. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 15 Juli 2015

Indonesia Sabet Tiga Juara Kompetisi Tari Tradisional Tingkat Dunia di Inggris

Indonesia yang diwakili SMP – SMA Garuda Cendekia yang tergabung dalam “Gardya” (Garuda Berbudaya) berhasil menoreh prestasi tingkat internasional di dalam tiga kompetisi yang diselenggarakan panitia Llangollen International Musical Eisteddfod, di Llangollen, Britania Raya (Inggris) pada tanggal 7 sampai dengan 12 Juli 2015 lalu.  

Gardya memenangkan seluruh kompetisi tari tersebut yakni Juara Pertama untuk kompetisi Koreografi Tarian Rakyat Tradisional (Choreographed/Styled Traditional Folk Dance Competition), Juara Kedua untuk kompetisi Tarian Rakyat Tradisional Tingkatan Anak-anak (Children’s Traditional Folk Dance Competition) dan Juara Ketiga untuk kompetisi Tarian Rakyat Tradisional (Traditional Folk Dance Competition). 

Siswa-siswi yang tergabung dalam Gardya ini mempertunjukan rangkaian tarian dari berbagai provinsi di Indonesia antara lain Tari Rapa’i Kipah (Aceh), Tari Piring (Sumatra Barat), Tari Gending Sriwijaya (Sumatra Selatan), Tari Kembang Kipas (DKI Jakarta/Betawi), Tari Giring-Giring (Kalimantan), dan  Tari Yosfan (Papua) yang diiringi instrumen musik hidup (live music) Angklung, Talempong, Gendang. dan Rebana. 

Sebelum tampil di ajang dunia itu, Gardya yang beranggotakan 31 siswa-siswi dari kelas 7 s/d 10 ini mendapat pelatihan tari-musik dan pengarahan intensif selama 7 bulan, yang dipimpin Mira Arismunandar dari GCN (Gema Citra Nusantara). 

Khusus untuk bertanding dalam kompetisi ini, Mira Arismunandar juga mempersembahkan karya koreografinya yaitu Tari Kembang Kipas yang diinspirasi dari Kisah Mirah, jagoan ‘macan betina’ dari Marunda yang mengambil gaya silat Betawi dengan kipas sebagai senjatanya. Altarajoe khusus menggubah dan melakukan komposisi musik berlanggam Betawi untuk tarian ini. 

Mira menjelaskan di dalam Llangollen International Musical Eisteddfod atau dikenal juga dengan “Choral Music Festival” penilaian juri pada setiap kompetisi adalah penampilan tari, musik, kostum, dan budaya itu sendiri. "Setiap pertunjukan yang disajikan dibatasi 8-10 menit, bergantung dari kategori yang diikuti kelompok'" jelas Mira. 

Musik yang disajikan dalam mengiringi tetarian tersebut, lanjut Mira adalah music hidup (live music) dan tidak boleh menggunakan musik rekaman (playback). Festival ini, sambung Mira merupakan festival internasional yang diikuti berbagai negara di dunia. 

Kata Mira, ketigapuluh satu siswa-siswi yang tergabung dalam “Gardya” ini mengikuti seluruh rangkaian acara, dimulai dari Parade Internasional, pertunjukan pada malam pembukaan festival (opening night) dan tiga kompetisi yang dilaksanakan tanggal 7-12 Juli. 

Dalam Parade Internasional 7 Juli 2015, peserta Gardya bersama panitia bertemu dan bersalaman dengan Pangeran Charles yang hadir pada parade tersebut. Selain itu Gardya juga melakukan pelatihan dan berbagi ilmu tari tradisional Rapa’i Kipah dan Angklung kepada siswa SMP-SMA Dinas Bran (Dinas Bran High School/Ysgol Uwchradd Dinas Brand) pada tanggal 8 Juli 2015. 

Menurut Mira tujuan Indonesia yang kebetulan diwakili SMP – SMA Garuda Cendekia mengikuti ajang kompetisi tari dan musik internasional ini adalah untuk memperkenalkan karya budaya Indonesia kepada dunia. "Juga sekaligus untuk mempersiapkan siswa menjadi Warga Global dan mengembangkan Interpersonel dan
Intercultural," pungkasnya. 

Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP