Mimpi Solo Mempunyai Wisata Sungai Sekelas Singapura
Solo, Jawa Tengah dipastikan akan memiliki obyek wisata sungai yang kelak diharapkan dapat menjaring wisatawan sebagaimana yang berhasil dilakukan Singapura. Sungai yang akan disulap menjadi obyek wisata tersebut adalah Sungai Pepe atau yang lebih dikenal dengan nama Kali Pepe.
Dana yang anggarkan untuk merapikan bantaran sungai dan mengeruk sedimentasi-nya sebesar Rp 1 miliar. Disamping itu pemkot akan memasang sejumlah jaring untuk menangkap sampah di sungai yang membelah Kota Solo ini.
Dalam membuat konsep wisata sungai ini Pemkot Surakarta akan mengajak partisipasi para pelaku usaha pariwisata setempat. Jika Sungai Pepe sudah rapi, Pemkot Surakarta berencana mengoperasikan perahu wisata.
Saat ini kondisi Sungai Pepe masih terkesan kumuh lantaran banyak sampah yang mengapung. Kendala lain, banyak warga yang sudah menempati sempadan sungai sejak puluhan tahun lamanya. Tak sedikit yang berjualan dan lainnya hingga mengakibatkan pendangkalan sungai, sedimentasi, pencemaran limbah dari rumah tangga dan home industry.
Walikota Surakarta, FX. Hadi Rudyatmo saat ini tengah mempersiapkan solusi apabila Pemkot melakukan relokasi terhadap rumah warga yang berada di bantaran Sungai Pepe.
Sungai Pepe merupakan sebuah anak sungai yang mengalir membelah Kota Solo dan bermuara ke Sungai Bengawan Solo. Sungai ini sudah ada jauh sebelum Desa Sala menjadi sebuah kota dari pusat pemerintahan Kerajaan.
Riwayat Sungai Pepe berkait erat dengan sejarah Kota Solo. Kuntowijoyo (2000) mengungkapkan pemilihan lokasi Keraton Surakarta di Desa Sala pada abad XVIII didasarkan atas pertemuan Kali Pepe dengan Bengawan Semanggi yang disebut tempuran.
Sungai Pepe yang asli membujur ke arah Selatan membelah Kota Solo. Sedangkan yang ke arah Timur baru ada beberapa puluh tahun terakhir. Sungai Pepe sebelah Timur ini dikenal masyarakat Solo dengan sebutan Sungai Anyar (Kali Anyar).
Dulu sungai yang pernah menjadi jalur perdagangan vital di Pasar Gedhe ini berlebar sekitar 5 meter dengan air yang mengalir lancar dan jernih. Ketika itu masih kerap dipakai warga untuk mandi dan berenang anak-anak pada musim hujan.
Sebenarnya wacana mengembalikan keindahan Sungai Pepe seperti dulu kala sudah muncul sejak pemerintahan Walikota R Hartomo. Pada tahun 1993 Hartomo meminta dukungan sejumlah konglomerat papan atas untuk menghimpun dana yang akan digunakan untuk membangun talud di kiri-kanan Kali Pepe.
Sejak normalisasi Kali Pepe selesai Maret 1993 dan diresmikan ibu negara Tien Suharto ketika itu, muncul gagasan menjadikan sungai yang melintas depan Balaikota Solo itu untuk wisata air.
Untuk menggaungkan wacana Sungai Pepe sebagai wisata sungai, sejumlah kegiatan pun dilakukan, antara lain bakti sosial kepada masyarakat melalui Program Kali Pepe Bersih yang bertema “Bersih Sungaiku Bersih Jiwa Ragaku” tahun lalu.
Program tersebut diikuti sekitar 2000 mahasiswa UNS dari 9 Fakultas yang ada di UNS, Walikota dan Wakil Walikota beserta jajarannya, aparat TNI, dan masyarakat setempat.
Menurut Rudyatmo ketika itu, gerakan bersih-bersih ini merupakan bagian dari upaya pengembangan Sungai Pepe yang nantinya akan dikembangkan menjadi obyek wisata air. Rudyatmo berharap dengan adanya agenda tersebut diharapkan semua komponen masyarakat dapat mendukung serta merealisasikan mimpi Sungai Pepe menjadi wisata air.
Sejumlah kota lain seperti Pontianak dengan Sungai Kapuas-nya, Palembang dengan Sungai Musi-nya, Tenggarong dengan Sungai Mahakam-nya, serta Jambi dengan Sungai Batanghari-nya juga pernah bermimpi serupa, termasuk Jakarta dengan Sungai Ciliwung-nya. Bahkan beberapa di antaranya sudah menyediakan perahu wisata yang dapat digunakan wisatawan untuk berwisata sungai menyinggahi obyek-obyek wisata yang ada di sekitar tepian sungai.
Namun wisata sungainya jalan di tempat, tidak ada satupun yang benar-benar berhasil membanggakan sesuai yang diharapkan. Pasalnya, prilaku masyarakatnya tidak sepenuh hati mendukung. Limbah dan sampah masih saja ditemukan di sungai-sungai besar tersebut lantaran masyarakat dan pemilik usaha rumah makan dan lainnya serta industri tetap menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah.
Jika Solo dengan Sungai Pepe-nya kelak berhasil mewujudkan mimpi besarnya membuat wisata sungai sekelas Singapura, bukan tidak mungkin akan memacu kota-kota bersungai seperti tersebut di atas dan lainnya, menjadi lebih serius menggarap potensi wisata sungainya kembali.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Berwisata Sungai Musi di Palembang, Sumsel. foto adji k.
0 komentar:
Posting Komentar