Penyiapan SDM Pariwisata Indonesia Masih Terkendala Sejumlah Masalah, Ini Faktanya
Pengembangan dan penyiapan SDM pariwisata Indonesia ternyata masih terkendala sejumlah masalah. Hal ini terungkap dalam Bincang Bisnis ASITA (BBA) ke-15 di Zoom Meeting, Sabtu (18/7/2020).
Di BBA yang mengusung tema: "Pengembangan & Kesiapan SDM Pariwisata Indonesia Pasca Pandemic" ini menghadirkan 3 pembiacara berkompeten yakni Prof. Azril Azahari Ketum ICPI (Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia), Tetty DS Ariyanto, Komisioner BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), dan Wisnu B. Tarunajaya, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf.
Prof. Azril Azahari dalam pemaparannya yang berjudul Pariwisata Indonesia Menyongsong Kenormalan Baru: Kesiapan SDM Pariwisata mengungkapkan masih banyak masalah dalam penyiapan SDM Pariwisata Indonesia.
Menurutnya KLBI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia_red) dalam pariwisata kita itu belum direvisi alias masih tahun 2017.
"Hal ini sudah saya sampaikan ke pak Wisnu (Wisnu B. Tarunajaya_red) agar segera direvisi tapi alhamdulillah sampai sekarang belum keluar," singgung Prof. Azril.
Begitupun dengan KBJI (Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia_red) dalam pariwisata kita masih tahun 2014. "Belum direvisi juga, makanya tugas pak Wisnu banyak," ujarnya.
Seharusnya kurikulum pendidikan itu berbasis okupasi (occupational) karena itu keinginan industri. Bukan kurikulum pendidikan berbasis kompetensi.
"Saya sejak tahun 2000 juga sudah berada di industri, dan ternyata memang okupasi yang diinginkan mereka (industri_red)," ungkap Prof. Azril.
Oleh karena itu Peta Okupasi itu harus segera di SK-kan Permen-nya kemudian dijajarkan dengan KBJI dan KLBJ yg baru atau yang sudah direvisi.
"Supply and demand-nya baru kemudian dipakai untuk kurikulum pendidikan, bukan justru terbalik," terang Prof. Azril.
Kalau industri harus mengikuti kurikulum, itu salah dan tidak bisa. Atau kurikulum bergaya industri alias dicocok-cocokan, itu juga salah.
"Yang benar, industri dulu baru bikin kurikulum. Jadi kurikulum pendidikan yang berbasis okupasi. Itu saja keluh kesah saya mumpung ada 2 pejabat penting di sini (Wisnu dan Tetty_red)," pungkas Azril seraya berharap mudah-mudahan semua masalah itu bisa diselesaikan bersama.
Wisnu B. Tarunajaya menyetujui apa yang diutarakan Prof. Azril Azahari.
Menurutnya Kemenparekraf dari 2010 sudah mencoba mengembangkan kurikulum berdasarkan industri.
"Kita memang tidak melakukan survey terlalu lama di industri tetapi kita mengajak orang-orang industri untuk berkomentar dan memberi pemahaman," terangnya.
Wisnu berharap tahun 2020 ini bisa mencoba membuat analisis supply & demand SDM Pariwisata yang diawali dengan evaluasi okupasi KBLI dan KBJI.
"Mudah-mudahan data yang dikeluarkan BPS sesuai harapan, dan nantinya akan disosialisasikan ke teman-teman industri wisata dan pendidikan agar bisa digunakan sebagai basis pengembangan kurikulum," terangnya.
Sekarang ini masih dalam proses membuat yang lebih baik sesuai perkembangan industri.
"Begitupun dunia pendidikan juga harus mengikuti dunia industri," ujar Wisnu.
Menurut Tetty selama ini pihaknya sudah meminta keterlibatan industri untuk lama-lama duduk dalam rangka perumusan/penyusunan okupasi tersebut.
"Ternyata agak sulit, mengingat mereka (industri_red) harus terus berproduksi," ungkapnya.
Sebenarnya sewaktu penyusunan yang pertama, lanjut Tetty, sudah dikemas dalam okupasi di peraturan Menteri Tenaga Kerja yang lama.
Tapi ketika 2016 berubah regulasi, dan sampai saat ini sudah berjalan hampir 4 tahun. "Ini menurut saya, dokumen hidup yang terus menerus akan kita perbaharui," ujarnya.
Untungnya gara-gara ada Covid-19, teman-teman industri akhirnya bisa duduk bareng, terus sama-sama me-revisit dokumen itu.
"Koq kayak gini ya. Pastinya nanti kita mengemasnya kearah okupasi," jelas Tetty yang yakin kalau dari kalangan industri dan pendidikan dijembatani dan mau duduk bersama, pasti bisa terwujud.
BBA yang dipandu Masrura Ramidjal, Koord. Litbang & SDM DPP ASITA ini selain diikuti para anggota ASITA, PHRI, dan HPI, juga melibatkan peran TravelPlus Indonesia sebagai media partner sehingga unsur Pentahelix terpenuhi.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar