. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 19 September 2014

“Tol Laut” Itu Bukan Jalan Tol Di Atas Laut

Konsep “tol laut” yang didengungkan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) ternyata belum sepenuhnya dipahami masyarakat. Masih banyak orang yang keliru memahami konsep ini. Ada yang mengira itu berarti membuat jalan tol di atas laut, padahal bukan itu maksudnya. “Tol Laut” itu hanya perumpamaan, istilah kerennya saja biar menarik.

“Tol laut” merupakan jalur kapal-kapal besar yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia yang memungkinkan kapal secara rutin berlayar dari Sumatera ke Papua dan sebaliknya. 

Konsep integrasi sistem logistik laut dan darat ini akan menggabungkan rute berlayar kapal dengan jaringan rel kereta api. Pemikiran konsep ini menurut Jokowi didasarkan pada kondisi wilayah perairan yang notabene 2/3 dari luas Indonesia kurang diperhatikan.

“Ini bukan jalan tol di atas laut. Tapi ujung Barat sampai Timur ada kapal yang lewat terus menerus,” jelas Jokowi di Surabaya belum lama ini.

Jalur rute kapal dalam konsep “tol laut” ini meliputi Aceh, Jakarta, Surabaya, Nusa Tenggara, Maluku sampai Papua. Jalur tersebut akan menjadi rute utama, sedangkan distribusi ke kepulauan lain menggunakan kapal-kapal lebih.

Jika kapal yang melintas di jalur utama rutin berlayar maka harga kebutuhan di Papua tidak akan selisih banyak dibanding di Jawa. Paling mahal selisih harga separuhnya, itupun bila sudah di pedalaman. Namun, tanpa jalur distribusi yang baik harga pun berlipat-lipat.

Contohnya semen di Jawa Rp60.000-Rp70.000 per sak, di pedalaman Papua bisa Rp1 juta-Rp1,5 juta per sak. Bila sistem logistik yang nantinya diintegrasikan dengan sistem logistik nasional ini berjalan maka daya saing produk dalam negeri naik. Pasalnya, biaya logistik murah maka harga produk juga semakin terjangkau.

Sedangkan jaringan rel kereta api meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan rel tersebut Rp350 triliun.

Menurut Jokowi anggaran tersebut tidak sepenuhnya dibiayai APBN. Sebab dengan perkiraan APBN 2015 sekitar Rp2.019 triliun dan setelah dikurangi pengeluaran untuk pendidikan 20%, bayar utang Rp400 triliun maka sisa untuk proyek ini sedikit. 

"Kalau tidak APBN ya investasi, nanti dibagi-bagi. Investasi kan cari yang menguntungkan," jelasnya. Deputi Tim Transisi Jokowi-JK,

Andi Widjojanto program pembangunan “tol laut” masih menjadi prioritas kerja Jokowi. 

“Tol laut ini menjadi prioritas karena ini konsep unggulan yang ditawarkan dari visi misi Jokowi terkait dengan doktrin poros maritim,” ujar Andi di Rumah Transisi, Menteng, Jakarta, baru-baru ini. 

Menurut Andi proyek besar ini akan diagendakan pada tahun 2016 atau 2017. Pada tahun 2014-2015 calon presiden terpilih akan memulai dengan rancangan bangunan dengan memperkuat pembangunan di Indonesia bagian Timur.

“Pertama kita akan memperkuat jalur antara Makasar, Maluku, Biak dengan dimulai dengan rancangan bangunan,” jelasnya. 

Rancangan pembangunan tol laut ini rencananya diperkuat dengan memperkuat rancangan satu pelabuhan besar. Tujuan pembangunan pelabuhan besar ini untuk melayani dan mempermudah akses niaga dari negara-negara Pasifik bagian selatan ke negara Asia Timur. 

Dipilihnya kawasan Indonesia Timur dalam rancangan pembangunan tol laut dengan mempertimbangkan beberapa aspek, di antaranya tersedia lahan yang memadai, sengketa lahan masih minim, kota di bagian timur Indonesia masih belum padat dan akses langsung ke daerah Samudera Pasifik. 

Tim transisi mengaku masih menghitung estimasi biaya dengan para pihak lain mulai dari segi infrastruktur baik listrik, pabrik semen, pembangunan rel kereta api ganda hingga pelabuhan. Andi menuturkan pembangunan ini tidak semata-mata untuk Indonesia tetapi untuk membuka akses ke beberapa regional. 


Geliatkan Wisata Bahari
Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Yanti Sukamdani mengatakan konsep “tol laut” yang diajukan Jokowi bakal menggeliatkan sektor pariwisata Indonesia, khususnya wisata bahari. 

"Keberadaan tol laut akan memungkinkan wisata kapal pesiar atau 'cruise ship' dapat dikembangkan di Indonesia," jelas Yanti pada kesempatan lain di Jakarta. 

Diharapkan nantinya akan banyak pelabuhan besar dan marina yang dibangun hingga kapal pesiar yang umumnya mengangkut ribuan wisatawan akan berdatangan. 

Konsep ini juga akan mempermudah pencapaian target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia dalam lima tahun ke depan. "Berarti juga akan mendatangkan devisa negara sehingga taraf hidup masyarakat meningkat," tambah Yanti. 

Menurut Yanti yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ini, potensi turis masuk ke Indonesia dengan menumpang kapal wisata atau yacht sebenarnya sangat besar, yakni mencapai sekitar 2.000 kapal per hari. “Sayangnya, Indonesia belum memiliki banyak dermaga khusus untuk kapal pesiar di samping juga banyak perizinan bagi kapal masuk yang dianggap masih tumpang tindih,” ungkapnya. 

Yanti menilai gagasan “tol laut” akan menjadi terobosan besar sekaligus jawaban bagi persoalan wisata kapal pesiar di Indonesia sehingga akan terjadi pemerataan logistik untuk bisnis jasa pendukung pariwisata. 

Berdasarkan Perpres 79 Tahun 2011 tentang kunjungan kapal wisata (yacht) asing ke Indonesia, akan disediakan kemudahan seperti ini; Kapal wisata (yacht) asing termasuk awak kapal, penumpang dan barang bawaan yang masuk ke Indonesia dalam rangka kunjungan kapal wisata diberikan kemudahan dibidang Clearence Approval Indonesian Teritory (CAIT), Kepelabuhanan, Kepabeanan, Keimigrasian, dan Karantina. 

Pemberian kemudahan tersebut diberikan kepada kapal wisata asing (yacht) pada saat berada di entry dan exit port. Pemberian kemudahan tersebut hanya diberikan di 18 (delapan belas) pelabuhan yang ada di seluruh wilayah Indonesia yaitu pelabuhan Pelabuhan Sabang, Belawan, Teluk Bayur, Nongsa Point Marina, Riau, Bandar Bintan Telani, Tanjung Pandan, Sunda Kelapa dan Marina Ancol, Benoa, Tenau, Pelabuhan Kumai, Tarakan, Nunukan, Bitung, Ambon, Saumlaki, Pelabuhan Tual, Sorong, dan Pelabuhan Biak. 

Rancangan Pemerintahan Jokowi-JK membangun “tol laut” ini pun mendapat respon dari praktisi dan calon pengusaha pariwisata di kawasan timur Indonesia. Menurut mereka ide brilian itu akan membuka peluang bisnis dengan masuknya cruise ship internasional, meluaskan cruise ship kelas expedisi, hingga mengundang wisata yacht. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. “Tol laut” berarti pembenahan pelabuhan-pelabuhan. 
2. Butuh pelabuhan besar untuk menampung kapal-kapal besar termasuk kapal pesiar.
3. “Tol laut" bakal gairahkan wisata yach di Indonesia.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP