. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 17 September 2014

Reog Ponorogo Semarakkan Indonesia International Mask Festival 2014

Reog Ponorogo dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo turut menyemarakkan festival topeng bertajuk Indonesia International Mask Festival (IIMF) 2014. Biasanya, kesenian tradisional asal Jawa Timur ini tampil di lapangan terbuka atau di jalanan. Tapi di ajang internasional ini, Reog Ponorogo beraksi di panggung megah dengan tatanan lampu panggung yang wah, bak konser band kelas dunia. 

Reog Ponorogo berhasil memikat perhatian penonton di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah Minggu malam (14/9). Mereka menyuguhkan cerita Prabu Klono Sewandono melamar Dewi Songgolangit, Putri Kediri. 

Legenda tersebut disajikan dalam bentuk dramatari dengan menampilkan empat dadak merak reog serta sejumlah warok dan gendaknya. Dalam perjalanan menuju Kediri, Prabu Klono diadang Singo Barong. Prabu Klono akhirnya mengalahkannya.

Sebelumnya opening ceremony IIMF 2014 bertema ‘’The Greatest Panji’’ini dimeriahkan dengan suguhan pesta kembang api yang dibawakan Semarak Candra Kirana Art Center berkolaborasi dengan Red Batik dan perwakilan delegasi.

Event yang telah berlangsung selama dua hari, 14-15 September 2014 lalu ini juga diisi dengan serangkaian acara antara lain workshop pembuatan topeng, lomba membuat topeng bagi pelajar di Taman Bale Kambang, pameran dan seminar topeng di Balai Soedjatmoko serta pertunjukan Tari Topeng dan bazar.

IIMF yang kali pertama digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Pemerintahan Surakarta ini dibuka oleh Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain Iptek, Kemenparekraf, Harry Waluyo. Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo dan Juju Masunah selaku  Direktur Seni Pertunjukan dan Industri Musik, Kemenparekraf turut hadir.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu dalam sambutan yang dibacakan Harry Waluyo mengatakan IIMF mengangkat satu repertoire seni pertunjukan multidisiplin yakni seni rupa, kerajinan, seni pertunjukan, dan bahkan film.

“Dengan mengangkat satu repertoire topeng, kita dapat melibatkan subsektor ekonomi kreatif lainnya dan banyak seniman yang tampil. Festival ini diharapkan menjadi salah satu promosi karya-karya mereka agar dikenal dan diapresiasi lebih luas,” ujarnya.

Pertunjukan seni selama dua hari ini, selain menampilkan delegasi kesenian dalam negeri juga menghadirkan kelompok seni dari berbagai negara, antara lain Kamboja, Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia.

Gelaran malam pertama menampilkan delapan grup. Selain Reog Ponorogo dan kolaborasi Semarak Candra Kirana Art Center dengan Red Batik dan perwakilan delegasi, juga ada suguhan Through The Mask dari Kamboja, Maya Dance Theatre (Singapore), Duta Seni Krakatau Steel (Cilegon), Sanggar Topeng Purwa Kencana (Cirebon), Anak Seni Asia (Malasyia) dan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Utara dari Jakarta.

Maya Dance Theater dari Singapura berkolaborasi dengan penari Indonesia. Mereka menggarap cerita Ramayana yang terjebak cinta sejati dengan Dewi Sinta. Tiga penari hadir masing-masing membawakan karakter topeng sesuai tokoh yaitu Rama, Shinta, dan Sarpakenaka.

Anak Seni Asia dari Malaysia menampilkan Tari Maha Meri yang mengungkap ritual memanggil Muyang atau roh leluhur untuk hadir dalam festival. Sementara Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Utara mengusung sajian teater Tari Bapak Jantuk Kepo. Tarian topeng itu berbentuk teater tradisional Betawi. Kedua penampil tersebut pun menutup IIMF malam pertama dengan menawan.

Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: beritafoto

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP