Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang Ngirim Do'a Agar Pandemi Sirna di Seren Taun 2020
Ada yang berbeda di acara Seren Taun Kasepuhan 2020 yang berlangsung sejak 3-10 Agustus di Desa Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Pertama acara tahunan kali ini, tidak berlaku untuk umum alias tidak memperbolehkan wisatawam hadir karena terkait pandemi Covid-19.
Kedua, selama acara berlangsung, panitia menerapkan protokol kesehatan cegah Covid-19. Mulai dari penyemprotan disinfektan, pemeriksaan suhu tubuh tamu undangan, mewajibkan memakai masker, dan harus selalu jaga jarak.
Dan ketiga, salah satu acara intinya yaitu Ngirim do'a kali ini bukan hanya berdoa ucap rasa syukur atas keberhasilan panen padi tahun ini, pun berdoa agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
Hal itu diungkapkan Henriana Hatra selaku ketua panitia kepada TravelPlus Indonesia pada hari pertama pelaksanaan Seren Taun Kasepuhan Cisungsang 2020, Senin (3/8).
"Ngirim Do'a di Seren Taun kali ini inti memohon keselamatan semua masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang dan juga untuk semua masyarakat adat baik yang ada di Indoneis maupun mancanegara di seluruh dunia," ungkap Nochi, panggilan akrab Henriana Hatra.
Acara Ngirim Do'a, lanjut Nochi akan diadakan pada Minggu (9/8) mulai pukul 2 WIB siang. Setelah itu ada suguhan Pantun Tradisional dan Angklung.
Hari Senin ini (3/8) sudah dilaksanakan ritual Rasul Pare di Leuit, dan dilanjutkan dengan suguhan kesenian Angklung.
Selain Rasul Pare di Leuit dan Ngirim Do'a, masih ada acara inti Seren Taun Kasepuhan Cisungsang, yaitu Balik Taun Rendangan, Ngareremokeun, Rasul Seren Taun, dan Panadaran.
Ritual Balik Taun Rendangan akan dilaksanakan pada Jum'at (7/8) setelah acara Bubuka atau pembukaan mulai pukul 2.00 WIB siang.
Ngareremokeun pada Sabtu (8/8) mulai pukul 7.00 WIB pagi sampai selesai dilanjutkan dengan acara Pantun Tradisional dan Angklung
Rasul Seren Taun dan Panadaran akan digelar pada hari terakhir, Senin (10/8) mulai pukul 3 WIB sore, dilanjutkan dengan acara penutupan.
Dalam tulisan Ria Andayani Somantri dari BPNB Jabar berjudul "Mengenal Kasepuhan Cisungsang di Banten" yang dimuat di website kemendikbud dijelaskan Desa Cisungsang memiliki sejumlah 9 kampung antara lain Kampung Cipayung, Lembur Gede, Pasir Kapundang, Babakan, Sela Kopi, Pasir Pilar, Gunung Bongkok, Suka Mulya, dan Kampung Bojong.
Meskipun sudah banyak rumah permanen berdinding bata dam beratap genting, namunmasih ada beberapa rumah panggung berbahan baku kayu dan bambu serta beratap nipah, terutama di kawasan yang disebut Padepokan Pasir Koja.
Padepokan Pasir Koja tepat di pintu gerbang masuk Desa Cisungsang. Di dalam area tersebut terdapat rumah ketua adat Kasepuhan Cisungsang yang cukup besar.
Rumah tersebut menjadi tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan adat. Di rumah itu pula, ketua adat menerima tamu dan warga komunitas kasepuhan yang meminta bantuannya. Bahkan, tak sedikit dari para tamu yang datang ke sana, mendapat kesempatan untuk menginap di tempat tersebut.
Tidak jauh dari rumah ketua adat, berdiri beberapa rumah panggung yang mungil berdiri. Penghuninya adalah para pemangku adat yang bekerja membantu kelancaran tugas ketua adat. Di sana juga terdapat tanah persawahan, leuit 'lumbung padi tradisional' milik kasepuhan, juga saung lisung 'tempat menumbuk padi'.
Selain itu, dari Padepokan Pasir Koja juga dia memimpin masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, sesuai aturan adat yang menata hubungan sosial antarsesama warga kasepuhan. Aturan tersebut terkristalkan dalam lembaga adat Kasepuhan Cisungsang.
"Masyarakat Kasepuhan Cisungsang merupakan kelompok Suku Sunda," ungkap Ria Andayani dalam tulisan itu
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. @henriana_hatra_nochi, @kasepuhan_cisungsang & @gregbond.99
0 komentar:
Posting Komentar