruni puncak ini perlu kewaspadaan tinggi, karena berupa gigir tebing dengan kiri-kanan jurang. Disarankan tidak membawa barang atau ransel saat menuruni puncak ini.

Rombongan terus menuju Puncak VI atau Kentheng Songo (semilam kentheng). Di puncak itu ada 5 kentheng atau lubang batu yang seolah dipahat membentuk luang berisi air, 1 di padang rumput dan 3 lagi di kawasan bumi perkemahan Desa Ketuk Pakis. Ketinggian puncak ini terdata sama dengan ketinggian Puncak Syarief.

Tepat pukul 12.30 WIB, peserta terdepan tiba di Puncak VII atau Triangulasi yang menjadi puncak utama Merbabu dengan tanda triagulasi bertuliskan 3.142 mdpl. Namun setelah diukur ulang, ketinggiannya 3.158 mdpl. Dengan begitu ada kenaikan 16 meter akibat pergeseran tektonik gempa Jogja dan letusan Merapi setahun lalu.

Pencatatan ketinggian terbaru ketujuh puncak Merbabu ini menggunakan 3 alat pencatat ketinggian digital Garmint GPS map 76, Garmint Vista CX, dan Garmint 60.

Di Puncak Utama, beberapa rekan yang tiba lebih awal mengambil inisiatif memasak sambil menunggu peserta lain yang terlihat sedang mengabadikan gambar di Puncak VI. Usai makan siang, seluruh peserta membuat dokumentasi bersama di Puncak Utama.

Pukul 3 sore, seluruh peserta turun puncak melewati padang rumput (savana). Dan seperti dugaan sebelumnya, savana itu berhasil menghipnotis beberapa rekan hingga lupa waktu, lantaran keasyikan berlama-lama mengambil gambar. Untunglah kelompok peserta terakhir berhasil tiba di Dusun Genting, Selo, meski tengah malam.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP