Keuntungan Gelar Tradisi Malam Takbiran dari Sisi Pariwisata hingga Budaya
Malam takbiran merupakan salah satu tradisi menyambut Hari Raya Idulfitri atau Lebaran di Indonesia, sebagai penanda bulan Ramadan telah berakhir. Tradisi bernapaskan Islam satu ini ternyata punya banyak keuntungan dari sisi pariwisata sampai budaya.
Sesuai namanya, tradisi malam takbiran diberbagai daerah diisi dengan bermacam kegiatan, seperti takbir keliling atau pawai takbiran yakni berkeliling kampung/kota pada malam 1 Syawal, biasanya selepas magrib sambil membawa alat penerang seperti obor, bedug, dan atribut lainnya dari satu titik ke titik lain seraya mengumandangkan takbir.
Bacaan takbir Idulfitri yang biasa dikumandangkan seperti ini:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Latin : Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah yang Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya.
Selain pawai takbiran, di beberapa daerah juga punya tradisi tersendiri dalam menyemarakkan malam takbiran atau menyambut lebaran.
Di Pulau Jawa tepatnya di Yogyakarta, misalnya ada tradisi Grebeg Syawal (Yogyakarta). Tradisi ini dilakukan oleh Keraton Yogyakarta dengan membuat gunungan yaitu bermacam hasil pertanian dan perkebunan yang susun menyerupai gunung. Gunungan ini kemudian diarak keliling keraton hingga ke Masjid Agung dan akhirnya diperebutkan warga maupun pengunjung.
Di Pulau Kalimantan, tepatnya di Pontianak Kalimantan Barat punya tradisi Meriam Karbit yang dinyalakan/disulut oleh masyarakat yang bermukim di bantaran Sungai Kapuas.
Di Pulau Sulawesi, tepatnya di Makasar dan Gorontalo, masyarakatnya juga punya tradisi masing-masing.
Di Kota Makassar ada Pawai Obor yakni menyalakan obor kemudian berkeliling dari satu tempat ke tempat lain sambil menggemakan takbir pada malam takbiran.
Dilansir dari Antara, Pemerintah Kota Makassar telah mendata sebanyak 20 ribu peserta akan meramaikan pawai obor malam takbiran Idul Fitri 1445 Hijriah.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Rabu, mengatakan Festival Takbir Tepian Air digelar untuk memeriahkan malam takbiran Idul Fitri 1445 Hijriah. "Festival itu berupa pawai obor mulai dari Masjid Kubah 99 di Kawasan Center Poin of Indonesia (CPI) dan finish di Anjungan City Of Makassar," ujarnya.
Di Gorontalo, masyarakatnya rutin menggelar tradisi Tumbilotohe setiap malam takbiran tiba. Tumbilotohe memiliki arti “saatnya memasang lampu”.
Ribuan lampu minyak dipasang/dirangkai dalam berbagai bentuk disejumlah titik terutama di tanah lapang kemudian dinyalakan pada malam takbiran sehingga tampil menarik.
Di Pulau Sumatra, tepatnya di Bengkulu, Sumatra Utara (Sumut), dan Aceh juga punya tradisi malam takbiran masing-masing.
Di Bengkulu, ada tradisi Ronjok Sayak atau tradisi bakar gunung api. Perayaan ini ditandai dengan menyalakan api melalui tumpukan serabut kelapa setinggi satu meter.
Di Sumut, tepatnya di Kota Medan dan Kabupaten Asahan ada Konvoi Kendaraan Hias. Sedangkan di Aceh, tepatnya di Kota Banda Aceh ada takbir keliling atau pawai takbiran.
Semua tradisi itu intinya sama sebagai bentuk sukacita karena datangnya Hari Raya Idulfitri.
Sayangnya tradisi pawai takbir di Banda Aceh kabarnya ditiadakan tahun ini. Kabar itu ramai tersiar dibeberapa media online dan medsos.
Dilansir dari Antara, Pemerintah Aceh melalui Dinas Syariat Islam (DSI) menyatakan pawai takbir menyambut Idul Fitri 1445 Hijriah ditiadakan, digantikan dengan Festival Takbiran di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
"Untuk tahun ini tidak kita adakan pawai takbir, tapi kita gantikan dengan Festival Takbiran di halaman Masjid Raya pada malam lebaran," kata Kepala
DSI Aceh Zahrol Fajri di Banda Aceh, Rabu.
Zahrol mengatakan pawai takbiran tidak dapat digelar sehubungan dengan adanya program strategis nasional yang akan berlangsung di Aceh yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) dan pemilihan kepala daerah (pilkada).
Alasan lainnya karena kondisi jalanan di wilayah Banda Aceh yang sedang dalam perbaikan oleh dinas setempat.
Meskipun tidak ada pawai obor, Zahrol menyampaikan, masyarakat Aceh tetap bisa merasakan kemeriahan malam Idul Fitri dengan menyaksikan gema takbiran yang diperlombakan di halaman Masjid Raya Baiturrahman.
"Masyarakat silakan nanti datang ke Masjid Raya menyaksikan lomba takbir dari enam utusan peserta dari perwakilan gampong di Aceh Besar dan Banda Aceh, mereka yang menang pada tahun lalu dan akan difinalkan kembali," ungkapnya.
Seperti TravelPlus utarakan di atas, tradisi malam takbiran itu punya banyak keuntungan dari sisi pariwisata sampai budaya.
Keuntungan dari sisi pariwisata, bisa menjadi daya tarik wisata bila tradisi malam takbiran digelar rutin dan digarap serius, menarik bahkan spektakuler lalu dipromosikan secara gencar lewat berbagai media termasuk medsos agar publik luas tahu sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara.
Keuntungan sari sisi religi, dapat mendidik anak-anak untuk mengenal dan membanggakan perayaan menjelang hari raya sekaligus sebagai wadah syiar Islam.
Keuntungan dari sisi ekonomi kreatif (ekraf), memacu kreativitas untuk membuat penampilan yang menarik, baik dari segi kostum, pernak-pernik/atribut, musik/ atraksi yang disuguhkan, bermacam lomba yang semuanya bernapaskan Islam, dan lainnya.
Keuntungan berikutnya mampu mengangkat nama kota/daerah yang menggelar acara malam takbiran tersebut ke tingkat nasional bahkan internasional bila digelar rutin, minimal setahun 2 kali yakni tradisi malam takbiran Idulfitri dan Iduladha.
Keuntungan terakhir atau dari sisi budaya, bisa mengangkat ragam budaya setempat yang tentunya bermuatan Islam seperti pakaian daerah, kesenian, tarian, dan lainnya.
Melihat sederet keuntungan di atas, buat kota/daerah yang setiap tahun rutin mengadakan tradisi malam takbiran, harus terpacu untuk terus menggelarnya dengan penampilan yang lebih berkualitas. Jangan justru dilenyapkan atau ditiadakan.
Bagi yang belum punya kegiatan malam takbiran, bisa mulai membuatnya dengan penampilan yang berbeda sesuai dengan ciri khas dan budaya setempat. Kalau boleh kasih saran, tak perlu pakai petasan ataupun kembang api. Satu lagi, Pemda/Pemko-nya juga harus mendukung penuh agar berjalan lancar, maksimal, dan berkelanjutan.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Bedug besar di salah satu masjid di Jakarta
2. Bedug kecil untuk malam takbiran di Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar