10 Gunung Favorit Pendaki Pascalebaran
Kemana pendaki sejati mengisi liburan lebaran? Pasti gunung dan gunung lagi. Bahkan saat Ramadhan pun ada segelincir pendaki yang melampiaskan hasratnya, mendaki. Namun secara umum kegiatan pendakian selama bulan puasa tahun ini menurun. Pascalebaran, diperkirakan suhu pendakian kembali meninggi. Dari sejumlah gunung ternama di Tanah Air, ada 10 gunung favorit pilihan banyak pendaki untuk mengisi liburan lebaran. Gunung apa saja dan mengapa?
Usai rehat mendaki karena menunaikan rutinitas puasa tahunan sebulan dan merayakan Hari Kemenangan bersama keluarga, kerabat dan orang terdekat, sejumlah komunitas pendaki kembali unjuk gigi, mendaki gunung lagi untuk mengobati kerinduan.
Rencana pendakian pascalebaran sudah dirancang jauh-jauh hari sebelumnya. Ada yang membuka pendaftaran pendakian massal (penmas) lewat jejaring sosial facebook, ada juga yang sebatas untuk kalangan interen organisasi, maupun kelompok kecil.
Dari sekian gunung populer di negeri ini, setidaknya ada 10 gunung yang paling diminati pendaki untuk mengisi liburan lebaran tahun ini. Kesepuluh gunung tersebut adalah :
1. Gunung Gede, Jawa Barat
Dari sekian gunung yang ada di Provinsi Jawa Barat, Gunung Gede masih menjadi yang terfavorit. Pendakinya bukan datang dari Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang dan Bekasi), dan kota lain di Jawa Barat seperti Bandung dan Sukabumi. Pun dari kota lain di Jawa dan luar Jawa. Bahkan pendaki mancanegara kerap mendaki gunung ini. Selain dekat dengan dua kota besar yakni Jakarta dan Bandung, serta mudah menjangkau titik awal pendakiannya, panorama di puncak gunung aktif ini pun cantik.
Setidaknya ada beberapa komunitas pendaki yang berencana akan mendaki gunung berdekatan dengan Gunung Pangrango ini pascalebaran. Bahkan sebelum lebaran (masih Ramadhan) ada organisasi pecinta alam yang menggelar pendakian bersama sambil operasi bersih.
2. Gunung Papandayan, Jawa Barat
Pascaletusan 7 tahun lalu, Gunung yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat ini semakin diminati pendaki lantaran perubahan alamnya yang kian cantik, terutama sekitar kawah utamanya. Semakin banyak dinding tebing berwarna kekuningan dan kawah baru yang muncul. Medan pendakiannya relatif mudah, bahkan sampai mendekati kawah bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat. Ini alasan lain mengapa gunung ini kerap dikunjungi bukan cuma pendaki tapi juga wisatawan biasa.
Ada beberapa kelompok yang akan mengelar kegiatan di gunung ini, salah satunya Lembah Pelangi yang bermarkas di Depok menggelar acara bertajuk Camping Ceria dalam Pesona Gunung Papandayan pada 12-13 September mendatang dengan biaya Rp 450.000 per orang.
3. Gunung Merbabu, Jawa Tengah
Gunung yang memiliki 7 puncak ini begitu diminati kalangan pendaki Jateng dan Jogja. Panorama khasnya selain puncak 7 itu juga savana dan matahari tenggelamnya (sunset) yang eksotis. Lambat laut warna langit dan awannya pun berubah. Semakin mendekati mentari tenggelam, warna kuning keemasan begitu mendominasi. Sunset-nya berornamen Gunung Sundoro dan Sumbing. Sedangkan savananya cukup luas, mencakup lembah, lereng, dan punggungnya bak hamparan permadani alami raksasa bila dilihat dari kejahuan.
Ada 4 jalur pendakian yang biasa dipakai pendaki untuk mencapai puncak-puncak Merbabu, yakni jalur Wekas, Chuntel, Gentis, dan Thekelan. Namun yang paling popular jalur dari Wekas dan Thekelan.
Jalur Wekas sangat populer dikalangan pendaki Kabupaten dan Kota Magelang. Selain lebih dekat juga banyak terdapat sumber air. Waktu tempuhnya sekitar 6-7 jam. Jalur Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Ketasan, Kabupaten Semarang diminati kalangan pendaki di Kabupaten dan Kota Semarang.
Pascalebaran ini, sejumlah pendaki dari Jogja dan Jateng termasuk komunitas dari Jakarta menggelar pendakian plus bersih gunung ini. Kura-Kura Adventure dari Jakarta misalnya menggelar pendakian Merbabu dan Merapi dari Thekelan menuju 7 puncaknya lalu turun ke Selo dan dilanjutkan mendaki Merapi, dan diteruskan ke Candi Borobudur pada 23-26 September nanti.
4. Gunung Merapi, Jawa Tengah
Gunung berapi paling aktif di Jawa ini juga sangat popular di kalangan pendaki Jogja dan Jateng. Jalur umumnya ada dua yakni Selo dan Kaliurang. Namun yang paling sering digunakan karena paling dekat adalah Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng. Waktu tempuhnya sekitar 5 jam hingga ke puncak. Sedangkan Jalur Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabuapaten Sleman, Yogayakarta, medannya lebih terjal dan waktu tempuhnya lebih lama 6-7 jam hingga ke puncak.
Pascalebaran, sejumlah pendaki sudah banyak yang berencana ke gunung ini, termasuk Kura-Kura Adventure yang berencana menggelar pendakian berantai Merbabu-Merapi plus Borobudur.
5. Gunung Semeru, Jawa Timur
Atap Jawa berketinggian 3.676 mdpl ini juga menjadi gunung favorit pendaki Indonesia. Selama Ramadhan kemarin, ada beberapa pendaki yang mendaki puncaknya yang bertitle Mahameru.
Gunung dengan kawah di puncaknya yang berlabel Jonggring Saloko ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Ada beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain Guung Bromo (2.392m), Batok (2.470m), Kursi (2.581m), Watangan (2.662m) dan Gunung Widodaren (2.650m). selian itu ada 4 danau (ranu) di kawasannya yakni Ranu Pani, Regulo, Kumbolo, dan Ranu Darungan.
Pascalebaran, sejumlah pendakian ke gunung ini digelar oleh komunitas baik dalam kelompok kecil maupun pendakian massal.
6. Gunung Marapi, Sumatera Barat
Gunung berapi ini tergolong paling aktif di Sumatera. Sudah 50-an lebih meletus. Justru keaktivannya itulah yang menjadi daya tarik gunung ini hingga sering didaki. Gunung berketinggian 2.891 mdpl ini dapat dilihat dari Bukit Tunggi, Padanpanjang dan Kabupaten Tanah Datar.
Pascalebaran, sejumlah pendaki dari berbagai komunitas di Kota Padang dan sekitarnya berencana mendaki gunung ini.
7. Gunung Sinabung, Sumatera Utara
Setelah tidur panjang, gunung berketingian 2.460 mdpl ini meletus, Minggu dini hari 29 Agustus 2010 setelah sehari sebelumnya menyemburkan asam pekat. Gunung yang berada dekat dengan Gunung Sibayak ini diminati banyak pendaki khususnya dari Kota Medan dan beberapa kota/kabupaten lain di Sumut.
Letusan gunung yang berada di Kabupaten Tanah Karo, Sumut ini justru memicu sejumlah pendaki dari luar Sumut untuk mendakinya termasuk beberapa pendaki Jakarta. Alasannya tentu ingin melihat perubahan yang terjadi pascaerupsi. Diperkirakan gunung berpanorama cantik ini semakin cantik setelah meletus.
Gunung Sinabung merupakan anak gunung raksasa Toba purba yang pernah meletus dasyat pada 70.000 tahun silam. Berdasarkan pengamatan peta citra satelit, disimpulkan gunung ini merupakan anak gunung terbesar dan aktif di kompleks Gunung Toba yang juga mewarisi kaldera terbesar di muka bumi yaitu kaldera Danau Toba.
8. Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan
Gunung berketinggian 2.830 mdpl yang berada di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulsel ini menjadi salah satu gunung favorit pendaki Kota Makassar dan sejumlah kabupaten di Sulsel selain Gunung Lompobattang. Jaraknya sekitar 75 Km dari Kota Makassar. Di lereng gunung ini ada Malino, tempat wisata berhawa sejuk.
Yang unik selain pendaki, gunung ini pun kerap didaki oleh penganut sinkrerisme yang meyakini gunung ini sebagai tempat pertemuan para wali. Mereka menjalankan ritual ibadah haji ke puncak gunung ini setuap musim haji atau bulan Zulhijjah bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Dan pada tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.
Ada beberpa rute menuju puncaknya. Rute yang sering digunakan pendaki lewat Desa Lembanna yang berada di ketinggian 1400 mdpl. Waktu tempuh sampai puncaknya sekitar 6-8 jam. Pemandangan dari puncaknya antara lain panorama laut dan Kota Makassar di arah Barat dan Gunung Lompobattang di arah Selatan. Obyek alam menarik di dekat basecamp desa terakhir, antara lain Air Terjun Lembanna yang berair dingin.
Pascalebaran, gunung ini kembali ramai didaki oleh sejumlah komunitas pecinta alam di Sulsel.
9. Gunung Dempo, Sumatera Selatan
Gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan dengan ketinggian 3.195 mdpl ini menjadi gunung favorit pendaki sekitar Sumsel dan Bengkulu. Biasanya kalau dari Sumsel jalur yang dipilih lewat Pagaralam yang berpanorma indah, sekitar 7 jam perjalanan darat dengan kendaraan roda empat dari Palembang.
Gunung ini diminti karena selain airnya jernih dan mudah didapat sampai setengah perjalanan, pendakian ke puncak utamanya pun tidak terlalu sulit, dan yang pasti pemandangan dari puncaknya indah. Dari puncaknya terlihat kawah, pemandangan Provinsi Bengkulu dengan Lautan Hindia, dan hamparan lembah indah.
Pendaki yang tertarik mendaki gunung ni pascalebaran bukan cuma dari Sumsel dan Bengkulu tapi dari komunitas yang ada di Jakarta, antara lain Komunitas PURPALA atau Pura-pura Pecinta Alam ini mengadakan pendakian bersama dengan biaya Rp 500.000 per orang sudah atermasuk transportasi P/P, t’shirt, dan sertifikat pendakian.
10. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat
Gunung berketinggian 3.726 mdpl di Pulau Lombok, NTB ini masih menjadi gunung berapi favorit pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Dari puncaknya, saat cuaca cerah di pagi hari pendaki disuguhi ‘sarapan’ panorama Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa. Obyek menarik berpanorama indah juga sudah didapat sebelum puncak, antara lain Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2.000 mdpl.
Ada dua jalur yang biasa digunakan poendaki yakni dari Desa Senaru (500 mdpl) dan Desa Sembalun Lawang (1.200 mdpl). Namun jalur mendaki yang paling disukai pendaki dari Sembalun karena bisa hemat 700m ketinggian lalu turun ke Senaru. Jalur Sembalun agak panjang dan datar namun cuaca lebih panas karena melewati savana. Sedangkan Senaru lebih terjal namun sucanya lebih lembut karena berhutan rimbun.
Pendakian ke puncak terbilang lumayan, meniti di bibir kawah dan medanya berpasir yang mudah terperosok. Kendati harus menempuh perjalanan sekitar 3 hari 2 malam, ke puncaknya dengan medan yang cukup menantang namun gunung ini tetap disukai banyak pendaki karena beratnya medan terbayar dengan panorama yang cantik. Kalau ingin mengunjungi 2 obyek lagi yakni Gua Susu dan Gunung Baru Jari (anak Gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau), perlu tambah 2 hari.
Pascalebaran ini, sejumlah komunitas pendaki menggelar pendakian ke Rinjani, salah satunya Jejak Adventure Community yang bermarkas di Jakarta Timur menggelar Pendakian Bersama Gunung Rinjani ke-XII pada 12-21 September mendatang. Biayanya Rp 1,2 juta per orang sudah termasuk Bus AC P/P, tiket registrasi, homestay, t’shirt, souvenir, stiker, ID Card, sertifikat, wisata belanja, wisata pantai di Lombok dan Bali serta doorprize.
Bagaimana dengan Anda, apakah termasuk memilih salah satu dari 10 gunung di atas untuk mengisi liburan lebaran. Atau punya alternatif gunung lain. Apapun pilihan gunung yang menjadi favorit Anda, yang terpenting selama pendakian tetap mengedepankan ramah lingkungan dengan tidak membuang sampah atau dengan kata lain membawa turun kembali sampah sendiri, agar keasrian gunung yang Anda daki tetap terjaga.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan_Pemerhati Kepecintaalaman & Pendakian Gunung (adji_travelpus@yahoo.com)
NB.: Tulisan ini boleh disebarluaskan untuk informasi dan lainnya asal mencantumkan/menyebutkan penulis dan sumbernya, trimakasih.
0 komentar:
Posting Komentar