. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 06 Juli 2017

Festival Parade 1001 Kuda Sandelwood Sumba Punya Kans Besar Jaring Wisatawan

Wajah Waibakul, Sumba Tengah, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) hari ini, Kamis (6/7/2017) berubah. Ribuan kuda Sandelwood dari berbagai kecamatan berkumpul di lapangan sepak bola Ratiwoya sejak pagi.

Bersama para penunggangnya yang mengenakan kaos hitam bertuliskan Pesona Indonesia, ratusan kuda tersebut sengaja dikumpulkan untuk mengikuti Festival Parade 1001 Kuda Sandelwood yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan 4 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) di Sumba dan didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar). 

Para pengendara kuda Sandelwood yang mengikuti parade ini semuanya laki-laki, mulai dari remaja belasan tahun, pira dewasa sampai orang tua.

Sebelum berparade, mereka berkumpul di lapangan Rotiwoya untuk mengikuti acara pembukaan yang menyuguhkan tarian lokal yang dibawakan ratusan penari putra-putri Sumba Tengah.

Usai  acara pembukaan, parade 1001 kuda Sandelwood pun dimulai. Dari Lapangan Rotiwoya rombongan kuda bergerak ke Kabondok lalu belok kanan hingga pertigaan Kampung Pasunga, kampung adat yang berada di tepi jalan raya.

Selanjutnya peserta parade belok kiri melintasi jalan negara hingga SPBU dan kembali ke lapangan Ratiwoya melintasi rute yang sama dengan jarak tempuh sekitar 4 km.

Asisten II Setda NTT, Alexander Sena dalam sambutannya memberikan apresiasi positif terhadap seluruh masyarakat Sumba Tengah yang turut menyemarakkan agenda Festival Parade 1001 Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Sumba etape ke-2 ini.

Alexander mengatakan festival pertama ini salah satu ajang untuk mempromosikan aset wisata Sumba agar terkenal di tingkat nasional hingga internasional. “Saya berharap lewat Festival Parade 1001 Sandelwood dan Tenun Ikat Sumba ini dapat menarik kunjungan wisatawan dari luar lebih banyak lagi ke Sumba,” terangnya.

Untuk meningkatkan kualitas festival ini, Alexander menghimbau agar selepas festival diadakan evaluasi. “Kemasan acaranya harus diperbaiki, termasuk menyiapkan lokasi terbaik untuk parade ini mengingat Sumba juga memiliki keindahan alam yang khas. Untuk soal waktu parade ini sebaiknya digelar sebelum Agustus,” ujarnya.

Alexander juga menyarankan agar promosi dan publikasi festival parade ini ke depan semakin gencar baik di tingkat nasional maupun mancanegara. “Kita akan bersinergi dengan pemerintah pusat dalam hal ini Kemenpar, agar parade ini dapat dikenal di mancanegara hingga wisman berdatangan menyaksikan parade ini, “ tambahnya.

Soal amenitas, terutama akomodasi, Alexander yakin akan berjalan dengan sendirinya. “Kalau wisatawan yang datang banyak, pasti investor dengan sendirinya akan tertarik membangun hotel di Sumba. Namun harus didukung dengan infrastruktur yang memadai,” ungkapnya.

Pantauan TravelPlus Indonesia, dalam pembukaan Akexander didampingi Bupati Kabupaten Sumba Tengah, Drs.Umbu Sappi Pateduk ikut menunggang kuda Sandelwood. Beberapa perwakilan dari Kemenpar juga hadir menyaksikan parade dari depan pintu gerbang Kampung Pasunga bersama ribuan warga dan wisatawan yang mengabadikan parade dari tepi jalan.

Sejumlah media online, blogger, cetak, dan media elektronik pun nampak hadir meliput parade 1001 kuda etapa kedua ini.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuti yang berencana menghadiri festival parade kuda ini membenarkan kalau Kemenpar mendukung Festival Sandelwood 2017 yang baru pertama kali diselenggarakan ini.

Menurut Esthy ada 1001 kuda yang akan mengikuti parade berkuda terdiri atas 250 kuda dari Sumba Timur, 300 kuda Sumba Tengah, 250 kuda Sumba Barat, dan 251 kuda dari Sumba Barat Daya, jadi totalnya 1001 kuda.

“Keunikan festival parade kuda khas Sumba ini, ketika berparade pengendara kudanya tidak mengenakan pelana,” terang Esthy yang optimis festival tersebut bakal menjaring bukan hanya wisatawan lokal dan wisnus, pun wisman karena dinilainya punya keunikan dan daya tarik tersendiri.

Sebelumnya, etape pertama Festival Parade 1001 Sandelwood ini sukses berlangsung di lapangan Matawai, Kota Waingapu, Sumba Timur Senin (3/7/2017) yang dibuka oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Menurut Lebu Raya Festival Parade 1001 Kuda Sandelwood sengaja diselengarakan untuk membuat sebuah branding baru untuk Sumba.

Festival ini lanjut Gubernur Frans Lebu Raya menambah ikon baru bagi Sumba. “Selama ini Sumba dikenal dengan Pasolanya. Lewat festival ini, Suma juga akan dikenal dengan kuda Sandalwoodnya dantenun ikatnya,” terangnya.

Karena itu, Frans Lebu Raya berharap Festival Parade Kuda sandelwodd ini harus digelar rutin setiap tahun agar semakain dikenal di tingkat nasional maupun internasional.

Setelah etape kedua, Festival Parade 1001 Kuda Sandelwood akan digelar di Waikabubak Sumba Barat tanggal (7-8/7) dan Weetabula Sumba Barat Daya (11-12/7).

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1.  Peserta Festival Sandelwood 2017 mengenakan kaos bertuliskan Pesona Indonesia  melewati depan Kampung Pasunga, Sumba Tengah.
2. Potensial menjaring wisatwan.
3. Bupati Sumba Tengah dan Asisten II Setda NTT bersantap siang usai mengikuti Festival Parade 1001 Kuda Sandelwood bersama perwakilan Kemenpar.
4. Pengunjung mengabadikan parade Sandelwood.
5. Pengendara kuda pria remaja sampai orangtua.
6. Sejumah pengunjung berfoto bersama pengendara kuda Sandelwood.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP