Lima Alasan TravelPlus Liput Launching Buku "Bila Esok Ibu Tiada"
Sekurangnya ada lima alasan yang membuat saya (TravelPlus Indonesia) meluangkan waktu untuk datang dan meliput launching buku "Bila Esok Ibu Tiada" di Promenade, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis (17/10/24) siang ba'da (selepas) zuhur.
Alasan pertama karena penulisnya yakni Nuy Nagiga adalah alumnus Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, sama seperti saya. Bukan cuma itu, sampai saat ini juga masih satu WhatsApp Group (WAG) berlabel Sendal.
Meskipun sewaktu kuliah Nuy bukan teman satu circle saya dan setelah lulus S-1 pada tahun 90-an, tak pernah bertemu lagi namun karena sama-sama satu kampus apalagi satu angkatan, jadi sepertinya pantas untuk saya dukung.
Berikutnya atau alasan kedua, karena sama-sama pula menyukai kegiatan jurnalistik dan menulis. Nuy tercatat pernah menjadi pewarta di LKBN Antara dan SCTV. Sebagai penulis, dia terbilang sangat produktif, sudah 335 lebih judul buku dia tulis di grup Gramedia dan PuspaSwara, dan lainnya. Sementara saya masih setia menjadi pewarta sekaligus pembuat ragam konten terkait kepariwisataan, ekonomi kreatif, kebudayaan, dan lingkungan (konservasi alam).
Alasan ketiga, lantaran novel "Bila Esok Ibu Tiada" yang ditulisnya punya prestasi tersendiri yakni diangkat oleh Leo Pictures menjadi film layar lebar bergenre drama berjudul sama seperti judul novelnya.
Selanjutnya atau alasan keempat, karena film yang diadaptasi dari novelnya tersebut disutradarai oleh sutradara tersohor Rudi Sujarwo dan para pemainnya adalah sederet aktris/aktor ternama antara lain Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Adinia Wirasti, Fedi Nuril, Amanda Manopo, dan Yasmin Napper. Film yang diadaptasi dari novelnya tersebut dijadwalkan tayang di bioskop pada 14 November 2024.
Terakhir atau alasan kelima, karena saya ingin publik (netizen) mengetahui tentang novelnya yang bermuatan positif itu dan kemudian tertarik membelinya sehingga makin laris manis, dan sekaligus agar masyarakat jadi lebih mengenal dan mencintai dunia literasi.
Caranya dengan turut mempublikasikan dan mempromosikan novelnya tersebut lewat tulisan-tulisan yang tayang di website TravelPlus Indonesia dan beberapa konten video yang kemudian saya unggah di medsos lewat akun IG @adjitropis dan akun TikTok @FaktaWisata.id.
Sebelum membuat tulisan ini, saya juga sudah publikasikan flyer acara launching buku "Bila Esok Ibu Tiada" lewat status WA saya dengan memberi audio lagu karya saya yang berjudul Sayangi Bunda.
Berkat status WA tersebut beberapa orang menanyakan harga buku "Bila Esok Ibu Tiada" itu dan bagaimana cara membelinya lewat pesan WA secara japri. Lalu saya balas dengan memberikan link pembelian buku tersebut secara online yang pernah dikirim Nuy di WAG Sendal.
Semoga bermanfaat 🙏.
Naskah, foto & video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions:.
1. Nuy Nagiga dalam acara launching buku "Bila Esok Ibu Tiada" karyanya di Promenade, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis (17/10/24) siang.
2. Inilah buku/novel "Bila Esok Ibu Tiada" karya Nuy Nagiga yang diangkat menjadi film layar lebar dengan judul yang sama. Harga per bukunya Rp 70 ribu bisa beli secara online atau pesan langsung ke penulisnya yang berakun IG @nagiga_nuy.
3. Cuplikan video hasil rekaman TravelPlus Indonesia, saat Nuy Nagiga menjelaskan inti makna positif dari buku "Bila Esok Ibu Tiada".
4. Suasana launching buku "Bila Esok Ibu Tiada" yang merupakan salah satu dari rangkaian acara Festival Literasi Jakarta 2024.
0 komentar:
Posting Komentar