. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 14 Maret 2012

Djarum Apresiasi Budaya Ajak Ratusan Guru Nonton Pementasan Teater Koma


Djarum Apresiasi Budaya kembali mendukung karya Teater Koma dengan mengajak ratusan guru menonton pementasan ke-126 berlakon Sie Jin Kwie di Negeri Sihir di Graha Bakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Selasa (13/2/2012). Sebanyak 550 tiket diberikan kepada 350 guru, 100 mahasiswa dan pelajar serta 100 pekerja seni. Tujuannya untuk memberikan kesempatan, pengalaman, dan berbagi pengetahuan.

Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renita Sari mengatakan tujuan nonton bersama ini untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni teater dan memetik nilai-nilai positif yang disuguhkan dalam pementasan teater kali ini.

“Semoga para guru, mahasiswa dan pelajar makin tertarik untuk datang ke gedung-gedung pertunjukan seni untuk menonton teater dan lainya serta semakin banyak pihak yang turut andil mendukung kegiatan budaya. Tahun depan akan diajak kelompok lain untuk nonton pentas seni lainnya,” jelasnya seraya berharap nantinya akan muncul seniman-seniman teater baru yang sehebat Nano, Ratna, dan Raka Riantiarno hingga dapat meneruskan dan meningkatkan seni pertunjukan di Indonesia.

Dalam pementasan kali ini, Teater Koma yang kini berusia 35 tahun menghadirkan karya Rima Ananda dan suaminya Subarkah Hadisarjana yang membuat 300 kostum para pemain dengan motif batik peranakan. Ide tersebut terinpirasi dari dalang wayang kulit Cina_Jawa, Gan Thwan Sing (1885-1966) yang menciptakan lebih dari 900 wayang berwujud kstaria Cina tapi berbusana batik Jawa.

Bukan hanya busana, properti pendukung seperti liong naga pun bersisik motif batik. Jadilah pementasan Sie Jin Kwie ke tiga ini sebagai perbauran jenis wayang yakni wayang Tavip, gendong, wong, beber, kulit Cina_jawa, potehi, dan wayang dramatis masa kini.

Sie Jie Kwie di Negeri Sihir berkisah tentang Jendral Besar Sie Jin Kwie yang memimpin pasukan dari Kerajaan Tang berperang ke Barat. Sayang, dalam pertempuran Sie Jin Kwie terluka parah. Arwahnya sempat melayang ke akhirat. Sebelum dikembalikan ke dunia, dia diperlihatkan madsa depan. Kelak dia akan menemui ajak di tangan putranya sendiri, Sie Teng San.

Rangga Riantiarno tetap berperan sebagai Sie Jin Kwie. Dua tokoh lain yanag ditakdirkan menjadi suami-isteri tapi sukar akur adalah Hwan Li Hoa (diperankan Tuti Hartati) dan Sie Teng San (Ade Firman Hakim). Sie Teng San mati kena panah sang Ayah ketika berusia 12 tahun. Tapi dia dihidupkan kembali oleh dewa. Kemudian jadi penolong Sie Jin Kwie sekaligus pembangkang yang keras kepala.

Setelah mati, Sie Teng San dihidupkan kembali dan dijadikan murid oleh seorang pertama sakti. Sie teng San diperintahkan memabntu sang ayah keluar dari kepungan musuh di ngeri Seeliang. Di sana dia bertemu denagn Hwan Li Hoa, seorang gadis sakti dan pemberani. Oleh gurunya Hwan Li Hoa diramalkan berjodoh dengan Sie Teng San. Masalahnya, ayahnya adalah jendral pasukan Seeliang, musuh Kerajaan Tang.

Seperti biasa, pementasan Teater Koma yang didirikan pada tahun 1977 oleh 12 tokoh seni peran, yaitu Nano Riantiarno, Ratna Riantiarno, Syaeful Anwar, Rudjito, Jajang Pamontjak C Noer, Rima Melati, Titi Qadarsih, Otong Lenon, Cici Goenarwan, Jim Bary Aditya, Agung Dauhan, dan Zaenal Bungsu ini kaya dengan setting art yang artistik, dilengkapi dengan musik, lagu, dan gerak serta bumbu humor yang sanggup membuat penonton tertawa.

“Semestinya durasi pementasan ini 8 jam. Namun berkat adanya Wayang Tavip ini durasinya bisa dipangkas menjadi 4,5 jam,” kata Nano Riantiarno seraya menambahkan bahwa pamentasan ini dipersiapkan selama kurang lebih 3 tahun.

“Latihannya 5 bulan secara intensif hampir setiap hari kecuali Sabtu atau Minggu. Saya menyebut pementasan kali ini gado-gado karena terdiri dari banyak unsur seni di dalamnya. Mudah-udahan gado-gadonya nikmat,” jelasnya.

Saat sesi tanya-jawab berlangsung usai pementasan, salah satu guru yang menyaksikan pementasan ini berharap Teater Koma bersama dengan Djarum Foundation memberikan kesempatan kepada guru se-DKI Jakarta berlatih mengenai teater. “Karena sudah beberapa tahun ini teater masuk kurikulum pendidikan seni budaya dan bahasa Indonesia, sementara masih banyak guru yang buta akan teetar,” jelasnya.

Tanpa banyak kata, Nano Riantiarno menjawab siap membantu. “Kami siap melatih guru-guru sebagai pendidik teater, tinggal bagaimana Djarum Foundation-nya. Saya kira ini bukan cuma tugas Djarum Foundation saja, Kemendikbud juga harus terlibat,” imbuhnya.

Pementasan Sie Jie Kwie di Negeri Sihir ini sudah berlangsung sejak tanggal 1 Maret dan berakhir 31 Maret 2012 di GBB, TIM, Cikini, Jakarta Pusat setiap harinya pada pukul 19.30 WIB. Harga tiket masuknya untuk hari biasa mulai dari Rp 50.000 s/d Rp 150.000 per orang sedangkan untuk akhir pekan Rp 75.000 s/d Rp 200.000 per orang.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP