. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 23 Februari 2010

Putu Wijaya Memukau Awali SBN 2010



Mengawali Semarak Budaya Nusantara (SBN) 2010 yang digelar Kementerian Kebudayaan & Pariwisata (Kemenbudpar) untuk meramaikan Visit Indonesia Year (VIY), dramawan Putu Wijaya tampil memukau mementaskan monolog berjudul Merdeka. Monolog yang sarat pesan-pesan sosial ini dibawakannya dengan ekspresi yang kaya, dalam kemasan menghibur dan artistik.

Pendiri Teater Mandiri ini tanpil begitu ekspresif di Balairung Gedung Sapta Pesona, Jakarta, (23/2). Bermacam mimik sedih, kesal, geram, bahkan marah berhasil membuat monolognya bak pentas drama solois. Belum lagi intonasi suaranya yang berubah-ubah menjadi seorang kakek, cucu, dan suara burung perkutut makin memperkuat isi monolog tersebut.

Sesekali, seniman asli Bali ini tampil melucu dengan tingkah yang menggelitik. Terkadang dia berteriak kepada kru-nya yang terlambat menarik atau menurunkan sangkar burung. “Hai bodoh kurang turun sangkarnya nih,” celotehnya tanpa dibuat-buat, apa adanya sehingga membuat penonton tertawa dan bertepuktangan.

Bukan cuma itu, Putu berhasil mengajak penonton mau mengikuti suara yang diperintahkannya. Dia benar-benar sukses menjalin keakraban dengan penonton yang memenuhi tempat duduk di Balirung. Dia tak berjarak sama sekali dengan penonton.

Di usianya yang tak muda lagi, Putu masih tampil energik dan menarik. Dia menendang, memukulkan tongkatnya, memecut, mondar-mandir, naik, duduk, dan berdiri di kursi. Bahkan Putu turun panggung lalu mendatangi penonton, beraksi layaknya seorang penyanyi ternama yang tampil komukatif dengan audiensnya. Secara keseluruhan seniman bernama lengkap I Gusti Ngurah Putu Wijaya ini tampil tanpa beban, begitu santai meski penampilannya itu menguras tenaganya.

Kendati setting panggungnya sederhana namun tampil artistik. Ada bendera merah putih, beberapa sangkar burung, pecut, kursi kayu, dan tongkat yang dililit kain warna-warni. Ditambah lighting minimalis berbentuk lingkaran bulan berwana kuning dan putih secara bergantian. Ketika aksi Putu tersorot lampu, bayangannya terlihat di dinding dalam lingkaran bulan yang kian menambah keartistikannya.

Meski monolog Merdeka telah dimainkannya di berbagai kampus, negara bahkan negara sejak 1996, namun tetap up to date dan fresh sesuai era kini. Pesan sosial yang disampaikannya masih relevan bahkan mungkin abadi bila tidak ada perubahan. Ide monolog ini berdasarkan cerpen esei ketika muncul sebuah pertanyaan mendasar pada tahun 2005; benarkah kita sudah merdeka?

Oleh Putu, monolog ini dikemas apik berisi pertanyaan menggelitik seorang cucu kepada kakeknya mengenai bangsa yang sudah merdeka namun diragukan kemerdekaannya karena banyak hal. Pertanyaan itu justru membuat sang kakek sedih, menangis sekaligus marah besar. Lalu dengan sekuat tenaga sang kakek mengerahkan semua wawasannya tentang arti kemerdekan yang sesungguhnya dengan harapan sang cucu dan seluruh bangsanya yang berjumlah 200 juta orang lebih itu mengerti dan memaknai kemerdekaan.

Usai tampil memukau, Putu yang juga memiliki beberapa judul monolog lain seperti Mpu dan Poligami ini memperkenalkan kru pendukungnya yang tak lain adalah anggota Teater Mandiri. Lalu dia pun dikerumuni penonton yang didominasi pelajar SMU dan mahasiswa untuk berfoto bersama. Nampak hadir dalam pementasannya kali ini pelawak senior Komar yang kini menjadi anggota DPR, staf ahli menteri Titien Sukarya, Direktur Kesenian Kemenbudpar Sulistyo Tirokusumo, sejumlah seniman dan tamu undangan lain.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kemenbudpar menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan apresiasi seni bagi pejabat, karyawan, dan masyarakat setiap bulan pada Minggu terakhir. “Kegiatan ini sekaligus mendukung SBN 2010 yang merupakan salah satu program VIY,” kata Sulistyo Tirokusumo.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP