. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 15 Maret 2012

Inilah 5 Karapan Khas Indonesia yang Sukses Jaring Wisatawan



Selain Karapan Sapi di Madura, di beberapa daerah lain juga ada beberapa lomba pacu hewan lainnya yang kemudian menjadi obyek atraksi wisata setempat. Lomba pacu hewan tersebut bahkan mampu menjaring wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara. Ada Pacu Itiak, Pacu Kuda Tradisional Sumba, Barapan Kebo, dan Barapan Ayam.

Di Sumatera Barat, tepatnya di Payakumbuh ada Pacu Itiak (itik, hewan unggas serupa bebek). Konon, permainan bermula dari daerah persawahan di Sumatera Barat yang umumnya persawahan bertingkat. Tidak seperti persawahan di Jawa yang datar.

Ketika menghalau itiknya, para petani di Kanagarian Aur Kuning, Sicincin, Payakumbuh, Sumatera Barat ini kerap membuat itiknya “terbang” dari sawah di tingkatan atasnya ke ke sawah di tingkatan bawahnya. Semakin sering dilakukan, itik-itk disanapun terbiasa terbang dan akhirnya mengilhami perlombaan Pacu Itiak ini.

Lomba Pacu Itiak biasanya diikuti 8 ekor itik dalam satu kali pacuan. Pemilik itik akan melemparkan itiknya ke udara dan si itik akan terbang sejauh-jauhnya sesuai jarak yang ditentukan panitia. Mulai dari jarakk 200 meter, 500 meter, 800 meter sampai 2.000 meter. Itik yang berhasil tiba di garis finish, dialah yang menang.

Yang menarik lagi, saat lomba pacu itiak ini berlangsung dimeriahkan dengan pertunjukan seni seperti Talempong.

Kini Pacu Itiak menjadi salah satu atraksi wisata di Payakumbuh. Kalau Anda ingin melihatnya, datanglah saat hari-hari besar seperti menjelang puasa, lebaran atau lebaran haji.

Sementara di Pulau Sumba, NTB tepatnya di Kabupaten Sumba Timur, ada Pacu Kuda Sumba yang bukan saja diikuti orang dewasa tapi juga anak anak atau biasa disebuk Joki Cilik.

Keunikan Pacu Kuda Sumba ini putaran atau rute pacuannya tidak lazim, yakni berlawanan arah jarum jam (dari kiri ke kakanan). Selian itu joki cilik-nya tak berpelana dan peralatan penjamin keselamatan lainnyai seperti sepatu dan pelindung kepala.

Sayangnya Pacu Kuda Sumba ini kerap diikuti aktifitas judi dan taruhan terbuka antara para pemilik dan pecinta pacuan kuda di seputaran arena. Bahkan pelakunya bukan saja orang dewasa, pun anak anak dan remaja. Besar taruhannya bervariatif mulai ribuan, puluhan ribu sampai ratusan juta.

Sedangkan di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) ada Barapan Kebo (Karapan Kerbau) yang biasanya digelar jelang musim tanam padi.

Kerbau yang akan di Karapan dipasangkan dengan menggunakan Noga. Dan di Noga dipasang Kareng, tempat joki berdiri. Kelengkapan joki lainnya mangkar atau tongkat pemukul kerbau.

Joki yang lebih dulu berhasil mengenai Saka atau tongkat yang dipancang di tengah-tengah arena Karapan, dialah yang menjadi pemenangnya.

Dalam karapan ini ada Sandro atau Dukun yang bertindak sebagai Sandro Kebo atau dukun kerbau dan Sandro Saka atau dukun pancang. Pacuan ini sekaligus menjadi salah satu ajang para Sandro mengadu ilmu dan kekuatan magisnya.

Masih di Sumbawa ada juga Barapan Ayam
atau balapan ayam. Biasanya diselenggarakan setiap minggu yang diikuti penduduk dari berbagai desa dan kelurahan se-kabupaten Sumbawa barat.

Lokasi kegiatannya selalu berpindah-pincah dari desa satu ke desa lainnya. Salah satu desa yang kerap menggelar barapan ayam ini adalah Desa Dasan Anyar, Kecamatan Jereweh, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.

Barapan ayam ini digelar bukan semata untuk melestarikan budaya setempa, pun sekaligus sebagai ajang silaturahmi dan mempererat persaudaraan antar penduduk desa.

Lomba ini sudah menjadi tradisi yang turun-temurun. Dan keahlian memelihara ayam aduan juga diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.

Ayam yang diadu bukan ayam biasa. Terlebih dulu ayam khusus aduan tersebut. Ciri ayam aduan ini bulunya licin berwarna merah belang-belang, sisiknya seperti daun sirih yang bertemu uratnya.

Ayam aduan ini kemudian diberi hiasan di punggungnya berupa kalung yang disebut jambo atau benang khusus yang diikatkan pada dada ayam dan melewati bagian bawah kemudian diikat pada punggungnya.

Jambo ini juga berfungsi sebagai tenpat untuk memasang noga atau alat yang terbuat dari rotan berukuran 50-80 cm yang dipakai untuk memasang dua ayam di bagian kiri dan kanan.

Sehari sebelum berlomba, menjalani ritual mandi khusus oleh sandro masing-masing dengan air beras disertai mantera. Ditambah dengan sebutir pil tradisional yang terbuat dari tujuh macam ramuan berkhasiat. Kebiasan lainnnya, si pemilik ayam mengajak ngobrol ayam aduannnya serta mengolesi minyak Sumbawa di pergelangan, sayap, kedua mata ayam agar lebih awas, bahkan diminumkan ke ayam.

Ayam yang menjadi juara harganya melonjak mencapai jutaan rupiah. Barapan ayam ini selain menghibur masyarakat setempat juga berhasil menarik perhatian wisatawan bertandang ke Sumbawa.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: dok Ist.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP