. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 11 Juli 2018

Kemenpar Rancang 10 Destinasi Manajemen Krisis Prioritas

Sejumlah destinasi andalan Indonesia yang selama ini menjadi pemasok wisatawan baik nusantara maupun mancanegara ternyata rawan bencana. Untuk mengantisipasi dampaknya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat Biro Komunikasi Publik (Komblik) tengah merancang grand design 10 Destinasi Manajemen Krisis Prioritas.


Hal itu disampaikan Kepala Biro Komblik Kemenpar Guntur Sakti dalam acara Silaturahmi Biro Komblik dengan sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) di Rumah Makan Handayani Prima, kawasan Mataram, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Menurut Guntur grand design 10 Destinasi Manajemen Krisis Prioritas merupakan bagian dari program unggulan Biro Komblik Kemenpar yaitu Manajemen Krisis Kepariwisataan.

Selain program tersebut, lanjut Guntur masih ada dua program unggulan Biro Komblik Kemenpar lagi yakni Pelayanan Informasi Publik serta Publikasi dan Pengelolaan Media.

“Ketiga program itu merupakan top three di satuan kerja Biro Komblik Kemenpar dalam upaya mendukung misi Kemenpar meraih target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman,” terangnya.

Khusus program Manajemen Krisis Kepariwisataan, lanjutnya tim krisis Kemenpar bekerjasama dengan sejumlah media utuk mengeliminir dampak negatif pemberitaan. “Tujuannya supaya tidak berdampak secara signifikan terhadap menurunnya kunjungan wisman ke Indonesia, " ungkapnya.

Terkait grand design 10 Detinasi Manajemen Krisis Prioritas, pihaknya melihat dari beberapa pertimbangan.

Pertama destinasi tersebut harus mewakili wilayah Indonesia Timur, Tengah, dan Indonesia Barat. Kedua, destinasi tersebut diyakini menjadi kantong-kantong penyumbang wisatawan baik itu nusantara maupun mancanegara namun rawan bencana alam, non alam maupun bencana sosialnya.

Ketiga, destinasi-destinasi tersebut memang sudah dipersiapkan menjadi destinasi branding dan destinasi prioritas.

Kata Guntur, kesepuluh destinasi yang sementara ini masuk dalam grand design Destinasi Manajemen Krisis Prioritas adalah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya Palembang, DKI Jakarta, Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang) yang terdiri atas dua provinsi yakni Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Lalu Jawa Timur (Jatim), Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua.

Lebih rinci Guntur memberi alasan, Palembang dan Jakarta terpilih masuk grand design 10 Destinasi Manajemen Krisis Prioritas karena keduanya menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

“Jakarta juga menjadi barometer Indonesia dan memiliki destinasi prioritas Kota Tua dan Kepulauan Seribu serta rawan bencana sosial,” terangnya.

Sementara Kepri karena merupakan cross border dan juga rawan bencana sosial. Lalu Jatim karena ada Banyuwangi dan punya destinasi prioritas Bromo Tengger Semeru.

Begitupun dengan NTT karena memiliki destinasi prioritas Labuanbajo dan Komodo serta sejumlah potensi lain. “Sedangkan Joglosemar selain memiliki destinasi prioritas Bodobudur, juga sebagai kantong penyumbang wisatawan yang rawan bencana alam terutama erupsi gunung berapi,” beber Guntur.

Menurut Guntur program Manajemen Krisis Kepariwisataan sebelumnya sudah beberapa kali diterapkan terutama ketika pariwisata Indonesia terkena dampak musibah bencana alam seperti erupsi Gunung Raung di Banyuwangi dan Gunung Agung Bali serta bencana lainnya.

Sebagai tambahan, Guntur menjelaskan Biro Komblik Kemenpar memiliki 4 Kepala Bagian (Kabag) yakni Katijah Masrusi yang akrab disapa Kathy selaku Kabag Publikasi Nusantara & Pengelolaan Media, Dessy Ruhati (Kabag Manajemen Kriris Kepariwisataan, Djoko Waluyo (Kabag Informasi Publik), dan Dadam Dahmar selaku Kabag Publikasi Mancanegara.

Masing-masing Kabag, lanjut Guntur membawahi 3 Kepala Subbagian atau Kasubag.

“Seluruh personil yang ada di Biro Komblik saat ini ada sekitar 50 orang. Semua bekerja dengan mengedepankan budaya kerja yang dicanangkan Menteri Pariwisata Arief yahya yakni Win Way: Solid, Speed, dan Smart atau 3S,” pungkas Guntur.

Sebagai jurnalis sekaligus travel blogger yang sudah cukup lama meliput bidang kepariwisataan, TravelPlus Indonesia berharap Biro Komblik dibawah kepemimpinan Guntur Sakti yang baru 4 bulan menjabat, bisa lebih memperkuat penyediaan data 3A (atraksi, akses, dan aksebilitas) di semua objek wisata yang ada di Tanah Air.

Terlebih objek wisata yang belum populer maupun yang baru, termasuk data pejabat terkait seperti kepala dinas pariwisata, bupati atau walikotanya berikut nomor kontaknya.

Semua bank data tersebut harus mudah diakses (online), terbuka, dan senantiasa diperbaharui atau di-update.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & @guntursakti
Video Instagram acara silatuhranmi di atas bisa dilihat di: @adjitropis

Captions:
1. Pembersihan abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi yang menutupi relief Candi Borobudur beberapa tahun lalu.
2. Kepala Biro Komblik Kemenpar Guntur Sakti saat Pulau Bair, salah satu obyek wisata di Kabupaten Maluku Tenggara.
3. Jakarta sebagai barometer sekaligus pintu masuk utama ke Indonesia, masuk dalam grand design 10 Destinasi Manajemen Krisis Prioritas.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP