. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 07 Oktober 2014

Inilah Tujuh Keistimewaan Lomba Cipta Batik Nusantara 2014

Fashion show batik dengan menampilkan peragawati muda nan cantik, unik dan tinggi semampai, itu biasa. Begitupun peragaan busana batik dengan menghadirkan peragawan belia yang tampan, menarik, dan berpostur menjulang, itu masih STD alias standar. Tapi kalau yang berlenggak-lenggok di catwalk itu Mbah Mento (80 tahun), Sarsi (75), Kerto (70), Tarso (70), Darso (65), dan Mbah Sumarmo (65) jelas beda dan hadirkan tawa. 

Itulah yang terjadi pada Malam Penganugerahan Pemenang Lomba Cipta Batik Nusantara 2014 yang baru saja selesai digelar dengan sukses oleh Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, Kamis malam (2/10). 

Para nenek dan kakek itulah yang membuat tamu undangan dan warga yang menyaksikan pagelaran itu jadi terhibur. Aksi mereka tak kalah menawan dibanding peragawati dan peragawan sungguhan. Merekalah yang sebenarnya membuat fashion show tersebut bukan hanya beda, pun memikat.

Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud Endang Caturwati dalam kata sambutannya mengatakan simbah-simbah ini dilibatkan dalam fashion show batik ini bukan tanpa sebab. "Mereka adalah para pembela batik sejati. Sejak kecil hingga renta seperti sekarang ini, tiada hari tanpa batik buat mereka," jelasnya.

Lihat saja Mbah Tarso dan Mbah Sumarmo, keduanya senantiasa berbatik sekalipun tidak ada acara resmi, tidak ada kondangan, dan lainnya. Begitupun dengan Mbah Sarsi, Mbah Kerto, dan Mbah Darso yang sejak kecil tak penah mau lepas sehari pun dari kain batik. Bahkan ketika tidur pun mereka berselimutkan batik.

Lain lagi dengan Mbah Mento, kakek satu ini sejak muda kerap mengenakan ikat batik di kepalanya. Mbah Mento boleh dibilang menjadi bintang catwalk malam itu. 

Dengan mengenakan pakaian serba hitam dan ikat batik di kepala, dia menampilkan gaya tarian yang sepintas seperti pencak silat. Amat energik.

Mereka semua berlenggak-lenggok diiringi musik lesung dan gamelan carabalen yang lantunan tembang “Gotong Royong” dan “Lir-Ilir.

Menurut Kasubdit Pembinaan Seni Rupa Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Pustananto, fashion show kolaborasi peragawati dan peragawan profesional dengan mbah-mbah pembela batik  yang menampilkan karya para nominator Lomba Cipta Seni Batik Nusantara 2014 ini dimaksudkan agar generasi muda Indonesia mencintai batik yang merupakan warisan karya budaya nenek moyangnya.

Sebelum pagelaran busana batik yang membuat sejumlah  penonton tertawa geli itu berlangsung, ada suguhan Tari 1001 Batik karya koreografer internasional Mugiyono Kasido. 

Tarian yang menggambarkan kekayaan ragam batik Nusantara ini pun membetot perhatian penonton malam itu. Tarian ini dibawakan oleh 4 penari perempuan dalam balutan iringan musik gamelan sekaten dan carabalen garapan Supardi, dosen karawitan ISI Surakarta.

Mugiyono dan putranya sendiri ikut menari. Mugi mewakili tokoh Kakrasana dewasa dan putranya sebagai Kakrasana muda yang senantiasa menciptakan kreativitas dengan memanfaatkan batik sebagai salah satu medium berkarya. 

Acara ditutup dengan sajian wayang kulit purwa semalam suntuk dengan lakon “Kakrasana Winisudha” oleh dalang Ki Widodo Wilis Prabowo dari Wonogiri.

Suguhan Tari 101 batik, fashion show batik, dan wayang kulit purwa tersebut menjadi salah satu keistimewaan Lomba Cipta Seni Batik Nusantara ketiga ini.

Sebenarnya masih ada beberapa keistimewaan lain berdasarkan pengamatan Travelplusindonesia, yakni presentasi karya nominator, pameran hasil karya peserta, kunjungan ke sentra batik dan Museum Manusia Purba Sangiran, serta workshop membatik bersama. 

Seluruh nominator yang berjumlah 40 peserta, yakni 10 pasang untuk kategori interior, dan 10 pasang untuk kategori fashion, melakukan presentasi di depan dewan juri.

Penilaian itu bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas hasil karya masing-masing pasangan, apakah sesuai dengan tema yang diusung “Mozaik Nusantara” dan apakah terjadi kolaborasi dalam hal ini transfer pengetahunan membatik dan ide antara perajin/seniman dengan pelajar dan sebaliknya. 

Seluruh nominator juga diajak ke sentra batik Bekonang dan dilanjutkan ke sentra batik Kliwonan di daerah Masaran, Sragen. Di kedua tempat itu, mereka dapat melihat secara langsung dan mencoba proses pembuatan batik tulis, serta bertatap muka dengan pemiliknya. Dengan begitu wawasan mereka bertambah termasuk soal berbisnis batik itu sendiri. 

Kunjungan ke Museum Manusia Purba Sangiran, itu pun bukan sekadar selingan. Dari hasil kunjungan ke museum yang ditempuh sekitar 1 jam dari Solo tersebut, beberapa peserta mengaku senang dan mendapatkan ilham. “Saya jadi terinpirasi untuk bikin motif batik manusia purba homo erectus dan lainnya seperti yang ada di Museum Manusia Purba Sangiran,” aku salah seorang nominator asal Surabaya. 

Sementara dari workshop membatik bersama di pendopo Taman Budaya Jawa Tengah dengan mengambil tema “Bhinneka Tunggal Ika” dapat diketahui apakah pesertanya baik perajin dan pelajar benar-benar terbukti mampu membatik sekaligus melihat kekompakan masing-masing pasangan dan juga secara keseluruhan. 

Dari segi pelayanan mulai dari akomodasi, transportasi, dan konsumsi pada lomba kali ini juga lebih memadai dan teratur. “Kalau tahun lalu waktu di Pekalongan, ambur radul banget, tidak terkoordinir. Pokoknya semuanya jauh dibanding tahun ini,” aku Widi yang pernah ikut mengantarkan rekannya mengikuti lomba serupa tahun lalu.

Begitupun dengan pameran kaya peserta Lomba Cipta Seni Batik Nusantara 2014 di ruang Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah menjadi wadah publikasi seluruh karya peserta yang terpilih.

Dirjen Kebudayaan, Kemdikbud Kacung Marijan menilai karya batik interior dan fashion yang ditampilkan dalam pameran ini sangat berkualitas. "Ini membuktikan lomba ini berhasil melahirkan karya-karya seni batik yang lebih segar, bagus, dan bernilai. Karena itu patut dilanjutkan dan ditingkatkan lagi kedepan," imbaunya.

Secara keseluruhan, kendati penyelenggaraan Lomba Cipta Seni Baik Nusantara 2014 ini dikelola sendiri atau swa kelola, artinya tidak menggunakan jasa Event Organizer (EO) dari pusat sebagaimana 2 penyelenggaraan sebelumnya, namun ternyata hasilnya jauh lebih baik dan sukses. 

Namun tak ada gading yang tak retak. Masih ada yang harus dibenahi dan menjadi PR untuk pelaksanaan lomba ini di tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya. 

Menurut Wahyu Tri Atmojo, salah seorang juri lomba ini, sosialisasi lomba ini belum gencar dan meluas. “Masih ada daerah-daerah lain di luar Jawa yang sebenarnya mulai memiliki budaya batik, tidak tahu ada lomba ini. Jadi tahun depan harus lebih luas dan gencar lagi sosialisasi dan publikasinya,” imbaunya. 

Apa yang diutarakan Wahyu, dosen seni rupa Universitas Negeri Medan (Unimed) yang tak lain pencipta Batik Batak Melayu atau BBM ini memang benar. Seharusnya lomba ini pun sudah terpublikasikan lewat media massa jauh sebelum pendaftaran.

Jadi bagusnya, kedepan ada tiga cara publikasi yang arus dilakukan. Pertama, publikasi pemberitahuan adanya lomba ini, termasuk pendaftaran, kemudian publikasi penjurian tahap awal, dan publikasi saat pelaksaaan sekaligus hasil lombanya. 

Jika semua itu dilakukan, pastinya selain pesertanya yang ikut lebih banyak dan datang dari berbagai provinsi di Tanah Air, pun lombanya lebih terekpose. Dengan begitu, masyarakat jadi tahu dan akan terpicu untuk belajar membatik, paling tidak lebih mencintai batik dengan memakai batik buatan bangsanya sendiri, baik untuk fashion maupun interior

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Fashion show batik kolaborasi peragawan dan peragawati pofesional dengan mbah-mbah pada Malam Penganugerahan Pemenang Lomba Cipta Batik Nusantara 2014. 
2. Mbah Mento yang energik saat beraksi. 
3. Peserta melihat proses membatik di sentra batik Kliwonan. 
4. Berfoto di salah satu patung manusia purba di Museum Manusia Purba Sangiran.

1 komentar:

Unknown 11 Oktober 2014 pukul 03.22  

Pk Adji, foto yg Sangiran kurang seru....
Cb unggah foto Java Man yg d dlm museum pasti hororr......

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP