. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 12 Mei 2018

Ini Komentar Pengunjung Pameran Foto Kemilau Indonesia Photo Contest 2018

Hari kedua pameran foto Kemilau Indonesia Photo Contest (KIPC) di Hall B Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (11/5/2018), beberapa pengunjung mengutarakan pendapatnya tentang 50 foto nominasi yang dipamerkan termasuk foto yang menjadi juara satu, dua, dan tiga KIPC tahun ini.

Komentar pertama datang dari dua mahasiswi semester 6, Fakultas Komunikasi Univesitas Pancasila Jakarta, Farin (21) dan Isma (22). Keduanya sama-sama berhijab.

“Aku justru suka foto Pesona Layangan Janggan di Bali. Sudut pengambilannya beda aja,’ kata Farin menilai foto karya Tjandra Hutama yang masuk salah satu nominasi.

Lain lagi denga Isma. Dia memilih foto hasil jepretan fotografer bernama Jieja Herry Saputro berjudul Rainbow Night Sky di Makassar yang juga nasuk nominasi.

“Selain pesan religinya dapet, percikan cahaya juga menarik banget. Aku bingung gimana cara memotretnya,” aku Isma.

Baik Farin maupun Isma juga mengagumi foto yang berhasil menyabet juara satu KIPC tahun ini yakni foto karya Dezmond Manullang berjudul Wonderful Night Borobudur di Candi Borobudur dan foto juara dua bidikan I Putu Sukma Ghita bertajuk Omed-Omedan di Bali.

“Kedua foto itu feel-nya dapet. Sedangkan foto juara ketiga, biasa aja nggak dapet feel-nya,” ungkap Isma diamini Farin.

Lain lagi dengan pengunjung bernama Elis, karyawati swasta di Jakarta. Perempuan muda cantik ini mengaku menyukai foto payung-payung di Kota Tua.

“Fotonya memang biasa aja, tapi orang yang pasang payung-payung itu yang saya bilang kreatif, jadi cantik,” ungkap Elis yang juga mengagumi percikan cahaya dalam foto Rainbow Night Sky.

Jika beberapa pengunjung mempertanyakan kenapa foto berjudul Enjoy Your Life Raja Ampat yang memperlihatkan seorang wisatawan perempuan naik perahu sampan bercadik di perairan Raja Ampat, karya Hadiyanto Nyali bisa berhasil menyabet juara 3, justru pengunjung bernama Rio, mahasiswa pasca-sarjana semester 2 Teknik Pertambangan di ITB mengaku menyukai foto itu.

“Secara visual mungkin biasa aja, tapi seperti ada pesan tersirat difoto itu,” aku Rio yang berasal dari Maluku Barat Daya.

Travelplus Indonesia sendiri menyukai foto yang masuk nominsi karya Yogi Rahma Syukri berjudul Kota Tua, Jakarta

Kehadiran 20-an burung dara sebagai frame (bingkai) foto itu memberi nilai lebih sekaligus menciptakan unsur kedalaman.

Begitupun pengambilan foto sejumlah layang-layang dalam foto Pesona Layangan Janggan di Bali, jepretan Tjanda Hutama, terasa ‘berbeda’.

Sayangnya, judul kedua foto itu dan sejumlah foto lainnya terlalu datar.

Padahal judul foto juga menjadi salah satu kekuatan sebuah foto untuk menarik pengunjung datang ke lokasi yang ada di foto tersebut.

Foto nominasi lainnya yang cukup menarik dari segi konsep adalah foto berjudul “Transportasi Tradisional & Modern di Bromo” karya Oeday Abdullah, fotografer majalah Event Guide yang baru bergabung dalam Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar).

Foto tersebut memang berhasil menampilkan dua alat tradisional yakni kuda dengan tangan joki/pemilik-nya versus kendaraan modern yang diwakili mobil hardtop beserta sopir dan wisatawan di lautan pasir Bromo.

Andai saja bukan hardtop melainkan mobil ferari atau mobil lain yang lebih kekinian, tentu akan lebih memperkuat konsep itu.

Travelplus Indonesia pun menilai pameran KIPC kedua yang diselanggarakan Forwapar ini terlihat ada kemajuan.

Jika di pameran KIPC tahun lalu lebih dominan foto-foto pemandangan lenskep yang menawan, tahun ini justru lebih menarik karena kombinasi lenskep dengan akitivas manusia/wisatawan, jadi terasa lebih ‘hidup’ dan berbicara fotonya daripada foto pemandangan indah semata tanpa aktivitas manusia/wisatawan di dalamnya.

Banyak juga foto yang memang sudah memadukan lenskep alam yang indah dengan aktivitas manusia namun tidak natural, jatuhnya jadi seperti foto-foto narsis wisatawan yang wara-wiri di Instagram.

Kelebihan pameran KIPC 2018 ini juga dipamerkan sejumlah photo story (foto bertutur) yang menampilkan obyek tentang seni budaya, alam, dan buatan, salah satunya foto bertutu yang masuk nominasi berjudul Batik Motif Betawi, Jakarta karya Erwin Gumilar, mantan reporter dan fotografer Majalah Travel Club yang juga anggota Forwapar.

Ketua Forwapar Fatkhurrohim membenarkan bahwa photo story baik yang menjadi juara maupun nominasi, memang baru tahun ini dipamerkan dalam KIPC 2018.

“Kalau tahun lalu tidak ada lomba khusus photo story, makanya tidak ada foto jenis tersebut yang dipamerkan,” ujarnya.

Untuk kategori photo story, juara pertama Arif Hidayat dengan tema foto Wayang Sriwedari, Solo. Juara kedua direbut Wawan dengan tema foto Berburu Nyale, Lombok. Dan Fitra Yogi dengan tema foto Menjaga Cita Rasa Rendang, Padang sebagai juara ketiga.


Kata Fatkhurrohim yang juga Ketua Penyelenggara KIPC 2018, pameran foto ini terbuka untuk umum dan gratis, mulai pukul 10 pagi sampai 9 malam, sejak Kamis hingga Minggu (10-13/5).

“Seperti tahun lalu, pameran foto ini bersamaan dengan pelaksanaan tourism expo bertajuk Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara atau GBWN. Jadi setelah lihat foto-foto yang dipamerkan, pengunjung bisa cari paket-paket wisata di GBWN,” terangnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Memotret foto juara pertama Kemilau Indonesia Photo Contest (KIPC) 2018.
2. Foto juara kedua punya tingkat kesulitan tersendiri dan angle tak biasa.
3. Menikmati pesona Raja Ampat lewat foto yang menjadi juara ketiga KIPC 2918.
4. Salah satu foto nominasi KIPC 2018 yang menarik perhatian.
5. Foto bertutur yang masuk nominasi KIPC 2018.
6. Mengabadikan pengunjung pameran foto KIPC 2018 di Hall B, JCC.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP