. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 08 Agustus 2011

Tari Saman Bakal Jadi Ikon Pameran Kridaya 2012


Pameran Kerajinan Indonesia Warisan Budaya (Kridaya) 2011 usai kemarin di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (7/8/2011). Pameran yang mengambil tema bambu ini mendapat respon luar biasa dari pengunjung. Tahun depan, panitia penyelenggara akan mengambil tema Tari Saman sebagai ikon pamerannya. Apa alasannya?

Jika tahun ini kerajinan bambu menjadi ikon pameran Kridaya 2011, tahun depan rencananya Tari Saman asal Aceh akan dijadikan ikon pameran. “Kalau Tari Saman berhasil ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia oleh Unesco, saya ingin jadikan ikon Kridaya 2012. Saat ini kan masih dalam proses,” kata ketua panitia Kridaya 2011 Triesna Wacik.

Menurutnya ikon pameran Kridaya tidak melulu berbentuk kerajinan melainkan bisa juga dalam bentuk tarian dan sebagainya. “Yang terpenting masih merupakan warisan budaya asli Indonesia,” jelasnya.

Mengenai target pengunjung pameran Kridaya 2011 sebesar 35 ribu orang dengan target transaksi Rp 17, 5 miliar, lanjut Triesna dipastikan akan tercapai. “Saat ini masih dalam proses penghitungan oleh panitia. Tapi melihat jumlah pengunjung yang tinggi dan trasaksi yang besar, saya optimis tercapai,” jelasnya.

Produk tekstil seperti batik, tenun, songket dan lainnya, kata Triesna lagi, masih menjadi produk unggulan yang diminati pengunjung pameran Kridaya 2011 ini.

“Kelebihan produk tekstil ini karena modelnya semakin beragam dengan terlibatnya sejumlah desainer yang member sentuhan berbeda sehingga produk tekstil semakin digemari orang,” jelasnya.

Selain tekstil, produk aksesoris juga mendapat penjualan yang tinggi. Salah satunya kipas tangan khas Bali. Menurut Ngakan N Weda, dia berhasil menjual 200 kipas Bali yang harganya Rp50ribu per kipas. “Omsetnya mencapai sepuluh juta rupiah lebih, belum termasuk kipas ukuran yang agak besar,” jelasnya dengan wajah cerah.

Ngakan mengaku omset itu sudah bersih, karena dia sama sekali tidak mengeluarkan biaya selama mengikuti pameran ini. “Biaya stand, transportasi pulang pergi Denpasar-Jakarta, akomodasi selama pameran, dan makan sudah ditanggung Akses,” jelasnya.

Ngakan berharap, pameran Kridaya tahun depan, masih bisa ikut dan semua biayanya ditanggung Akses. “Kalau semua ditanggung pengrajin, mana sanggup saya. Biaya stan kecil ini saja duabelas juta rupiah. Bukan untung, bisa nombok besar nanti,” terangnya.

Pameran Kridaya 2011 memang lebih sukses dibanding tahun sebelumnya. Ada banyak hal baru yang dipamerkan. Seperti angklung tra-digi atau paduan tradisional dan digital) dan angklung berukuran raksasa. Selain itu juga ada pemberian rekor dunia untuk produk topi bambu raksasa produksi Kabupaten Tangerang. Di depan pintu masuknya juga dipajang bantal terbesar yang mendapat rekor MURI.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP