. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 04 Juni 2018

Pengembangan Destinasi Pariwisata Harus Bikin Wisatawan Puas dan …

Pengembangan destinasi pariwisata harus membuat customer satisfaction. Artinya wisatawan yang datang ke destinasi tersebut harus puas, bukan sebaliknya.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman saat memaparkan program dan strategi pengembangan destinasi pariwisata Indonesia kepada sejumlah jurnalis dan blogger di Redtop Hotel & Convention Center, Jakarta, Senin (4/6) sore, jelang berbuka puasa bersama.

Selain itu, pengembangan destinasi pariwisata itu harus menciptakan customer retention/loyalty. “Maksudnya wisatawan yang berkunjung ke destinasi tersebut menjadi loyal dengan destinasi wisata kita, datang dan datang lagi,” terangnya.

Tak kalah penting pengembangan sebuah destinasi pariwisata itu harus membentuk customer advocacy. “Artinya, wisatawan yang datang kemudian merekomendasikan destinasi wisata tersebut kepada wisatawan lain,” tambahnya.

Ketiga tujuan itu merupakan customer-centric strategy dari pengembangan sebuah detinasi pariwisata.

Untuk itu, lanjut Dadang, pihaknya melakukan strategi pengembangan destinasi pariwisata di antaranya pengembangan perwilayahan, atraksi wisata, aksesibilitas, amenitas, masyarakat, dan investasi.

Dalam pengembangan perwilayahan, sambungnya pembangunan destinasi pariwisata difokuskan pada sejumlah wilayah di antaranya 50 Destinasi Pariwisata Nasional, 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), dan 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN).

Sementara sebagai penarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, pengembangan atraksi wisata dilakukan meliputi daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan.

Produk wisata Indonesia sendiri terbagi menjadi alam (35%), budaya (60%), dan buatan (5%). Produk wisata alam meliputi wisata bahari (35%), ekowisata (45%), dan wisata petualangan (20%).

Wisata budaya meliputi wisata warisan budaya dan sejarah (20%), wisata belanja dan kuliner (45%), serta wisata kota dan desa (35%).

Produk wisata buatan di antaranya wisata MICE dan Event (25%), wisata olahraga (60%), dan wisata kawasan terintegrasi (15%).

Guna mempermudah pergerakan wisatawan menuju destinasi pariwisata, pihaknya sambung Dadang, melakukan peningkatan aksesibilitas berupa prasarana, sarana ,dan sistem transportasi.

“Pada pengembangan amenitas destinasi pariwisata, fokus ditujukan pada pembangunan prasarana umum, penyediaan fasilitas umum, dan pembangunan fasilitas pariwisata,” terangnya.

Bukan hanya fasilitas dan aksesibilitas, pengembangan masyarakat juga dianggap penting dalam streategi pengembangan destinasi pariwisata.

Pengembangan masyarakat tersebut meliputi peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat dan peningkatan kesadaran dan peran masyarakat.

“Semua strategi ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi parwisata agar dapat tercipta destinasi yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, serta mampu meningkatkan pendapatan nasional, daerah, dan masyarakat,” beber Dadang.

Ujung dari pengembangan destinasi pariwisata itu, lanjutnya bukan semata peningkatan jumlah wisatawan pun peningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Semakin besar wisatawan yang datang ke destinasi tersebut, spending money-nya semakin besar, masa tinggal semakin lama, maka akan semakin mensejahterakan masyarakat setempat,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Dadang memperkenalkan beberapa asistennya (asdep) antara lain Asdep Pengembangan Destinasi Regional I Lokot Ahmad Enda, Asdep Pengembangan Infrastruktur Ekosostem Pariwisata Indra, dan Asdep Pengembangan Destinasi Regional II Reza Fahlevi.

Indra menjelaskan pihaknya terus mempersiapkan destinasi-destinasi digital baru mengingat tahun ini ditargetkan mencapai 100 digital destination digital di 34 provinsi dengan mengandeng Generasi Pesona Indonesia (Genpi).

"Selain itu kami juga tengah mengembangkan nomadic tourism di beberapa tempat terutama di destinasi prioritas pariwisata atau 'Bali Baru' seperti di kawasan Borobudur dan Danau Toba, bekerjasama dengan komunitas-komunitas setempat," terang Indra.

Sementara Reza Fahlevi mengatakan pihaknya terus menjelaskan ke berbagai daerah mengenai gambaran pengembangan destinasi pariwisata dari pusat.

Menurutnya belakangan ini semakin banyak daerah yang menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulannya. "Dan kita menjembatani keinginan-keinginan daerah tersebut, terutama soal pengembangan destinasi pariwisatanya," terang Reza.

Naskah & foto : adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Pengalaman berkesan di destinasi pariwisata merupakan sesuatu yang bisa membuat wisatawan puas terhadap destinasi tersebut.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP