. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 03 April 2013

Festival Makanan Bikin Kuliner Tradisional Naik Kelas

Selain tulisan di media online, cetak, dan tayangan di TV, sebuah event festival makanan atau kuliner yang makin marak digelar belakangan ini pun tak bisa dipungkuri ikut memperkenalkan kuliner tradisional yang semula namanya hanya dikenal secara lokal menjadi lebih menasional. Festival ini pun mampu mengangkat derajat kuliner tradisional menjadi lebih berkelas.

Festival kuliner tradisional yang digelar seakan menjadi obyek wisata kuliner tersendiri, pilihan berakhir pekan yang menyenangkan bersama keluarga, pasangan maupun sahabat. 

Bagi pecinta kuliner, mendatangi festival kuliner, menjadi momen berkesan yang bukan hanya sekadar mengenyangkan perut, pun dapat lebih menghangatkan dan mendekatkan hubungan keluarga maupun pertemanan. Tak heran kalau setiap digelar festival kuliner, pengunjungnya selalu membludak.

Festival Jajanan Bango (FJB) misalnya sudah digelar sejatk tahun 2005 dan hingga kini masih mendapat respon luar biasa dari pecinta kuliner tradisional Indonesia. Festival tahunan yang dikemas dalam sebuah festival ini, menampilkan aneka ragam makanan tradisional legendaris yang dipersembahkan para penjaja makanan yang juga legendaris.

Sejak tahun 2005 - 2011, FJB telah menyambangi kota Jakarta, Bekasi, Depok, Bandung, Semarang, Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Malang, dan Medan.

Dan tahun ini, FJB mempersembahkan 50 Jajanan Nusantara, dan 10 di antaranya merupakan Legenda Kuliner Nusantara antara lain Sate Klatak Mak Adi Yogyakarta, Tengkleng Klewer Bu Edi Solo, Sate Jamur Cak Oney, Tahu Tek Telor Cak Kahar Surabaya, Nasi Pindang Pak Ndut Semarang, Mie Aceh Sabang, Mie Koclok Mas Edy Cirebon, Oseng-oseng Mercon Bu Narti Yogyakarta, Lontong Balap Pak Gendut Surabaya, dan Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih.

FBJ 2013 berlangsung di 5 Kota. Dan yang terakhir akan diadakan di Jakarta, tepatnya di Plaza barat Senayan pada tanggal 13 April 2013.

Selain FBJ juga ada event serupa yang digelar untuk memuaskan selera berwisata kuliner. Contohnya acara Sedap Mighty Culinary yang digelar sebuah majalah khusus kuliner. Acara ini, selain bertujuan mengajak masyarakat, terutama kalangan muda untuk melestarikan kuliner lokal dengan mengapresiasinya.

Bahkan acara ini membantu siapapun yang hendak memulai usaha atau berwiraswasta di bidang kuliner. Serta memperkanalkan sejumlah gerai makanan yang juga tradisional seperti Petis Yudhistira, Sego Pedes, Es Jelly Singapore, Dendeng Daun Singkong yang unik, Boloe Kodja Nini, Sate Klopo, Kupang Lontong, Bubur Moy-Moy, Sambal Kedaton, Bebek Garang, Pecel Batagor 'Hanimun', Risoles Melepuh, Cuanki Dara Kembar, Es Kering, Sosis King, sampai Nugget Jamur dan Spekoek Hollifood.

Acara ini juga menghadirkan sejumlah talkshow dengan berabagai pembicara dari para pengusaha untuk memberikan berbagai tips usaha antara lain Riezka Rahmatiana, pemilik Pisang Ijo Just Mine, Ali Bagus pemilik Bebek Garang, dan Jessica Diana yang ahli menganalisa logo usaha melalui fengshui.

Juga menggelar booth cooking demo untuk menguji sekaligus meningkatkan kemampuan memasak para pecinta kuliner lokal dengan menghadirkan beberapa chef andal seperti Chef Odie Jamil, Billy Kalangi, Theodorus Setyo, Ririn Marinka, dan Chef Vindex Tengker.

Untuk mengakomodasi hasrat para pecinta kuliner tradisional, Pasarraya Blok M pun kembali menggelar Festival Makanan Enak-enak Dapuraya. Fesival ini menyajikan aneka jajanan dan makanan tradisional di antaranya Mie Cakalang khas Manado, Nasi Ulam Toasebio, Sok Pecok Ayam dan Risol Ndeso Klaten, Roti Jala dan Lopis Medan serta Ayam dan Bebek Taliwang Lombok.

Event ini juga mengadakan acara tambahan menarik lain seperti Dapuraya Race dan Live Tweet Contest berhadiah menarik serta sejumlah kelas memasak, seperti Kelas Masak Kuliner Aceh, Kelas Anak: Jajanan Tradisional, Kelas Masak Kuliner Banjar Tradisional, Kelas Anak: Sarapan Nusantara, dan Kelas Masak Kuliner Manado.

Kuliner berperan penting dalam memajukan serta mempromosikan dunia pariwisata Indonesia, karena itu ada acara INACULINARY yang berfokus pada kekayaan ragam kuliner Nusantara. Sejumlah kuliner khas daerah dan berbagai kegiatan perlombaan ada di ajang ini seperti Festival Soto Nusantara, Festival Baso, Festival Masakan Nusantara, Dapur Cilik, Chef Competition with Vindex Tengker, Talkshow-Quary, dan lainnya.

Ada juga festival khusus soto, yang bertujuan memperkenalkan puluhan soto di negeri ini. Nama acaranya Festival Soto Nusantara yang digelar di Jakarta. 

Beragam soto dari berbagai penjuru Tanah Air ditampilkan  di festival spesial ini seperti Soto Ambengan Kelapa Gadung Surabaya, Soto Boyolali, Soto Kudus Senayan, Soto Blitar,  Soto Padang H St Mangkuto, Soto Gomyang Koko Bogana Pemalang, Soto Sokaraja, Soto Karak Salatiga, Cotto Makassar Mamink Daeng Tata, Soto Ngawi Margonda, Soto Ayam Bangkong Semarang, Soto Madura, Soto Tangkar Tanah Tinggi Jakarta, Soto Bandung Pak Ento, Soto Banjar “Nyaman” Antasari, dan Soto Kaki Sapi Putra Tasikmalaya.



Sok Makan Kebarat-baratan 
Di sejumlah kota, festival jajanan pun digelar dengan tujuan serupa. Semua itu dilatarbelakangi gaya hidup mayoritas anak muda sekarang yang sok kebarat-baratan mulai dari cara berpakaian, bergaul, sampai soal makan yang sok Amrik, Japanis, dan lainnya.

Di Bogor misalnya ada Festival Makanan Khas Sunda yang bertujuan untuk mengenalkan warisan nenek moyang berupa makanan tradisional khas Sunda kepada anak-anak sekolah. Makanan-makanan Sunda yang selama ini langka digelar di festival ini seperti, Soto Kuning Bogor, Doclang, Kue Rangi, Dodongkal, Es Pala, Es Cincau, Touge Goreng, dan lainnya.

Di Surabaya, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah setempat menyelenggarakan Festival Makanan Tradisional di Jalan Tanjung Anom. Sejumlah kuliner Khas Surabaya dan Jawa Timuran ditampilkan antara lain Semanggi, Sate Kelapa, Lontong Cap Gomeh. Rujak Cingur, daln lainnya.

Lain lagi dengan Yogyakarta, tepatnya di Bantul. Sejumlah perangkat desa dan mahasiswa menggelar Festival Nasi Liwet atau Festival Ngeliwet dengan tujuan untuk melestarikan kekayaan kuliner Nusantara. Uniknya festival digelar di tengah hamparan sawah menggunakan sarana memasak tradisional. 

Dalam festival ini masing-masing peserta diwajibkan menanak nasi secara tradisional dengan memakai kuali atau priok dari tanah liat lengkap dengan tungku beserta kayu bakarnya. Pesertanya juga diharuskan membuat sayur lodeh dengan menggunakan bumbu tradisional yang diracik sendiri.

Sejumlah festival kuliner yang digelar belakangan ini di berbagai kota, bukan saja membuka peluang bisnis yang menguntungkan. Di sisi lain bertujuan mulia mengangkat kembali citra makanan tradisional yang hampir punah. Upaya pelestarian budaya tradisional khususnya makanan yang nyaris punah dalam festival ini patut diapresiasi.

Tanpa festival itu, belum tentu masyarakat atau orang perkotaan yang biasa hidup modern dengan makanan cepat saji bisa mengenal beragam makanan tradisional khas Indonesia dari berbagai daerah yang otentik dan jarang ditemui seperti Gulai Umbut, Kambewe, Kapussu Nussu Koholeo, Ombus-Ombus, Rujak Kuah Pindang, Singgang Belur Payakumbuh, sampai Rambanan, dan lainnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP