. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 21 November 2017

Ini Sembilan Faktor Risiko Penyebab Perempuan Menderita Diabetes Gestasional


Riset Internasional Diabetes Federation mencatat 90 persen kasus diabetes pada perempuan hamil merupakan kasus diabetes gestasional. Diabetes gestasional sangat berbahaya karena menjadi penyebab utama dalam kasus kematian ibu dan bayi serta menimbulkan komplikasi serius pada proses persalinan.

Sementara Data Lancet 2011 menyebut sebanyak 3 juta bayi lahir mati setiap tahunnya akibat diabetes gestasional.

Kehamilan yang disertai dengan diabetes gestasional juga berisiko menyebabkan kematian ibu hingga empat kali lipat.

Menurut dr. Farid Kurniawan dari Divisi Metabolik dan Endokrin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sekurangnya ada sembilan (9) faktor risiko yang menyebabkan perempuan menderita diabetes gestasional. Pertama, usia perempuan saat hamil yang lebih tua.

“Usia perempuan di atas 30 tahun memiliki risiko tinggi terkena diabetes gestasional,” jelas Farid dalam acara Media Briefing bertajuk 'Wanita dan Diabetes 'yang diselenggarakan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Gedung B, Dirjen P2P, Kemenkes, Jakarta Pusat pada Selasa (21/11/2017).

Faktor kedua, lanjut Farid adalah obesitas atau kegemukan. “Maksudnya si-ibu yang mengandung sudah memiliki berat badan berlebih sebelum hamil,” terangnya.

Ditambah faktor ketiga, kenaikan berat badan berlebih pada saat hamil. “Ketika trimester pertama, berat badan perempuan yang hamil sudah mencapai 15 kilogram. Itu dikhawatirkan bisa membuat dia terkena diabetes,” ujarnya.

Faktor keempat dan kelima karena riwayat penyakit diabetes melitus gestasional di keluarga dan riwayat penyakit diabetes melitus gestasional pada kehamilan sebelumnya.

“Selanjutnya riwayat stillbirth atau kematian bayi dalam kandungan dan riwayat melahirkan bayi dengan kelainan kongenital,” tambahnya.

Glukosuria atau kadar gula berlebih dalam urin saat hamil, sambung Farid juga menjadi faktor penyebab lainnya. “Serta riwayat melahirkan bayi besar lebih dari 4000 gram,” ujarnya.

Kata Farid komplikasi dan risiko terkait penyakit diabetes gestasional yang terjadi pada perempuan hamil di antaranya preeklamsia atau eklamsia dan komplikasi proses persalinan. “Selain itu juga berisiko mengalami diabetes melitus tipe 2 di kemudian hari," paparnya.

Sementara, pada bayi, terjadi komplikasi dan risiko Makrosomia atau ukuran bayi yang besar, Distosia bahu atau proses persalinan terhambat, bayi lahir prematur, pertumbuhan janin terhambat, dan Hiperbilirubinemia atau bayi kuning setelah lahir serta Hipokalsemia.

Menurut Farid untuk menghindari diabetes gestasional, ada beberapa langkah yang harus dilakukan perempuan.

“Pertama harus melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum hamil. Terutama pengecekan kadar gula darah,” imbaunya.

Tak kalah penting, menerapkan hidup sehat sejak dini, seperti selalu melakukan diet, memperbanyak konsumsi serat, dan tak lupa berolahraga.

"Kalau berat badan overweight sebaiknya diturunkan, baik sebelum hamil dan selama hamil," pesan Farid.

Narasumber lainnya dr. Soemaryati Aryoso yang juga menderita diabetes menyarankan supaya memperhatikan makan agar terhindar dari diabetes. “Jangan kebanyakan ngemil, makan yang bermanis-manis, dan yang berlemak,” imbaunya.

Menurut dr. Soemaryati, penderita diabetes harus tetap rajin bergerak atau berolahraga selain tetap berobat. “Jangan lupa berzikir. Saya muslim, saat berjalan kaki sekitar 15-30 menit, saya barengi dengan berzikir,” ungkapnya.

Dirjen P2P, Kemenkes dr. H. Mohamad Subuh menambahkan perkembangan fase diabetes gestasional menuju diabetes tipe 2 sebagian besar dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup.

“Presiden Ir. H. Joko Widodo melalui INPRES NO 1/2017 te;ang mencanangkan GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), dengan 3 aktivitas utana yaitu peningkatan aktivitas fisik, peningkatkan pembudayaan konsumsi dayur dan buah, serta detiksi dini faktor risiko Penyakit Tidak Menular atau PTM atau skrining kesehatan beskala untuk menyaring kaussu diabetes secara dini, serta kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan untuk emmutus kejadian penyakit Diabetes,” terangnya.

Kemenkes, lanjut dr. H. Mohamad Subuh juga telah menjalankan program pngendalian diabetes berupa pendekatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga atau PIS PK.

“Selain itu Standar Pelayanan Minimal atau SPM Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendukung deteksi dini pada usia produktif, yaitu skrining usia produktif untuk faktor risiko penyakit tidak menular termasuk diabetes,” ungkapnya.

Acara briefing media 'Wanita dan Diabetes' yang digelar Kemenkes untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia 2017 ini diikuti sejumlah wartawan dan blogger.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, IG: @adjitropis)
Captions:
1. Acara media briefing 'Wanita & Diabetes' yang diselenggarakan Kemenkes hadirkan 3 narsum.
2. dr Farid Kurniawan memaparkan faktor risiko penyebab perempuan menderita diabetes gestasional.
3. dr. Soemaryati Aryoso memberikan tips menjaga kesehatan bagi penderita diabetes.
4. dr. H. Mohamad Subuh menenrangkan peran pemerintah dalam hal ini Kemenkes dalam mengatasi diabetes.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP