. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 01 Juni 2016

Genjot Wisata MICE, Kemenpar Gelar Rakor Lintas Provinsi

Guna memperkuat koordinasi para stakeholder dalam menggenjot pertumbuhan wisata MICE sekaligus mewujudkan mimpi besar Indonesia menjadi destinasi MICE kelas dunia, Kementerian Pariwisata (Kemenar) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) konvensi, insentif, pertemuan, dan even atau MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) 2016 di Redtop Hotel Jakarta selama dua hari(1-2/6).

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara (Deputi BP3N) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuty dalam keterangan tertulisnya mengatakan pemerintah telah menempatkan MICE sebagai produk unggulan pariwisata nasional karena kontribusinya terhadap kunjungan wisman maupun peningkatan perjalanan wisnus cukup besar.

“MICE masuk dalam lima teratas (top five contributors) dalam mendatangkan wisman, selain wisata belanja dan kuliner; wisata heritage & religi; wisata bahari; dan wisata olahraga. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengamanatkan agar pertumbuhan MICE ditingkatkan dari 5% menjadi 10% pada 2019 mendatang,” kata Esthy.



Esthy menjelaskan selain pertumbuhannya meningkat daya saing MICE Indonesia di tingkat global harus juga meningkat dari kondisi saat ini menurut data ICCA berada di posisi 42 dunia dan berada di ranking 12 untuk kawasan Asia Pasifik (Aspas) meningkat di ranking 8 Aspas dengan jumlah kegiatan event yang juga meningkat dari sebanyak 76 event menjadi 150 event pada 2019.

”Dengan demikian kontribusi MICE terhadap peningkatan kunjungan wisman dan pergerakan wisnus serta perolehan devisa juga akan meningkat signifikan diproyeksikan mencapai US$ 2,5 miliar,” ungkapmya.

Esthy berharap kegiatan Rakor MICE akan menghasilkan pemikiran sebagai usulan yang dapat dilaksanakan oleh para pelaku bisnis MICE di Tanah Air dalam upaya memperkuat MICE Indonesia agar dapat memenangkan persaingan bisnis MICE di kawasan ASEAN maupun Aspas.

Asisten Deputi Pengembangan Segmen Bisnis dan Pemerintah, Deputi BP3N Kemenpar, Tazbir menjelaskan selama ini MICE Indonesia terpusat di Bali dan kota-kota besar di Jawa karena didukung dengan aksebilitas berupa jumlah penerbangan langsung, faslitas konvensi dan pameran, dan sumber daya manusia (SDM)nya.

Tazbir berharap Rakor ini memicu daerah untuk serius mengembangkan MICE-nya sesuai pontensi yang ada.

“Kalau punya banyak obyek alam dan budaya, sementara terbatas hotel dan venu konvesi atau pamerannya ya kembangakan wisata incentive saja, dan sebalaiknya kembangkan wisata konvensi dan pameran,” terangnya.

Tazbir menilai kegiatan MICE dalam negeri terus meningkat terutama di lingkungan korporasi atau bisnis dan pemerintahan baik yang diselenggarakan sendiri maupun diserahkan kepada event organizer atau PCO (Professional Conference Organizer).

“Peningkatan kegiatan MICE dalam negeri ini telah menciptakan peluang pasar yang besar bagi para PCO di Tanah Air. Pangsa pasar di dalam negeri yang tumbuh besar menjadi kekuatan untuk memenangkan bisnis MICE global utamanya di kawasan Aspak,” katanya lagi.

Tazbir mengatakan meningkatnya kegiatan MICE di dalam negeri antara lain karena banyak daerah yang kini memiliki fasilitas konvensi dan pertemuan yang representatif. “Fasilitas MICE di daerah gencar dipromosikan. Daerah gencar menawarkan diri sebagai daerah yang siap dikunjungi wisatawan MICE,” terangnya.

Menurut Tazbir daerah harus perkuat wisata MICE, karena wisata ini bisa membawa dampak besar untuk kemajuan daerah maupun untuk pariwisata itu sendiri. MICE merupakan luxury product ebagai produk wisata sebuah negara maju.

“MICE ini akan cepat berkembang kalau diikuti dengan perkembangan transportasi, SDM, dan fasilitas,” terangnya.

Tazbir yakin sejumlah kota besar di Tanah Air MICE-nya akan maju, terutama 10 destinasi wisata MICE yakni Jakarta, Bali, Batam, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Palembang, Medan, Manado, dan Makassar.

“Kota-kota lain sendirinya akan mengikuti asal dibarengi dengan kemudahan akses, ketersedian hotel, venue konvensi dan SDM yang cakap di bidang MICE,” ujarnya.

Saat berbincang-bincang dengan TravelplusIndonesia, Tazbir mengakui MICE Indonesia kalah dibanding dengan Singapura, Malaysia apalagi Thailand.

Menurutnya untuk wisata MICE, Indonesia berkiblat Thailand. Indonesia berkiblat kepada Thailand karena memiliki budaya, geografis, sarana dan prasara pariwisata yang hampir sama.

"Thailand kaya akan alam dan budaya, begitu pula dengan Indonesia. Pariwisata Thailand terlebih MICE-nya terus tumbuh sehingga pantas dicontoh Indonesia," akunya.

Rakor MICE menghadirkan sejumlah nara sumber dari kalangan praktisi dan akademisi antara lain Ketua Umum DPP INCCA Iqbal Alam Abdullah memaparkan materi “Strategi Pengembangan Destinasi Wisata MICE di Indonesia”, praktisi dan pelaku bisnis MICE dari Bali Ida Bagus Lolec memaparkan “Kesiapan Pengembangan Destinasi MICE Daerah”, dan akademisi pariwisata Santy Palupi memaparkan “ Industri MICE”.

Rakor diikuti sekitar 150 peserta antara lain Kepala Dinas Pariwisa dari 35 Provinsi di Indonesia, pelaku bisnis pariwisata, asosiasi pariwisata (ASITA, PHRI, INCCA, ASPERAPI), perguruan tinggi, JCC, ICE BSD, JIExpo, media, dan pejabat dan staf di lingkungan Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar.

Pada hari kedua, peserta diajak berkunjung ke venue konvensi dan pameran tersohor antara lain Jakarta Convention Center (JCC) di kawasan Senayan Jakarta dan Indonesia Convention Exhibition (ICE) di BSD City, Tangerang, Banten.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP