Ragam Event Ini, Sejatinya Tak Cuma Dongkrak Popularitas Destinasi Pariwisata Super Prioritas
Sejumlah event yang berada langsung di Destinasi Pariwisata Super Prioritas maupun di zona pendukungnya, mendapat perhatian spesial dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sepanjang tahun ini.
Sebagaimana disinggung sebelumnya, sejak tahun 2016 Kemenpar sudah menetapkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang juga disebut 'Bali Baru' untuk lebih memperkenalkan destinasi-destinasi keren yang ada di Indonesia, di luar Bali.
Kesepuluh Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) tersebut adalah Danau Toba yang berada di 7 kabupaten yaitu Tapanuli Utara, Karo, Simalungun, Toba Samosir, Samosir, Dairi, dan Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara.
Lalu Tanjung Kelayang di Kabupaten Belitung-Pulau Belitung (Bangka Belitung), Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang (Banten), Kepulauan Seribu di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), dan Taman Wisata Candi Borobudur di jantungnya Pulau Jawa tepatnya di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Selain itu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di tengah-tengah 4 kabupaten yakni Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang (Jawa Timur), Mandalika di Lombok Tengah-Pulau Lombok (NTB), Labuan Bajo sebagai pintu masuk menuju Taman Nasional Komodo di Kecamatan Komodo- Kabupaten Manggarai-Flores (NTT), Pulau Morotai di Halmahera (Maluku Utara), dan Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara.
Namun sejak 2017, pemerintah sepakat untuk berfokus kepada percepatan pengembangan empat destinasi dari 10 'Bali Baru' tersebut yang kemudian mendapat predikat Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Sebagai bukti keseriusan Kemenpar atas kesepakatan itu, sejumlah event di 4 DPSP tersebut dimasukkan ke dalam daftar 100 Calendar of Events (CoE) 2019 hasil kurasi tim kurator bentukan Kemenpar.
Di Danau Toba sebagai salah satu dari 4 DPSP misalnya, Kemenpar memasukan kembali event Festival Danau Toba yang pernah tercantum di list CoE 2018 ke CoE 2019.
Festival Danau Toba berisi culture event dan sport tourism. Cikal bakal event ini adalah Pesta Danau Toba yang ada sejak 1980-an dan berubah menjadi Festival Danau Toba pada tahun 2011.
Sejak berganti menjadi Festival Danau Toba lokasi pelaksanaan event dilakukan secara bergantian di kabupaten sekawasan Danau Toba.
Festival Danau Toba 2019 bakal dihelat 9 - 12 Desember mendatang. Sedangkan event pendukungnya yang juga masuk CoE 2019 adalah Horas Samosir Fiesta (7 Maret).
Begitupun dengan DPSP Taman Wisata Candi Borobudur, Kemenpar memasukan kembali event Borobudur Marathon yang pernah masuk di list CoE 2018.
Borobudur Marathon tahun lalu berlangsung di kompleks Taman Lumbini, Kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dengan tema “raising harmony” yang diikuti 9.672 pelari luar negeri dengan kata lain wisatawan mancanegara (wisman) dan pelari dalam negeri serta masyarakat lokal.
Ada 3 kategori lari yang dilombakan yaitu marathon dengan peserta sebanyak 2.883 dimulai pada pukul 05.00 WIB, half marathon dengan peserta sebanyak 3.888 dimulai pada pukul 05.30 WIB, dan kategori 10K dengan peserta sebanyak 2.901 dimulai pada pukul 06.00 WIB.
Para pesertanya pun disuguhi berbagai atraksi seni budaya dan kuliner khas Magelang mengingat event berkelas dunia ini memadukan konsep raising harmony (tumbuh dalam keselarasan), cultural immersion (keterlibatan budaya lokal), dan sport tourism (wisata olahraga).
Borobudur Marathon tahun ini bakal digelar 17 November mendatang, yang diharapkan mampu lebih mengangkasakan popularitas Borobudur sebagai DPSP, pun menjaring pelari asing lebih banyak lagi dibanding tahun lalu.
Sementara event pendukungnya yang juga masuk CoE 2019 ada ARTJOG (25 - 25 Agustus), Jogja International Street Performance (21 - 22) September), dan Jogja International Heritage Walk (16 - 17 November).
Hal serupa juga dilakukan Kemenpar untuk DPSP Mandalika, lewat cara memasukan kembali event Pesona Bau Nyale ke CoE 2019 yang akan digelar 20 Februari mendatang.
Pesta rakyat Bau Nyale merupakan core event kegiatan budaya di pesisir pantai Selatan Pulau Lombok tepatnya di Pantai Kuta, Seger, dan Tanjung Aan di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).
Sementara event pendukungnya yang juga masuk CoE 2019 adalah Pesona Khazanah Ramadhan di Lombok (10 - 28 Mei).
Nah, anehnya Labuan Bajo yang termasuk DPSP, justru event Festival Komodo-nya tidak lagi tertera dalam deretan CoE 2019, padahal tahun lalu masuk CoE 2018.
Untuk tahun ini Kemenpar memasukkan Festival Parade Pesona Kebangsaan, Ende, Flores tanggal 20 Mei-5 Juni, Festival Parade 1001 Kuda Sandelwood dan Tenun Ikat (5 -13 Juli), dan Festival Likurai Timor ke CoE 2019 yang akan digelar di Kabupaten Belu, Pulau Timor, NTT pada 1 - 6 Oktober mendatang.
Kalau Festival Likurai Timor dan Festival Parade 1001 Kuda Sandelwood dan Tenun Ikat, lokasinya beda pulau dengan Labuan Bajo dan Ende yang berada di Flores.
Festival Likurai Timor yang pernah masuk daftar CoE 2018 adalah event yang memamerkan tarian tradisional sejenis tarian perang yang khas dari daerah Belu.
Tarian itu biasanya dilakukan oleh beberapa penari pria dengan menggunakan pedang dan penari wanita dengan menggunakan kendang kecil (tihar) sebagai atribut menarinya.
Kendati tak masuk CoE 2019, Festival Komodo tahun ini kabarnya akan tetap digelar.
Tahun lalu, festival ini berpusat di Lapangan sepak bola Kampung Ujung, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores yang dimeriahkan arak-arakan replika patung komodo sepanjang jalan, lalu atraksi bermacam budaya lokal NTT antara lain ritual adat Kapu Manuk dengan memakai kendi dan ayam putih sebagai simbol kesucian.
Tak ketinggalan tarian caci (tari perang) yang dibawakan anak laki-laki dengan gerakan-gerakan berperang khas NTT.
Ada juga lomba menghias dan mendayung sampan, pameran aneka kerajinan, dan bazar kuliner yang menghadirkan beragam olahan pangan lokal antara lain kue kering berbahan dasar jagung, keladi, dan pisang.
Festival Komodo tahun lalu yang bertujuan mempromosikan Pulau Komodo ke kancah internasional itu ditargetkan mampu menarik jumlah kunjungan wisman ke Labuan Bajo mencapai 500 ribu orang pada tahun 2019.
Selain 4 DPSP tersebut, Kemenpar juga mendukung sejumlah event di 6 DPP dengan memasukkannya ke daftar CoE 2019 yakni Festival Morotai di Pulau Moritai (4 - 5 Agustus), Festival Tanjung Lesung di Tanjung Lesung (27 - 29 September), Yadnya Kasada Bromo di Lautan Pasir Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (17 - 19 Juni), Festival Tanjung Kelayang di Tanjung Kelayang (15 - 19 November), dan Wakatobi Wave 2019 di Taman Nasional Wakatobi (11 - 13 November).
Sementara untuk DPP Kepulauan Seribu, tak ada satu pun event di kawasan tersebut yang dimasukkan ke dalam CoE 2019.
Padahal ada beberapa festival di kepulauan yang berada di perairan Teluk Jakarta ini seperti Festival Seribu Utara di Pulau Kelapa, Festival Untung Jawa di Pulau Untung Jawa, dan Tidung Festival di Pulau Tidung yang kabarnya menarik perhatian sejumlah turis asing tahun lalu.
Mungkin ketiga festival itu belum memenuhi syarat masuk daftar CoE 2019 yang ditetapkan timkurator Kemenpar.
Hanya sejumlah event di daratan DKI Jakarta saja yang masuk dalam daftar CoE tahun ini antara lain Java Jazz (1 - 3 Maret), Jakarnaval (16 Juni), dan Jakarta Marathon yang akan dihelat 27 Oktober mendatang.
Kini yang menjadi pertanyaan berikutnya, apakah sudah ada paket-paket wisata terkait CoE 2019 yang siap dijual dan dipromosikan jauh-jauh hari, buat calon wisnus maupun wisman?
Apakah sudah/akan menggunakan event organizer/PCO yang profesional, punya koneksi luas, dan peduli promosi?
Dan apakah sudah/akan melibatkan travel journalist/blogger berpengalaman atau yang bisa keduanya yang selama ini kreatif/produktif menulis event/destinasi wisata/paket wisata, dll serta rajin menyebarluaskan link tulisannya itu via medsos (FB, Twitter, Instagram, video instagram/vidgram, WhatsApp Group/WAG, dan lainnya) untuk meliput/memuat/mempromosikan pra, on, dan post/pasca-setiap event? (Baca juga: Libatkan Tiga Pihak Ini Jika Ingin Sport Tourism Event Sukses).
Jika sudah, tentu event-event yang sudah terpilih masuk 100 CoE tahun ini, bukan cuma akan melambung popularitasnya, pun akan meningkat kunjungan wismannya secara signifikan ke setiap DPSP dan DPP maupun ke destinasi-destinasi unggulan lainnya.
Jika iya, tentu peluang untuk menjaring wisman lebih banyak lagi amat terbuka lebar. Kalau sudah begitu, otomatis akan menambah perolehan wisman hingga turut berkontribusi membantu mencapai target 20 juta wisman tahun ini.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Sejumlah wisatawan mancanegara (wisman) tengah menyaksikan parade budaya dalam sebuah event di Indonesia.
2. Beberapa turis asing tengah mengabadikan atraksi unik dalam sebuah culture event di Tanah Air.
0 komentar:
Posting Komentar