Pacu Kuda Ramaikan Festival Wisata Perbatasan Timoresia
Festival Wisata Perbatasan-TimorEsia antara Timor Leste dan Indonesia, di Kota Atambua, Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu diramaikan dengan lomba Pacu Kuda yang diikuti sejumlah pejoki cilik dari kedua negara.
Demikan disampaikan Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), M Faried, di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, NTT Kamis (25/10/2012) lalu.
Demikan disampaikan Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), M Faried, di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, NTT Kamis (25/10/2012) lalu.
Pacu Kuda dipilih mengingat olahraga ini memasyarakat di kedua negara. “Pacu kuda olahraga yang banyak penggemarnya, baik masyarakat di Kabupaten Belu maupun di Timor Leste,” kata Faried.
Festival wisata perbatasan tahun ini yang ke empat digelar Kemenparekraf di Atambua selama 4 hari dari tanggal 23 s/d 26 Oktober 2012. Festival pertama dan kedua sebagai penjajakan, acaranya berdurasi 3-4 jam dalam bentuk konser musik. “Ternyata mendapat respon positif oleh karenanya penyelenggaraan tahun ketiga dan keempat dikemas dalam bentuk festival dengan durasi 2-3 hari,” jelasnya.
Atambua dipilih mengingat kota ini sebagai poros Kupang dan Dili. “Dengan begitu dapat menarik kunjungan wisman maupun pebisnis yang melintas di kota ini dengan tujuan Kupang ke Dili dan sebaliknya,” terangnya.
“Kegiatan ini diharapkan kian menarik perhatian wisatawan baik dari Timor Leste. Jangan apriori dengan potensi pasar dari Timor Leste”, tambah Faried yang mengupayakan festival ini menjadi agenda tetap tahunan dan akan terus dilakukan di Kabupaten Belu.
Kadis Peternakan Kabupaten Belu Yeremias Kali Taek yang menjadi tim teknis lomba pacu kuda di Desa Tnimanu sekitar 44 Km dari Kota Atambua ini mengatakan lomba pacu kuda tahun ini diikuti 122 ekor kuda dengan 9 kelas. “Pesertanya datang dari berbagai kabupaten di NTT dan juga peserta dari Timor Leste sebanyak 8 kuda,” jelasnya.
Hadiah untuk pacu kuda tahun ini lebih tinggi. “Juara 1 mendapat hadiah uang empat juta rupiah. Juara dua dan tiga masing-masing tiga dan dua juta rupiah. Sedangkan harapan satu dan dua masing-masing lima ratus ribu rupiah,” jelasnya.
Selain pacuan kuda, festival ini juga diramaikan dengan Belu Expo berupa pameran produk ekonomi kreatif masyarakat Belu seperti tenun ikat, makan khas daerah, gerabah, dan lainnya.
Tak ketinggalan pentas seni budaya tradisional dari dua negara. "Kabupaten Belu antara lain menampilkan tarian tebe dan tarian likurai, persembahan musik dari grup Fafudi serta musik bambu, dan atraksi budaya lainnya," sambung Kepala Dinas Kebudayaan dan Parwisata Kabupaten Belu, Dominikus Mali.
Sementara acara hiburannya berupa tarian modern, konser musik baik grup band lokal Universal maupun band nasional Koes Plus yang membawakan sekitar 20-an lagu lawasnya.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar