. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 28 September 2024

Delapan Kiat Bikin Destinasi Wisata Ramai Peminat hingga Panjang Usia


Indonesia salah satu negara yang kaya akan destinasi wisata. Jenis destinasinya beragam dan berjumlah ribuan bahkan jutaan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. 

Beberapa di antaranya sampai kini langgeng (berusia panjang) karena terus diminati wisatawan meskipun bermunculan sejumlah destinasi baru. Namun tak sedikit pula destinasi yang berumur pendek, artinya dulu pernah berjaya atau ramai diminati wisatawan kemudian sepi peminat.


Masih dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia atau World Tourism Day yang diperingati setiap tanggal 27 September (kemarin), TravelPlus Indonesia suguhkan kiat agar destinasi wisata tetap ramai peminatnya hingga panjang umur atau terus eksis bahkan semakin melejit.

Sekurangnya ada delapan kiatnya dan semuanya itu harus diterapkan secara keseluruhan (terpadu), kontinyu, serius, dan bersinergi antara pengelola, masyarakat setempat/komunitas, pemerintah daerah/ pemerintah pusat, industri pariwisata/stakeholder terkaitdan media (jurnalis/blogger, content creator spesial kepariwisataan).

Namun sebelum itu, ada baiknya kita pahami pengertian wisata, wisatawan, pariwisata, kepariwisataan, daya tarik wisata, daerah tujuan pariwisata, usaha pariwisata, pengusaha pariwisata, dan industri pariwisata sebagaimana tercantum dalam UU RI No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Adapun  kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.


Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Sedangkan daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Sedangkan pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.

Adapun industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Dikutip dari unwto.org tentang glosarium istilah pariwisata, destinasi (tujuan utama perjalanan) didefinisikan sebagai tempat yang dikunjungi dan menjadi pusat keputusan untuk melakukan perjalanan.

Terkait dengan judul tulisan ini, berikut TravelPlus beberkan 8 kiat yang dimaksud.

Pertama, menjaga keindahan/kealamian/kebersihan destinasi wisata alam yang dimiliki. Kalau daerah Anda dianugerahi bermacam destinasi wisata alam yang indah (gunung, pantai, gua, laut, pulau, danau, sungai, lembah, hutan, dan lainnya), bersyukurlah dengan cara menjaga/merawatnya dengan sebaik mungkin agar tetap indah, bersih, dan alami.

Jangan sampai kotor, rusak, kumuh, tak terawat, berantakan, tercemar, dan atau tidak alami lagi, karena salah dalam membuat/mendirikan bermacam bangunan (akomodasi, rumah makan, dll) yang tidak berkonsep ramah lingkungan (back to nature), dan lainnya.

Kiat kedua, mengangkat ragam budaya lokal yang sudah ada/hidup sejak lama. Selain keindahan alam, daya tarik wisata utama lainnya adalah keunikan/kekhasan budaya. 

Pelihara, kembangkan, dan manfaatkan keberadaan budaya lokal/asli/tradisional yang ada untuk berbagai kegiatan wisata sehingga tetap hidup dan mampu menambah pendapatan bagi para pelakunya dari kunjungan wisatawan.


Kreativitas Jangan Kendor
Berikutnya atau kiat ketiga, kreatif mengemas destinasi alam dan atau budaya tersebut, ditambah dengan membuat destinasi wisata buatan yang beda/spektakuler/mengagumkan/menantang/berkelas dunia, membuat berbagai tourism event menarik/bertaraf nasional maupun internasional, membuat aneka kerajinan tangan/merchandise yang beragam dan berkualitas, mengangkat kekayaan kuliner tradisional maupun kekinian dengan menarik termasuk kemasan/penyajiannya, dan memperhatikan pula sisi arsitektur serta konsep yang diangkat/ditonjolkan dari kafe/ resto, toko oleh-oleh, dan lainnya.

Daya kreativitas untuk menjaring wisatawan jangan kasih kendor. Produktivitas dalam membuat inovasi pariwisata yang beda dan berkelanjutan harus sampai ke generasi berikut, terlebih bagi daerah yang kurang atau minim memiliki modal destinasi wisata alam dan atau budaya.

Agar tetap kreatif dan inovatif dalam  mengembangkan kepariwisataan, perlu ada regenerasi Sumber Daya Manusia (SDM) kepariwisataan dengan cara dipersiapkan/dididik/dilatih agar kreativitas itu tetap menyala, minimal tidak tumpul apalagi mandek.

Keempat, mengutamakan keramahtamahan atau hospitality dimanapun kepada setiap tamu/wisatawan (baik di bandara, terminal, stasiun, pelabuhan, objek-objek wisata, warung makan, resto, cafe, penginapan, di kendaraan, dan lainnya). 

Jangan sekali-kali berbuat tidak ramah, tidak sopan, tidak menyenangkan, berkata kotor/kasar, marah-marah dan atau perbuatan/tingkah laku yang membuat tamu/wisatawan tidak nyaman/tidak kerasan dan atau dirugikan seperti pungli dimana-mana, dan lainnya.


Utamakan Keamanan & Kenyamanan
Kiat kelima, mengutamakan keamanan dan kenyamanan hingga membuat wisatawan betah berlama-lama.

Misalnya, tidak menyebarluaskan broadcast berita/foto/video tentang peristiwa yang membuahkan destinasi wisata Anda bercitra tidak aman, apalagi sampai melakukan keonaran, kerusuhan, dan ketidaktertiban.

Selalu mengindahkan 7 unsur Sapta Pesona secara terus-menerus terlebih keamanan dan kenyamanan. Jika destinasi wisata selalu berpredikat aman dan nyaman, otomatis turis juga investor akan senang berbondong-bondong datang. 

Selanjutnya atau kiat keenam, kemudahan aksesnya dengan memiliki banyak pilihan moda transportasi menuju destinasi wisata. Contoh Jogja, menyediakan moda transportasi darat DAMRI dari pusat kota ke beberapa objek wisata di luar kota Jogja seperti ke Pantai Baron dan lainnya.

Semakin banyak pilihan moda transportasi, berpeluang besar menarik kunjungan wisatawan. Kenapa? Karena tidak setiap wisatawan itu memiliki kendaraan pribadi dan buat yang punya, belum tentu mau membawa kendaraan sendiri lantaran jauh, dan lainnya.

Ketujuh, mempunyai beragam akomodasi  untuk berbagai kalangan, baik untuk backpacker seperti homestay, hotel melati, dan lainnya maupun untuk wisatawan kelas atas atau kalangan tajir melintir seperti hotel dan resort berbintang sehingga wisatawan punya pilihan sesuai isi dompetnya.


Kiat terakhir atau kedelapan, memasang harga yang variatif dan terjangkau (masuk akal), baik untuk akomodasi, transportasi (darat, laut maupun udara), kuliner, paket wisata, harga tanda masuk (HTM) setiap objek wisata, dan lainnya.

Jangan sekali-kali ngemplang atau menaikkan harga kepada turis untuk mengeruk keuntungan sesaat. Cara tak bertanggung jawab itu justru bisa jadi bumerang karena kabar kurang sedap tersebut akar tersiar kemana-mana dan membuat orang malas berkunjung.

Itulah delapan kiatnya, semoga bermanfaat 🙏.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Destinasi wisata bahari salah satu yang diminati wisatawan.
2. TravelPlus Indonesia turut mengucapkan sekaligus memperingati Hari Pariwisata Dunia 2024 dengan membuat tulisan ini.
3. Destinasi wisata alam khususnya gunung juga diminati banyak wisatawan dalam dan luar negeri.
4. Salah satu kreativitas dalam pariwisata adalah membuat bermacam tourism event menarik dan punya muatan budaya lokal.
5. Keamanan dan kenyamanan wisatawan selama berkunjung atau melakukan kegiatan wisata harus diprioritaskan.
6. Jangan sekali-kali ngemplang wisatawan yang berbelanja untuk keperluan wisata dan lainnya.


Read more...

Kamis, 12 September 2024

Mau Mendulang Wisatawan Pasca-PON XXI, Aceh dan Sumut Harus Lakukan 5 Kiat Ini


Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI atau ke 21 tahun 2024 di Aceh-Sumut memberi banyak keuntungan bagi kedua provinsi bertetangga tersebut diberbagai sektor antara lain pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif (ekraf).

Keuntungan dari sektor pariwisata antara lain menambah jumlah kunjungan wisatawan buat Aceh maupun Sumut sebagai tuan rumah PON XXI, khususnya wisatawan nusantara (wisnus) dengan kedatangan para atlet, kru, keluarga, kerabat maupun pengunjung yang menyaksikan pertandingan cabang olahraga (cabor) termasuk acara pembukaan dan penutupannya.

Keuntungan dari sektor budaya, antara lain berkesempatan memperkenalkan kekayaaan kebudayaan yang dimiliki Aceh maupun Sumut, misalnya dari keseniannya seperti seni tari, musik, pertunjukan tradisional, dan lainnya baik yang sudah dikenal luas maupun belum sehingga semakin tersiar sebagai daya tarik.

Keuntungan dari sektor ekraf, meningkatkan penjualan di beberapa subsektor ekraf seperti aneka kuliner tradisional termasuk oleh-oleh khasnya, kerajinan tangan, dan fesyen berikut bermacam merchandise dan aksesoris.


Keuntungan dari tiga sektor terkait tersebut, jelas kini tengah atau sedang dinikmati Aceh dan Sumut sampai dengan berakhirnya pelaksanaan PON 2024.

Namun sebenarnya keuntungan dari ketiga sektor tersebut juga berpeluang besar diraup Aceh dan Sumut untuk masa nanti atau dalam istilah pariwisata setelah pelaksanaan PON XXI alias post or pasca-event berskala nasional tersebut.

Peningkatan Kualitas Layanan  
Untuk meraih keuntungan ketiga sektor tersebut di masa yang akan datang (pasca-PON XXI), Aceh dan Sumut harus melakukan 5 kiat ini saat menjadi tuan rumah PON XXI.

Kiat pertama, meningkatkan kualitas layanan atau hospitality.


Baik Aceh maupun Sumut sudah memiliki modal 3 aspek penting yang menjadi dasar dalam perencanaan pengembangan pariwisata yang disingkat dengan 3A (atraksi, amenitas, aksesbilitas).

Ketiga aspek tersebut merupakan syarat minimal bagi pengembangan sebuah destinasi wisata.

Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), atraksi wisata adalah seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, atau hiburan, yang merupakan daya tarik wisatawan di daerah tujuan wisata. Singkat kata atraksi wisata itu bisa dibilang daya tarik wisata.

Dalam UU Nomor 10 Tahun 2009, daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.


Hasil buatan manusia di era sekarang lebih dikenal dengan istilah ekonomi kreatif, khususnya kuliner, kerajinan tangan, dan fesyen.

Contoh dari sisi atraksi wisata, baik Aceh maupun Sumut punya kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang sudah lama dikenal/diminati wisnus maupun wisatawan mancanegara (wisman).

Contoh daya tarik Aceh antara lain Gunung Leuser, keindahan bawah laut di Sabang, Pulau Weh, Masjid Raya Baiturrahman, objek-objek tsunami, tari Saman, tenun sutra, kupiah meukeutop, dan rencong, mie Aceh, dan kopi Aceh. Sedangkan daya tarik Sumut di antaranya Danau Toba, Gunung Sibayak, Istana Maimun, Masjid Raya Medan, ulos Batak, songket Medan, bika Ambon, dan Lontong Sayur Medan. Sebagai pengingat, baik Gunung Leuser maupun Danau Toba, keduanya sudah mendunia namanya dan pernah berjaya menjaring banyak kunjungan wisman pada masa lalu buat Aceh dan Sumut. 

Sudah memiliki modal daya tarik yang mendunia, tinggal bagaimana Aceh dan Sumut meningkatkan kualitas layanan atau hospitality-nya berikut pengemasannya.


Menurut S Pendit (2007) hospitality itu adalah ruh dan jiwa dari pariwisata. Tanpanya, produk pariwisata akan lesu seperti benda mati tanpa ruh.

Hospitality dalam pariwisata diartikan sebagai sikap ramah-tamah, sopan, dan rasa menghormati dalam menyambut/menerima kunjungan tamu/wisatawan.

Siapa yang harus mengedepankan hospitality dalam sektor pariwisata terkait penyelenggaraan PON XXI DI Aceh dan Sumut? Jawabannya bukan hanya panitia penyelenggara, pun seluruh stakeholder terkait dengan kepariwisataan mulai dari seluruh petugas/pekerja di bandara, pelabuhan, terminal, stasiun, penginapan/hotel, rumah makan/resto, toko oleh-oleh, objek wisata, travel agent, dan lainnya sehingga tamu/wisatawan merasa nyaman, betah, dan terkesan.

Kiat kedua, melibatkan partisipasi warganya untuk menjadi masyarakat wisata yang lebih baik/berkualitas lagi.


Masyarakat wisata dapat diartikan sebagai masyarakat atau kelompok/komunitas yang terlibat dalam pengembangan pariwisata, baik sebagai pelaku utama maupun sebagai tuan rumah bagi tamu/ wisatawan.

Aceh dan Sumut harus punya banyak  menciptakan masyarakat/kelompok/komunitas sadar wisata, yakni masyarakat yang memahami cara mengelola dan menjaga objek wisata sehingga pengunjung merasa nyaman dan terkesan.

Dikaitkan dengan penyelenggaraan PON XXI, masyarakat wisata tersebut aktif mendukung penyelenggaraan PON 2024 ini dengan cara menyambut kedatangan wisnus dengan baik sesuai dengan karakteristik daerahnya masing-masing.

Literasi Digital
Kiat berikutnya atau yang ketiga, kontinyu meracik literasi digital tentang ketiga sektor tersebut.

Caranya dengan melibatkan wartawan/jurnalis, blogger, dan pembuat konten dari berbagai kota di Tanah Air yang sudah biasa atau berpengalaman membuat literasi digital ketiga sektor tersebut baik di website (web-com, web-blog) maupun media sosial (terutama di Instagram baik itu Reels maupun Threads, Tiktok, FB, Twitter, YouTube, dan lainnya).


Literasi digital disini merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis digital untuk mengkomunikasikan bermacam konten/informasi secara menarik dan informatif.

Dikutip dari situs eliterasi, Douglas A.J. Belshaw dalam tesisnya What is ‘Digital Literacy‘? (2011) mengatakan bahwa ada 8 elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital yakni kultural atau pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital; kognitif (daya pikir dalam menilai konten); konstruktif (reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual); komunikatif (memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital); kepercayaan diri yang bertanggung jawab; Kreatif (melakukan hal baru dengan cara baru); kritis dalam menyikapi konten; dan bertanggung jawab secara sosial.

Aspek kultural, menurut Belshaw, menjadi elemen terpenting karena memahami konteks pengguna akan membantu aspek kognitif dalam menilai konten.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman TravelPlus Indonesia meliput sejumlah acara/kegiatan terkait pariwisata, budaya, dan ekraf, sekurangnya ada 15 poin literasi digital pra, on, dan post/pasca-event yang harus diterapkan pihak penyelenggara supaya tercapai tujuan target wisatawan/penontonnya.

Salah satu dari 15 poin itu adalah bekerja sama dengan wartawan/jurnalis, blogger, dan pembuat konten kepariwisataan/kebudayaan dan ekraf yang berpengalaman untuk meliput langsung ragam daya tarik yang dimiliki Aceh dan Sumut saat ini. Dengan cari itu, akan menambah kaya (warna) informasinya sehingga dapat memperluas jangkauan wisatawan yang disasar.

Jurnalis/blogger dan atau konten kreator yang tepat disini bukan hanya berpengalaman, pun sudah terbukti dari produktivitas dan kreativitas karya  jurnalistik digital/online yang dihasilkan selama ini, yakni bukan cuma tulisan (berita/artikel) dan foto pun konten video serta rajin menyebarluaskan link-nya ke ragam medsos termasuk WA, WAG, dan lainnya.


Paket Wisata Spesial
Kiat keempat, mengemas paket-paket wisata spesial PON XXI yang menarik dan variatif, berikut paket-paket wisata favorit tahun depan.

Paket tersebut merupakan paket kombinasi beberapa jenis wisata seperti wisata alam, bahari, budaya, kuliner, kerajinan tangan, dan lainnya, termasuk paket spesial kuliner dan oleh-oleh spesial PON XXI.

Terakhir atau kiat kelima, mempromosikan calendar of event ketiga sektor tersebut yang akan berlangsung tahun depan atau 2025, termasuk sport tourism event yang akan digelar di Aceh maupun Sumut selepas PON XXI sampai tahun depan.

Itulah 5 kiat yang harus dilakukan Aceh maupun Sumut secara sinergi antara Pemprov, Pemkab/Pemkot, stakeholder terkait, komunitas/kelompok/masyarakat pelaku usaha wisata, jurnalis/blogger/content creator kepariwisataan yang berpengalaman, dan lainnya supaya bisa tetap meraup wisatawan dalam jumlah signifikan, selepas menjadi tuan rumah PON XXI.

Semoga PON tahun ini berjalan lancar dan sukses. Semoga tulisan ini bermanfaat turut memajukan sektor pariwisata, budaya, dan ekraf Aceh dan Sumut🙏.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Keliling Danau Toba dengan kapal kayu berarsitektur rumah Batak (atas) & keliling perairan Sabang dengan speedboat (bawah)
2. Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh ikon pariwisata Aceh yang wajib dikunjungi.
3. Masjid Raya Al Mashun atau Masjid Raya Medan yang berjarak 200 meter dari Istana Maimun (atas) & museum di Pulau Samosir berarsitektur rumah tradisional Batak (bawah).
4. Bika Ambon khas Medan (atas) & Mie Aceh khas Aceh (bawah).
5. Objek-objek tsunami di Banda Aceh.
6. Tari Saman Aceh (atas) & tari tortor Batak Sumut (bawah).
7. Saya sebagai jurnalis/blogger & content creator saat meliput saya tarik Danau Toba.
8. Saya (atas) & beberapa pendaki Pidie di puncak Gunung Seulawah Agam, Aceh.

Read more...

Sabtu, 07 September 2024

Sembilan Tema Kegiatan Ini Bikin Camcer Bermanfaat Lebih


Camping ceria (camcer) salah satu dari sederet kegiatan outdoor yang punya banyak manfaat, di antaranya bisa memperkuat silaturahmi antar-pesertanya.

Supaya camcer bisa berbuah manfaat seperti itu bahkan lebih, perlu diisi dengan serangkaian kegiatan yang disesuaikan dengan usia dan latar belakang minat/kesukaan pesertanya.

Berdasarkan amatan saya beberapa kali meliput camcer di beberapa camping ground (camp ground) atau bumi perkemahan (buper), sekurangnya ada 9 (sembilan) tema kegiatan yang dapat dimasukkan dalam daftar acara agar camcer bukan hanya menyenangkan dan sebagai salah satu pilihan aktivitas healing (penyembuhan atau proses menjadi sehat kembali), pun mampu memberi manfaat lebih.

Pertama, melakukan kegiatan bertema religi. Misalnya kalau pesertanya banyak yang muslim, bisa menjalankan salat wajib berjemaah di alam terbuka dekat area kemah dengan alas matras atau tikar besar. Pilihan tempat lainnya di aula/pendopo yang tersedia di sana maupun di musala ataupun masjid yang berada di sekitar kampung dengan lokasi camp ground.


Contohnya Samara Camp dan Curug Naga Camp, dua dari beberapa camp ground yang berada di Desa/Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Amatan saya sewaktu mengikuti camcer plus survei lokasi camp ground untuk Jambore 45 Tahun Tapal baru-baru ini, di dua camp ground yang jaraknya berdekatan tersebut bisa digunakan untuk salat berjemaah baik di area kemah, aula/pendopo semi permanen (Samara Camp) ataupun di musala yang ada di area camp (Curug Naga Camp) atau di Musala Alisha yang berada di tepi jalan beraspal antara Samara Camp dengan Curug Naga Camp, jaraknya tak sampai 100 meter dari Samara Camp.

Kedua, mengisi camcer dengan kegiatan bertema hiburan. Contohnya live music, organ tunggal, dan pentas seni (antara lain gitaran sambil menyanyi, menari/joget, dan membaca puisi). Termasuk pula pembagian door prize, kuis berhadiah, fun games atau permainan-permainan mendidik juga rekreatif, dan lainnya.

Berikutnya atau tema kegiatan ketiga adalah olah raga atau bina jasmani. Contohnya olgapis (olah raga tipis-tipis) seperti senam sehat pagi hari secara bersama, pemanasan (warming up) sebelum melakukan kegiatan outdoor yang lebih berat, dan lainnya.


Keempat, mengisi dengan kegiatan bertema malam keakraban. Contohnya api unggun, kambing guling, berbeque, coffee/tea break, makan bersama, diskusi santai tentang rencana berikutnya, dan lainnya.

Kelima, melakukan kegiatan bertema ramah lingkungan. Misalnya aksi bersih sampah di sekitar area kemah yang dimasukkan ke dalam trash bag (kantong plastik) ataupun tong sampah yang tersedia di sana. Pilihan lain aksi tanam pohon di hutan di dekat lokasi camp ground, dan lainnya. 

Selanjutnya atau keenam, melakukan kegiatan bertema sosial, seperti bakti sosial (baksos) memberi donasi ke panti asuhan anak yatim/piatu di dekat area kemah, membersihkan musala setempat, dan lainnya.

Ketujuh, mengisi dengan kegiatan bertema pengetahuan umum atau pembelajaran/pendidikan (edu-camp). Contohnya berbagai ilmu tentang cara berkebun yang praktis di halaman rumah, cara membuat makanan kekinian untuk ide berjualan, cara bikin konten bermanfaat untuk promosi wirausaha, dan lainnya.

Kedelapan, melakukan kegiatan bertema ekonomi atau menambah pendapatan pesertanya. Contohnya bazaar kuliner, peralatan outdoor, dan lainnya.

Terakhir atau kesembilan melakukan kegiatan bertema outdoor bermuatan petualangan. Contohnya hiking ke curug, jelajah hutan, susur sungai, body rafting, outbound team building, dan lainnya.


Sebaiknya dihindari
 
Selain melakukan sembilan tema kegiatan sebagaimana tersebut di atas, ada beberapa hal juga yang sebaiknya dihindari atau tidak dilakukan saat camcer agar berujung berkesan.

Beberapa hal tersebut antara lain tidak terlalu pamer status sosial lewat penampilan maupun perkataan; tidak asyik menyendiri atau berkegiatan sendiri; tidak menanyakan/menyinggung sesuatu yang privacy atau terlalu kepo dengan hal-hal yang bersifat pribadi orang/peserta; tidak pula menanyakan/menyinggung sesuatu tentang pilihan politik, agama, dan lainnya yang berbau SARA; tidak berbaur dengan teman seangkatan atau se-circle saja; tidak sampai mengganggu ketenangan pengunjung lain/warga setempat; tidak merusak fasilitas umum, dan terakhir tidak mencemarkan lingkungan area kemah dan  jalur hiking maupun trekking seperti membuang sampah sembarangan, dan lainnya.

Selamat ber-healing, menyatu, dan bersenyawa dengan alam dengan ber-camcer, semoga bermanfaat lebih.

Salam camcer pro konservasi, salam camcer ramah lingkungan 🙏.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Saya mengabadikan tim camcer plus survei lokasi camp ground untuk Jambore 45 Tahun Tapal di Megamendung, tepatnya di Samara Camp, Curug Naga, dan Curug Panjang.
2. Mushola/Musala Alisha di tepi jalan beraspal antara Samara Camp dengan Curug Naga Camp, Citamiang, Megamendung, Kab. Bogor, Jabar.
3. Malam keakraban dengan makam bersama dan diskusi santai selepas salat isya berjemaah di Samara Camp.
4. Salah satu campsite di Samara Camp, mobil pengunjung bisa parkir di dekat area camp.

Read more...

Selasa, 03 September 2024

Camcer plus Survei Lokasi Jambore 45 Tahun Tapal, Ini Enam Catatannya


Selain camcer alias camping ceria di Desa/Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat baru-baru ini, kelompok kecil (small group) anggota dan simpatisan Tapal sekaligus melakukan survei lokasi untuk kegiatan Jambore 45 Tahun Tapal yang akan digelar Mei tahun depan.

Saya sebut small group karena hanya 6 orang yang mengikuti dua kegiatan tersebut, terdiri atas 4 orang anggota Tapal yakni Wayang, Ubay, Santa, dan Wina serta 1 simpatisan Adji Tropis atau saya yang kelimanya merupakan penghuni WAG "Memori Ujung Kulon" (MUK) 92, dan ditambah 1 orang lagi temannya Wina.

Diujung Agustus, Sabtu (31/8/2024) pagi, kami berkumpul di rumah Ubay dan Santa di Jalan Kober, Margonda, Depok.


Usai ishoma (istirahat sejenak sambil ngobrol-ngobrol, sholat/salat zuhur berjemaah, dan makan siang), kami berangkat dengan mengunakan mobil milik Ubay dan Santa. Keduanya adalah pasangan suami istri yang sudah punya dua anak laki-laki dewasa. Saya mengenal pasutri Betawi dan Batak ini sejak tahun 90-an awal, saat mereka masih pacaran dan ikut pendidikan dasar (pendas) organisasi mahasiswa pecinta alam (Ompa) Tapal serta sama-sama kuliah di Kampus Tercinta, IISIP Jakarta.

Perjalanan menuju Megamendung terbilang lancar, namun setibanya di Ciawi ternyata arah ke Puncak Bogor ditutup. Santa yang menjadi supir pun mengambil inisiatif melewati jalur alternatif. Meskipun sempat merasakan kemacetan dan harus memberi uang recehan (Rp 1000 - Rp 2000) kepada "pak ogah" di beberapa titik, akhirnya mobil kami sampai di jalan raya Gadok.

Jelang asar, kami tiba di Masjid Nurul Huda Megamendung yang berada di pertigaan Megamendung. Kami sempat membeli beberapa logistik untuk camcer di salah satu mini market di seberang masjid, lalu menunaikan salat asar di masjid tersebut.


Selepas itu bergerak menuju lokasi camcer yakni Samara Camp. Namun sebelum ke sana kami melakukan survei ke Eagle Hill Camp terlebih dahulu yang berada di sebelah kiri dari jalan utama Megamendung lalu menuju ke bagian atas bukit.

Kami sempat kehilangan arah lalu turun dari mobil. Saya berjalan kaki mencari orang lokal untuk menanyakan keberadaan Eagle Hill. Akhirnya saya bertemu seorang warga setempat dan menurutnya kami salah pilih jalan. Seharusnya tadi di pertigaan ambil arah kiri, di sana ada plang kecil Eagle Hill.

Setelah mendapatkan info tersebut kami melanjutkan perjalanan mengikuti arahan orang lokal tersebut dan akhirnya tiba di Eagle Hill. Setelah mengamati sejenak dari dalam mobil, kami memutuskan untuk tidak melakukan survei lebih lanjut lantaran tidak sesuai untuk lokasi Jambore Tapal nanti.


Tak berlama-lama, kami langsung kembali ke jalan utama Megamendung lalu belok kiri menuju Samara Camp. Setibanya di sana, terus terang saya agak terkejut lantaran banyak sekali tenda pengunjung yang sudah berdiri di sana.

Setelah bertemu dengan petugas setempat, kami diarahkan ke lokasi tenda sesuai pesanan kami. Lokasinya di ujung camp area, dekat dengan aula atau pendopo semi permanen. Di sana sudah berdiri tiga tenda dengan kapasitas masing-masing untuk 3 orang. Jadi satu tenda, hanya diisi 2 orang, lumayan lega. Tenda jenis trap tent yang saya bawa, tidak jadi saya pasang.

Selepas menunaikan salat magrib berjemaah di aula dan santap malam di area tenda, malamnya kami isi dengan diskusi santai terkait lokasi Samara Camp

Saya sempat masak air untuk bikin kopi Gayo yang dibawa Wayang dan kopi Sidikalang serta kopi Lombok dari Santa, kebetulan saya bawa peralatan masak seperti kompor berikut gas dan nesting komplit serta keripik pisang khas Lampung rasa coklat, susu, dan keju buat teman diskusi.


Berdasarkan hasil pengamatan kami dengan beberapa faktor pendukung seperti akses jalan menuju lokasi, luas area berkemah, fasilitas pendukung (aula semi permanen, toilet, warung, harga paket kemping serta objek wisata Curug Panjang dan Curug Naga), akhirnya kami sepakat memilih Samara Camp untuk lokasi Jambore 45 Tahun Tapal untuk diajukan ke perwakilan anggota senior Tapal.

Kami juga mendiskusikan berapa besaran biaya per orang untuk mengikuti Jambore Tapal nanti. Harga tersebut sudah termasuk HTM, sewa tenda, makan, coffee break, kaos, kambing guling, dan lainnya. Wina mencatat rincian harga tersebut di laptop-nya.


Usai diskusi, Santa masuk tenda lebih dulu karena matanya sudah 5 watt. Saya, Ubay, Wayang, dan Wina masih lanjut ngobrol sana-sini. Selanjutnya Ubay masuk di tenda dimana temannya Wina sudah tidur lebih dahulu. Tinggal saya, Wayang, dan Wina yang masih lanjut bercengkerama. Saya sempat masak mie rebus untuk kami santap bertiga.

Jelang pukul setengah 2 dini hari, kami akhirnya masuk tenda karena sudah kantuk dan dingin semakin terasa. Wina ke tenda dimana Santa berada. Saya dan Wayang di tenda sebelahnya.

Wayang beberapa kali keluar tenda untuk mengusir beberapa ekor anjing yang mengacak-acak kantung plastik (trash bag) berisi sampah yang kami kumpulkan di luar tenda.

Pukul 5 pagi kami bangun untuk salat subuh. Setelah itu menuju warung untuk minum teh, kopi, dan sarapan nasgor serta nasi uduk. Selanjutnya menemui petugas setempat untuk memberitahukan beberapa fasilitas pendukung yang kami butuhkan untuk Jambore Tapal nanti, seperti perbaikan beberapa pintu toilet, penyediaan tong sampah, penambahan tempat berwudhu di dekat aula, penempatan parkir mobil peserta Jambore 45 Tahun Tapal, terpal alas buat salat berjemaah, dan lainnya.


Treking Curug Naga & Panjang 
Selepas itu beranjak jalan kaki menuju Curug Naga. Lokasinya sekitar 200-an meter dari Samara Camp ke arah bawah melewati jalan beraspal dan Mushola/Musala Alisha yang bangunannya bercat putih di sebelah kanan jalan. Di dekat musala tersebut, Santa yang kemana-mana membawa makanan kecil buat kucing, memberi pakan tersebut buat 2 ekor kucing berwarna putih dan hitam keabu-abuan.

Setibanya di pos pendaftaran merangkap loket tiket, saya sempat mewawancarai beberapa petugas setempat antara lain Hasan dan Doni.

Berdasarkan penuturan keduanya ternyata di Curug Naga aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung selain berkemah di camp ground -nya (tapi tak seluas Samara Camp), juga dapat melakukan body rafting, river hiking, jungle hiking, dan cliff jumping.


Di sana ada tiga Curug yakni Curug Priuk, Naga, dan Curug Barong yang masing-masing memiliki ciri khas, karakter, dan tingkat kesulitan berbeda.

Di sana juga tersedia beberapa paket antara lain paket jelajah 3 curug Rp 135 ribu/orang; paket jelajah 2 curug Rp 110 ribu/orang; paket 1 curug Rp 85 ribu/orang, dan paket camping (2 hari 1 malam) termasuk jelajah 3 curug Rp 385 ribu/orang, minimal 8 orang.

Usai mendapatkan informasi komplit, kami kembali ke Samara Camp. Kemudian lanjut hiking ke Curug Panjang melewati bagian belakang camp area tersebut ke arah atas. Tiba di pos loket Curug Panjang, kami membeli tiket seharga 15 ribu per orang.


Setelah hiking sekitar 15 menit, kami tiba di curug tersebut, dimana sudah banyak pengunjung yang datang. Mereka ada yang duduk-duduk di bebatuan, berenang, dan tak sedikit yang melakukan river tubbing. Maklum ini akhir pekan, jadi pengunjungnya ramai, sama seperti di Curug Naga dan Samara Camp.

Di tepian aliran sungai bagian atas, kami memilih bersantai dengan menyewa matras besar Rp 20 per lembar lalu minum kopi, teh, dan ngemil pisgor dari warung setempat. Selepas itu kembali ke Samara Camp lewat jalur yang sama.

Selepas mandi dan salat zuhur berjemaah dijamak dengan asar, kami meninggalkan Samara Camp kembali ke Depok. Giliran Ubay yang pegang setir mobil. Sebelum sampai di Depok, kami sempat mampir ke sentra kuliner di daerah Yasmin, Bogor atas arahan Santa untuk menyantap Soto Mie Bogor dan Soto Betawi.


Selepas makan siang, kami lanjut menuju Depok. Wayang turun di jalan tak jauh dari kediamannya. Sedangkan saya, Wina, dan rekannya turun di Stasiun UI lanjut naik KRL commuter line. Setelah itu Ubay dan Santa bertolak ke kediamannya. Minggu (1/9/2024) sore, camcer plus survei di Megamendung pun berakhir, alhamdulillah lancar.

Enam Catatan Penting
Berdasarkan amatan saya yang jauh-jauh dari seberang ikut camcer plus survei camp ground di Megamendung untuk lokasi Jambore 45 Tapal Tapal 2025, sekurangnya ada 6 hal penting yang menjadi catatan saya.

Pertama, bila ingin mendapatkan suasana yang lebih tenang (tidak kena macet, tidak kena penutupan arah ke puncak, tidak begitu ramai pengunjungnya baik di Samara Camp, Curug Naga maupun Curug Panjang) sebaiknya Jambore Tapal digelar diluar akhir pekan (dengan kata lain saat week day).


Kedua, ada tim pemandu (minimal 3 orang) dilengkapi P3K standar buat memandu kelompok peserta jambore yang ingin ikut salah satu paket jelajah Curug Naga maupun tim pemandu (juga minimal 3 orang) dilengkapi P3K standar yang memandu kelompok peserta jambore yang ingin hiking ke Curug Panjang agar pesertanya merasa aman dan nyaman.

Catatan ketiga, kegiatan hiburan (nyanyi, organ tunggal, music live) sebaiknya diadakan 2 sesi. Pertama selepas asar sampai jelang magrib. Sesi kedua, selepas isya sampai pukul 11 malam. Setelah itu peserta jambore yang ingin ikut hiking curug sebagaimana tertera di poin 2 harus sudah istirahat untuk persiapan fisik esok pagi. Bagi yang tidak ikut hiking curug-curug tersebut bisa lanjut "konser", asalkan tidak sampai terlalu gaduh.

Keempat, baik tim pemandu maupun peserta Jambore 45 Tahun Tapal yang ikut hiking curug sebagaimana tertera di poin 2 harus mengenakan minimal sandal lapangan atau sandal gunung yang nyaman, pakaian lapangan yang mudah menyerap keringat, membawa pakaian salinan, jas hujan, HP dalam kemasan anti air, dan makanan/minuman ringan.


Catatan kelima, sebelum melakukan hiking sebaiknya seluruh tim pemandu maupun peserta hiking curug melakukan pemanasan (warming up) di camp area, agar otot kaki menjadi lebih lentur. Selain itu, tak lupa berdoa memohon kelancaran dan keselamatan.

Catatan terakhir atau keenam, panitia, tim pemandu hiking curug, dan seluruh peserta jambore  tetap menjaga kebersihan camp area, jalur hiking, dan lokasi curug yang dituju dengan membuang sampah logistiknya di dalam trash bag atau di tong sampah yang tersedia di camp area.

Itulah hasil camcer plus survei untuk lokasi Jambore 45 Tahun Tapal, berikut 6 catatannya. Semoga bermanfaat.

Salam camcer pro konservasi, salam camcer ramah lingkungan.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TiktTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Area berkemah Samara Camp di Megamendung mampu menampung 300 orang.
2. Terdiri atas beberapa campsite (tempat mendirikan tenda) berukuran kecil, sedang, dan luas.
3. Tim camcer plus survei lokasi camp area untuk Jambore 45 Tahun TAPAL terdiri atas Ubay, Adji, Santa (jongkok), Wayang, Wina, dan teman Wina (yang motret foto ini).
4. Selain tenda juga bisa campervan.
5. Tim survei berdiskusi di depan tenda. (foto: teman Wina)
6. Diskusi berlangsung sampai larut malam. (foto: teman Wina)
7. Survei ke Curug Naga
8. Peserta body rafting di Curug Naga (foto: dok. Curug Naga)
9. Survei ke Curug Panjang.
10. Pengunjung Curug Panjang.
11. Tim survei santai di camp area.
12. Tim survei berfoto di pintu loket Curug Naga. (foto: teman Wina)


Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP