. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 19 Februari 2010

APWI Harus Tambah Kategori


Anugerah Pesona Wisata Indonesia (APWI) 2009 yang diberikan Menteri Kebudayaan & Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik di Balairung Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (18/2) merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap media massa yang kreatif menginformasikan seputar pariwisata & kebudayaan. Tapi mengapa kategorinya hanya untuk Televisi, Media Cetak, dan Radio. Bagaimana dengan media Online?

Pertanyaan itu terlontar penulis dan beberapa rekan setelah menerima press release yang memuat nama-nama nominator APWI 2009 di lembar kedua. Di sana tertera 3 kategori Televisi, Media Cetak, dan Radio dengan 5 nominator untuk masing-masing kategori. Sementara kategori media Online tidak ada.

Padahal media online dalam hal ini dotcom, blog, dan lainnya yang khusus mengupas ranah kepariwisataan dan kebudayaan sangat banyak. Bahkan ada blog khusus travel, culinnary, adventure, dan lainnya yang sudah lama tayang dan menjadi acuan banyak pemburu informasi secara online karena mudah diakses dimanapun dan kapanpun sehingga memudahkan pembacanya mendapatkan informasi wisata yang diinginkan.

Melihat kelebihan media online tersebut, kekonsistenannya menginformasikan berita seputar wisata maupun panduan ke destinasi wisata di tanah air, dan tentu dengan peminat (pengakses) yang luar biasa tanpa terbatas tempat dan waktu, rasanya kurang sempurna bila kehadirannya tidak diapresiasi dalam ajang APWI.

Selain tidak ada kategori untuk media online, beberapa rekan juga menanyakan mengapa tidak ada penilaian untuk berita wisata (stright news) baik di koran maupun online. Padahal setiap hari menulis atau memuat berita wisata tersebut, bukan hanya artikel feature budapar.

Menurut H. Khodiyat salah satu juri APWI 2009, juri hanya menyaring artikel dari media cetak (koran, majalah & tabloid), film tanyangan sejumlah media televisi dan program reportase dari stasiun radio pemerintah maupun swasta. “Tidak ada artikel dari media online yang saya terima. Mingkin panitia memang tidak mengumpulkan artikel dari media online karena keterbatasan dana untuk hadiahnya,” jelas pengamat pariwisata ini.

Kepala Pusat Informasi & Humas Kemenbudpar, Surya Dharma mengakui memang kategori media online untuk tahun ini belum disertakan karena alasan anggaran yang terbatas. “Tapi saran ini sangat baik dan mudah-mudahan kategori media online dan lainnya bisa dimasukkan dalam APWI selanjutnya,” jelasnya.

Dari 5 nominator, tim juri APWI 2009 yang beranggotakan unsur asosiasi pariwisata, industri, pengamat pariwisata, kalangan akademisi serta kemenbudpar menetapkan pemenang terbaik satu, dua, dan tiga untuk masing-masing kategori, serta penghargaan khusus dan life time achievement.

Hasilnya untuk kategori Televisi: Kanekes, Suku Baduy Luar (Jafar Shodik-TV ONE), Tomohon (Virgie Baker-Metro TV), dan Kemilau Raja Ampat (Dody Johan Jaya & Adriyanto Tuwit-Trans7). Kategori Media Cetak: Solo (Christian Rahadiansyah-Majalah Jalan Jalan), Borobudur at the Crossroads (Sunita Sue Leng-The Jakarta Post), dan Kemarau di Tanah Komodo (Kurniadi-Majalah Tempo). Kategori Radio: Gladak Langen Bogan Exotisme Kuliner (Stephanie Pink & Ariel Brown-Lite FM), Ketika Museum Merindukan Pengunjung (Setyo Nuryanto-Tri Jaya FM), dan Upacara Gawai Dayak (Heriyanto-KBR 68 H).

Pemenang penghargaan khusus untuk lomba penulisan hasil oubound wartawan budpar: Hanny Sofia (LKBN Antara) dan H. Koko Sudjatmiko (Majalah Ragam Pesona). Sedangkan penghargaan life time achievement diberikan kepada Winarta Hadisubrata (mantan wartawan senior Sinar Harapan).

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP