. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 17 Juli 2011

Ketika Bankir Main Ludruk Jadi Si Pitung


Apa jadinya kalau sejumlah bankir yang asli orang Jawa ikutan main Ludruk dan memainkan peran orang Betawi seperti jagoan si Pitung? Jelas kontras dan banyak kelucuan yang muncul dari awal sampai akhir pementasan. Begitulah yang terjadi dalam pagelaran ludruk Si Pitung Robin Hood Betawi. Kelucuan apa saja?

Kesuksesan pementasan ludruk Kartolo Mbalelo di Jakarta beberapa waktu lalu, rupanya menginspirasi pihak lain untuk menghidupkan kembali geliat ludruk sebagai tontonan pertunjukan yang punya daya tarik tersendiri.

Kali ini Paguyuban Peduli Ludruk (PPL) didukung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) dan sejumlah bank, mementaskan ludruk bertajuk Si Pitung Robin Hood Betawi di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu (17/7/2011).

Kemasan berbeda pun mencuat dalam pementasan ini. Kali ini sejumlah orang perbankkan ternama ikut terlibat antara lain mantan Direktur Kepatuhan Bang BRI Bambang Supeno yang berperan sebagai Si Pitung, Dirut Bank DKI Eko Budiwiyono (Bang Piun-Ayah Si Pitung), Komisaris Indivenden Bank BRI yang dikenal sebagai pengamat ekonomi Aviliani (Nyak Haji Naipin), dan Dirut Bank BNI Gatot Suwondo (Sahabat Haji Naipin).

Bahkan mantan Gubernur Jawa Timur Basofie Sudirman yang pernah sukses membawakn lagu dangdut “Tidak Semua Laki-Laki” ini ikut main sebagai Centeng 1, disamping pelawak profesional seperti Kadir, Mamik Prakoso, Polo, dan Eko DJ.

Jika pementasan ludruk biasanya diawali dengan Tari Remo. Tapi dalam ludrukan Si Pitung Robin Hood Betawi yang dipentaskan masih dalam rangka perayaan HUT DKI Jakarta ke-484 ini menyuguhkan hiburan band, karenanya panitianya menamakan pagelaran ini “Ludruk Kolaborasi 2011”.

Kendati promosi ludrukkan ini tidak segencar pementasan Kartolo Mbahlelo, ternyata cukup mendapat respon luar biasa dari penonton yang sebagian besar undangan dari panitia.

Keikutsertaan para bangkir dan profesi lain yang bukan pelawak dalam ludrukan kali ini justru menghadirkan kelucuan tersendiri, seperti lupa dialog, berebut ngomong, salah tingah, dan akting yang kaku. Penonton melihat semua itu sebagai sebuah kewajaran, justru ada kesan natural dan jujur.

Dan untuk mengimbangi ketidakbiasaan para pemain dadakan tersebut, salah satu caranya dengan menempatkan pelawak profesional di setiap segmen pementasan.

Misalnya pada segmen pertama Si Pitung Robin Hood Betawi ini, pemain utamanya terlihat begitu kaku dan logat Betawinya ambur radul. Maklum pemainnya asli wong Jowo bukan seniman Betawi. Tapi justru disitu letak kelucuannya hingga membuat penonton tertawa.

Kelucuan lain, beberapa pemainnya ada yang salah dialog dan saling berebut bicara, bahkan membawa contekan di telapak tangganya. Semua itu hadir begitu saja, sampai disindir langsung oleh pelawak Eko DJ yang bikin penonton geerr.

Begitupun saat salah seorang pemain dadakan spontan berkoar kepada Eko DJ. Pemain itu bilang. “Lo enak jadi pelawak dibayar di sini, nah gue kagak”. Kontan celetukan yang tak ada dalam naskah itu, bikin seisi Graha Bakti Budaya bergemuruh riuh oleh tawa penonton.

Apalagi saat Eko DJ balik membalasnya. “Kalian kan orang bank. Dah tahu nggak dibayar, kenapa masih mau melucu di sini”. Penonton pun kembali terpingkal-pingkal, termasuk Menbudpar Jero Wacik selaku pelindung PPL yang hadir bersama staf ahlinya Hari Untoro dan Dirjen Nilai Seni Budaya dan Film (NBSF) Ukus Kuswara.

Pendekar Betawi
Si Pitung Robin Hood Betawi diangkat dari kisah pendekar religius dari tanah Betawi. Bersama 6 orang enamnya, dia merampok rumah para pengusaha kaya dan tuan tanah pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Harta rampokannya dibagikan kepada orang-orang miskin yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya di Kampung Rawa Belong, Jakarta Barat.

Perbuatan si Pitung yang jago silat itu tak bedanya dengan apa yang dilakukan Robin Hood dari hutan Sherwood di Inggris. Oleh karenanya pementasan ludruk ini diberi judul Si Pitung Robin Hood Betawi.

Dan rupanya trik mengikutsertaan tokoh atau orang diluar seniman ludruk atau pelawak profesional dalam pementasan ludruk kali ini, berhasil juga menghadirkan warna lain. Meski kaku karena terbiasa bergaya dan berbicara formal, toh para bankir itu pun mampu mengocok perut penonton.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP