. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 27 September 2014

“Menggosok” Komunitas Pendaki di Facebook Biar Bersinar

"The Facebook" yang awalnya berada di situs web TheFacebook.com diluncurkan pertama kali oleh Zuckerberg ada 4 Februari 2004 di AS. Kemudian pada Agustus 2005, Zuckerberg membeli domainnya Facebook.comnya dari sebuah perusahaan bernama ABoutface seharga $200.000 atau seharga Rp 2 miliar hingga lahirlah Facebook (FB) seperti yang kita kenal sekarang. Pada September 2012, FB memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, termasuk di Indonesia. 

Bahkan Indonesia adalah pengguna FB terbesar kedua dunia dengan total pengguna mencapai 35 juta sebagaimana data statistik yang dirilis CheckFacebook.com, Rabu (9/2/2011). Indonesia hanya kalah dari Amerika Serikat yang jumlah pengguna FB-nya hampir 150 juta. 

Blog Nick Burcher mengutip dalam dua tahun (2008-2010), pengguna FB di Indonesia tumbuh delapan ribu persen lebih (8223,2%). Bila pada bulan September 2008 jumlahnya hanya 322 ribu pengguna, pada September 2010, angka tersebut naik menjadi 26,8 juta pengguna. 

Kabarnya saat ini pengguna aktif FB per bulan mencapai 700 juta orang. Sementara Twitter hanya 200 juta per bulan. Sedangkan pengguna Path yang mengaksesnya dari Indonesia kurang lebih tujuh juta per bulan. 

Kenapa FB masih diminati di Indonesia? Jawabannya karena FB punya banyak kelebihan dibanding jenis sosmed lainnya. mulai dari meng-update status, meng-apload foto dan ber-chat dengan teman-teman. 

FB masih menjadi wadah bernaris ria. Penggunanya dapat meng-apload beratus-ratus foto yang dapat dilihat oleh dunia. Bukan hanya foto, FB juga bias men-share youtube, musik dan lainnya ke pengguna FB lainnya. 

FB pun cenderung lebih terbuka dan mudah dibandingkan jenis jejaring sosmed lainnya. Buktinya FB bisa meng-add sembarang teman seperti teman sekolah, rumah, dan lainnya maupun yang tidak dikenal hingga akhirnya menjadi teman. Kelebihan lainnya, FB berdinding profile terlengkap. Orang lain dapat melihat profile kita, mulai dari profesi, alamat, sekolah, status, hobi, dan lainnya. 

Dari sisi ekonomi, FB pun punya jiwa marketing yang dasyat untuk pemasaran penjualan dan bisnis. Penggunanaya dapat memanfaatkannya sebagai ajang Promosi dan Iklan. 

Sosmed ini pun memanjakan para penggila online game atau gamer dengan menyediakan fitur game di dalam applikasinya, salah satunya zynga poker. Satu lagi, pemilik akun FB dapat membuat grup sesuai hobi dan minatnya. 

Jangan heran kendati bermunculan sosmed lain seperti twitter, instagram, path, google plus, pinterest, dan lainnya namun FB masih tetap diminati, termasuk oleh para pegiat olah raga alam bebas, pecinta alam, lebih spesifik lagi pendaki gunung. 

Lihat saja sejak FB booming beberapa tahun silam di Tanah Air, bermunculan grup-grup pendaki gunung di FB, menjamur bak jamur di musim hujan. 

Ada Komunitas Pendaki Gunung, Info Pendaki Gunung, Komunitas Pendaki Kantoran (KPK), Komunitas Lapak Pendaki Gunung, Forum Komunitas Pendaki Nusantara (FKPN), Komunitas Pecinta Gunung Kuningan, Sahabat Puncak Tinggi, Indonesian Mountain Specialist, Indonesian Mountains, Komunitas Peduli Alam Gunung Slamet, Papandayan Outdoor, Gunung Laut Hutan Bukan Tempat Sampah, CARTENZ, Indonesia Climbing Expedition, Go to Summits Community, HABITAT Mountaineering Semarang, Anak Gunung Merbabu Merapi, trekking, dan masih banyak lagi. 

Belum termasuk grup pencinta alam, petualang, dan pendaki gunung yang tidak memakai nama pendaki atau gunung seperti Kembara Tropis, CICAK Adventure Lampung, TRAMP, Green Savana Indonesia, Komunitas Pencinta Alam Indonesia, Keluarga Besar Pecinta Alam Indonesia, Gabungan Generasi Pecinta Alam (GANESIPALA), Jejak Adventure Community, Korps Pencinta Alam Semesta Indonesia (KOPASTI), Jejak Petualang Community, Backpacker Indonesia, Himpunan Penikmat Alam (HIMPALA), Himpunan Komunitas Pencinta Alam Sulawesi Selatan, PECINTA ALAM BEKASI-JAKARTA, Jejak Petualang RIMBA GARUT, Keluarga Besar MAPALA Se-Indonesiadan masih banyak lagi. 

Sebagian besar grup tersbut bertujuan sama yakni menjadi wadah di dunia maya yang bisa menyatukan semua pendaki gunung, pecinta alam, petualang, penikmat alam bukan hanya di Indonesia bahkan di seluruh dunia. 

Kebanyakan pun menjadikan grupnya sebagai sarana perkenalan dan menjalin tali silaturahmi dalam kehidupan nyata sekaligus menjadi tempat bertukar informasi seputar kegiatan pendakian gunung seperti info pendakian massal (penmas)/lomba mendaki gunung/lintas alam/navigasi darat, jalur pendakian gunung, foto foto pendakian, tulisan perjalanan/pendakian/objek gunung dan wisata, puisi/lirik lagu tentang gunung/alam, info perlengkapan mendaki gunung, tata cara perijinan, informasi aktivitas gunung aktif, informasi pendaki yang tersesat, booking online, dan lainnya. 

Sebagian besar grup tersebut bersifat terbuka. Artinya semua pengguna FB bisa masuk. Hanya segelincir yang tertutup, dengan kata lain tidak menerima anggota di luar anggota aslinya, seperti grup Kembara Tropis. 

Sifat grup yang terbuka inilah yang membuat pengguna FB begitu mudah masuk ke grup pendaki gunung, padahal belum tentu dia benar-benar pendaki gunung atau setidaknya bekas anggota pecinta alam sewaktu masih SMA ataupun kuliah. Tak heran sejak bertaburan grup pendaki gunung/pecinta alam, begitu mudah orang menjadi pendaki gunung dan pecinta alam. Akhirnya muncul predikat pecinta alam/pendaki gunung dunia maya/sosmed/FB. Ada pula yang menjulukinya pecinta alam/pendaki gunung penggembira/narsis. 

Padahal dulu, sebelum FB hadir di Tanah Air, predikat pecinta alam itu adalah orang dalam hal ini siswa/siswi SMA dan sederajat ataupun mahasiswa/mahasiswi yang terdaftar sebagai anggota ekstrakulikuler/organisasi pecinta alam di sekolah/kampusnya atau yang ada di masyarakat. 

Mereka itu jelas mendapatkan pendidikan dasar (DIKSAR) kepecintaalaman yang di dalamnya terdapat antara lain mountaineering, tehnik hidup di alam bebas (survival), tali-temali bahkan tehnik turun dan panjat tebing. Sebelum dilantik dan lulus menjadi anggota, mereka pun harus mengikuti bermacam tahapan mulai dari calon anggota (CATA), pengambilan nomor, pelantikan dan sebagainya. Kemudian dilanjutan dengan pendakian gunung, biasanya gunung-gunung terdekat di wilayahnya dan atau gunung-gunung popular di Tanah Air. 

Artinya, predikat pecinta alam/pendaki gunung dulu itu tak mudah begitu saja disandang oleh sembarang orang. Dengan kata lain ada value dan kebanggaan tersendiri bagi yang berhasil menyandangnya. 

Tapi sejak grup-grup pendaki gunung dan pecinta alam bermunculan di FB, kedua predikat itu gampang sekali didapat. Kebanggaan sebagai pendaki gunung dan pencinta alam seakan luntur. Kenapa? Karena orang bebas begitu saja masuk dan kemudian menjadi anggota komunitas berlabel pendaki gunung dan pecinta alam tersebut. 

Sementara pendiri grup-grup tersebut tidak bisa mengecak/mendata apakah anggotanya yang baru masuk itu benar-benar pendaki gunung/pecinta alam sejati yang memang sudah pernah mengikuti DIKSAR dan lulus sewaktu SMA/kuliah dulu. 

Oleh karena itu, melihat fenomena ini, penulis menyarankan ada baiknya pendiri grup-grup pendaki gunung dan pecinta alam di FB yang bersifat terbuka melakukan pendataan anggotanya. Kemudian kalau jumlah anggotanya semakin besar, ribuan atau bahkan jutaan dan tersebar di seluruh Indonesia, sebaiknya membuat koordinator wilayah (Korwil).

Pendataan Anggota 
Pendataan anggota bertujuan untuk mengetahui secara pasti bukan hanya biodata lengkap, pun pengalaman berorganisasi kepencitaalaman sebelumnya, serta hobi/minatnya. 

Dari data tersebut dapat diketahui berapa jumlah pasti anggota grupnya, berapa usianya, profesinya, dan tentunya dapat diketahui apakah dia benar-benar bekas anggota organisasi pecinta alam sewaktu SMA/Kuliah atau bukan sama sekali. 

Kalau bukan, apakah karena hobi/minat atau sekadar ikut-ikutan teman dan lainnya. Jadi kalau ada kegiatan pendakian, pemimpinnya dapat mengetahui kadar pengetahuan dan wawasan kepencintalaman atau pendakian gunung setiap anggotanya yang ikut. 

Manfaat pendataan anggota ini, kelak kalau ada anggota grup yang sukses baik dalam dunia pendakian, karier, dan lainya akan mengangkat grup ini secara tidak langsung. Sebaliknya jika anggotanya tertimpa kecelakaan saat pendakian, berbuat masalah/kasus, dan lainnya bisa cepat dibantu atau dicari solusi. 

Bukan hanya itu, jumlah anggota grup yang semakin besar akan menarik perusahaan produk (tentunya produk outdoor atau peralatan dan pelengkapan mendaki gunung,  makanan dan minuman kesehatan dan lainnya) untuk memberi dukungan atau sponsorship kepada grup tersebut jika membuat sebuah kegiatan berskala besar dan menarik

Sebaiknya setiap grup membuat kartu anggota yang membuktikan bahwa orang itu memang anggota resmi grup tersebut. Mengenai penentuan kelulusan sebagai anggota itu, terserah pendiri grup, apakah melakukan cara-cara seperti yang diterapkan organisasi pecinta alam konvesional dulu dengan diksar dan sebagainya. Atau dengan cara baru yang kekinian sesuai era sekarang. Cara kedua menurut penulis lebih tepat. Tinggal bagaimana mengemasnya. 

Kartu anggota itu juga punya nilai plus, bukan sekadar kartu anggota. Kalau cuma itu, ya sama saja dengan kartu keanggotaan pencinta alam era jaman doeloe (jadul). Jadi diupayakan dengan kartu anggota tersebut pemiliknya mendapat diskon membeli merchandise grup seperti kaos, perlengkapan outdoor, trip pendakian, dan lainnya. 

Pembuatan Korwil
Sementara pembuatan korwil bertujuan untuk membagi tugas sebagaimana misi dan visi grup. Jadi tidak semua tugas diemban sang pendiri/pemimpin grup. Kelebihan korwil ini, jika ada kasus/masalah/petaka tertentu terhadap anggotanya, pendiri/pemimpin grup dapat berkomunikasi dengan korwilnya untuk mengetahui detil penyebabnya sekaligus dicari jalan keluarnya.


Kegiatan Plus 
Agar grup pendaki gunung/pecinta alam FB ini “bicara” artinya punya nama, tentunya harus memiliki agenda kegiatan yang berkualitas, bukan hanya gathering atau kopi darat, penmas, dan semacamnya. 

Harus ada kegiatan yang bernilai lebih dari itu, misalnya diskusi dengan sejumlah pendaki gunung/pecinta alam senior dan berpengalaman, pengamat kepecintaalaman dan petualangan Indonesia, wartawan petualangan, pemilik skill tertentu, dan lainnya untuk memberi wawasan lebih kepada anggotanya. 

Kegiatan bernilai lebih lainnya misalnya ekspedisi sebagaimana yang pernah marak dilakukan para pecinta alam jadul namun dari sisi lain, seperti ekspedisi penelitian fauna/flora, pendataan gunung, dan lainnya. Jadi bukan lagi pembukaan jalur pendakian baru. 

Acara kumpul-kumpul bernilai lebih juga dapat dilakukan dengan membuat Festival Pendaki Gunung misalnya. Dalam festival tersebut didalamnya terdapat bazaar yang diikuti anggota maupun perusahaan produk outdoor, kuliner, pameran foto, diskusi, workshop penulisan petualangan/perjalanan/fotografi, aneka lomba, musik/hiburan dan lainnya. Dengan kegiatan ini, ada sisi ekonominya, bukan hanya bagi anggota pun pihak terkait.

Sementara kegiatan bakti sosial pun dapat dilakuan baik saat menggelar trip perjalanan/pendakian maupun terpisah. Bakti sosial di sini tidak melulu memberi sumbangan dalam bentuk barang dan uang tapi juga dapat berbentuk penyuluhan sadar konservasi, kebersihan, SAPTA PESONA, reboisasi, menjadi relawan bencana gunung meletus, dan sebagainya. 

Perlu diingat, setiap kegiatan apapun itu, sebaiknya melibatkan media/jurnalis/blogger petualangan dan perjalanan. Sebagus apapun kegiatan yang Anda lalukan tanpa publikasi media/pers akan sia-sia, basi, atau dengan kata lain kurang greget. kurang bergaung. karena khalayak tidak tahu. 

Dengan melibatkan media/jurnalis/blogger tersebut kegiatan dan sepak terjang grup Anda dengan sendirinya akan terekspos. Otomatis nama grup Anda akan terangkat, diketahui masyarakat luas termasuk para pengusaha produk outdoor. Jika sudah begitu, suatu saat para pengusaha tersebut akan tertarik mensponsori kegiatan grup Anda. 

Demikian ulasan bagaimana “menggosok” dalam artian memoles grup pendaki gunung atau pecinta alam sosmed terutama di FB agar lebih bersinar dalam artian lebih berkualitas, punya arti bukan buat diri sendiri pun buat gunung yang menjadi arena bermainnya berikut kawah, hutan, sungai, lembah, danau, telaga, dan penduduk di sekitarnya. SANTRI, Salam Nanjak Lestari

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Penulis: Jurnalis/blogger & pengamat dunia petualangan dan kepencintaalaman Indonesia.

NB.: Tulisan ini boleh di-share buat para komunitas pendaki & pecinta alam dengan menyebutkan sumbernya.

Captions: 
1. Mendaki gunung bersama masih jadi jualan utama grup pendaki gunung sosmed. 
2. Penmas tak sekadar foto-foto bersama. 
3. Mendaki gunung tetap digandrungi.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP