. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 18 September 2014

Seniman Keramik Kontemporer Mancanegara Ramaikan JCCB Ketiga

Sejumlah seniman keramik kontemporer mancanegara dipastikan bakal meramaikan pameran karya seni keramik kontemporer berlabel Jakarta Contemporary Ceramics Biennale (JCCB) yang ketiga. Pameran bertema coefficient of expansion ini akan digelar di Galeri Nasional Jakarta, Jalan Medan Merdeka Timur No.14. Jakarta, pada 23 September- 13 Oktober 2014. 

Seniman keramik kontemporer dari mancanegara yang terpilih mengikuti pameran keramik dua tahunan ini ada sekitar 30 orang dari 22 negara. 

Seniman-seniman yang diundang tersebut telah memperoleh pengakuan baik secara lokal maupun internasional, di antaranya Graciela Olio dari Argentina dan Yoichiro Kamei dari Jepang.

Kamei, misalnya, pernah meraih Penghargaan Seniman Kota Kyoto 2010, salah satu penghargaan seni bergengsi di Jepang.

Peserta lainnya berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, India, Korea, China, Pakistan, Belanda, Wales, Australia, Amerika Serikat, dan lainnya.

Seniman internasional tersebut akan bermukim dan berkarya di tiga wilayah terpilih yaitu di Jimbaran dan Pejaten di Bali, Klaten di Jawa Tengah, dan Bandung di Jawa Barat.

Seniman Steven Low dari Singapura, sudah mulai berkarya di Pejaten selama 3 minggu mulai awal Juni 2014.

Indonesia sendiri sebagai tuan rumah menampilkan sejumlah keramik kontemporer dari 42 seniman keramik kontemporernya yakni Bonggal Hutagalung dan Anton S. Sinaga.

Bonggal pernah menjadi Finalis Soemardja Award untuk kategori mahasiswa pada 2012 lalu ini pernah menjadi peserta di event yang sama sebelumnya. 

Lulusan kriya keramik FSRD ITB yang setia bermain-main dengan keramik ini juga pernah menjadi peserta pameran Bandung Contemporary di Galeri Hidayat, Bandung tahun lalu. Laki-laki kelahiran 28 Juli 1988 ini menampilkan sejumlah karya keramiknya dalam pameran yang diberi judul ‘Pottrippin’. 

Sementara Antonio yang bernama lengkap Antonio Sebastian Sinaga ini pernah mengikuti exhibitions “Soemardja Awards #2" di Galeri Soemardja, Bandung pada 2012. Sebelumnya pria kelahiran Semarang, 24 September 1988 ini juga pernah berpameran berjudul “Skin Matters” di galeri yang sama di Bandung pada 2011. 

Selain Bonggal dan Antonio, seniman keramik kontemporer Indonesia lain yang terpilih menyemarakkan JCCB ke-3 ini antara lain Argya Dhyaksa, Agung Ivan, Zia Fauziana, dan F. Widayanto. 

JCCB adalah perhelatan bienial keramik kontemporer pertama di Asia Tenggara yang melibatkan peserta internasional dari luar kawasan. Negara lain Asia yang pernah menggelar acara serupa adalah Jepang, Korea, dan Taiwan. 

Asmudjo Jono Irianto, pengajar di Departemen Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung sekaligus penggagas dan kurator pameran ini menjelaskan pameran di JCCB ketiga ini akan dikelompokkan ke dalam tiga bagian yakni Art yang menampilkan karya keramik seni nonfungsi, Design yang menyajikan keramik fungsional dengan estetika tinggi (one of a kind) dari industri maupun studio individu, dan Craft/Pottery yang berisi karya keramik yang masuk ke dalam kategori “kriya” dari studio individu maupun industri.

“Pameran ini juga akan menyelenggarakan program simposium dengan mengundang Wendy Gers, kurator untuk Taiwan Ceramic Biennal 2014. Selain itu juga ada artist talk, workshop, dan ceramic tour,” terangnya di Jakarta, Kamis (18/9). 

Menurut Asmudjo Bienial keramik tahun ini menjadi lebih besar skalanya berkat didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). 

Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya atau EKSB, Kemenparekraf Ahman Sya menambahkan JCCB ketiga ini menjadi program unggulan direktoratnya yang bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan seni keramik Indonesia. 

Menurut Ahman Sya keberadaan pameran seni rupa konyemporer beberpa tahun terakhir ini menstimulus munculnya pemikiran dan pemahaman baru terhadap dunia seni rupa kontemporer dan praktisi seni keramik. 

“Interaksi diantara seniman keramik pun semakin intens seiring dengan kemudahan informasi dan komunikasi. Mereka semakin sadar bagaimana berhadapan dengan medan kapital seni rupa saat ini, baik dalam konteks lokal, regional maupun internasional,” jelasnya. 

Kata Asmudjo lagi, Indonesia sudah menggelar 3 kali JCCB, sebelumnya JCCB#1 (2009) yang bertema Ceramic Art: In Between dan JCCB#2 (2012) yang bertema Crafting Identity, belum didukung Kemenparekraf namun tetap mengundang seniman nonkeramik. “Dua JCCB sebelumnya skalanya masih Nasional plus,” ujarnya. 

Asmudjo menambahkan JCCB digelar untuk memberikan ruang baru bagi seniman keramik sebagai medium utama maupun sebagai medium pilihan dalam berkarya. “JCCB juga dimaksudkan sebagai bagian dari langkah besar bersama menjaga kekayaan tradisi keramik dan gerabah Indonesia,” terangnya. 

Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto. JCCB 

Captions: 
1. Salah satu keramik kontemporer yang dipamerkan dalam JCCB kedua.
2. Bonggal Hutagalung tengah bercinta dengan keramiknya.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP