. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 10 Mei 2010

Serunya Bersepeda Gunung Bromo-Dempo



Indone-sia memiliki sejumlah gunung yang menan-tang untuk didaki dan dituruni dengan sepeda gunung (mountain bike). Dua di antaranya Gunung Bromo dan Gunung Dempo yang berkarakter medan dan pesona alam berbeda. Masih ada beberapa gunung lagi yang kerap digunakan para pengayuh pedal di medan curam dan sulit ini

Gunung Bromo dan Gunung Dempo bukan cuma milik para pendaki gunung. Kedua gunung ini juga sering digunakan para pegiat olahraga wisata sepeda gunung untuk memacu andrenalin-nya.

Gunung Bromo berada di awasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur. Tofografinya variatif berada di ketingggian rata rata 750 sampai 3.670 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu antara 3 hingga 20 derajat celsius.

Alam Bromo khas dengan lautan pasir dan matahari terbitnya, ditambah tradisi budaya Kasado yang rutin digelar setiap tahun oleh Suku Tengger yang menghuni kawasan berudara dingin tersebut.

Untuk menikmatinya, selain berjalan kaki, berkuda, menyewa mobil jeep landrover, dan bersepeda motor, juga bisa dengan bersepeda gunung. Bila tak membawa sepeda gunung pribadi karena jauh dan merepotkan, tak perlu cemas.

Di beberapa penginapan di kaki Bromo ada yang menyewakan sepeda gunung, salah satunya Java Banana Lodge Bromo di Jalan Raya Bromo, Wonotoro, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Hotel butik yang nyaman dengan pemandangan indah dengan fasilitas berupa pondok, kafe, dan galeri ini menawarkan sewa sepeda gunung dengan harga mulai Rp 650.000 per sepeda.

Sedangkan Gunung Dempo (3159 mdpl) terletak di perbatasan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu. Untuk mencapai desa terdekatnya, harus mencapai Kota Pagaralam yang dapat ditempuh sekitar 7 jam perjalanan darat dari Palembang. Bisa juga turun di Lahat, kalau menggunakan bus dari Jakarta ke Bengkulu atau ke Padang.

Dari puncak gunung aktif ini terdapat kawah atau kaldera. Hamparan Provinsi Bengkulu dengan Lautan Hindia dan lembah, terlihat dari puncaknya. Lintasan sepeda gunungnya berada di Kebun Teh Gunung Dempo, Kota Pagaralam, yang dulu di gunakan sebagai tempat pelaksanaan PON XVI tahun 2004.

“Masih ada beberapa gunung dan daerah berbukit yang kerap digunakan para pegiat sepeda gunung seperti Gunung Tangkuban Parahu dan Lembang di Jawa Barat, Gunung Kintamani di Bali, dan Kaliurang, lereng Gunung Merapi di Yogyakarta,” kata Risa Suseanty, atlit perempuan sepeda gunung dowhiller nomor satu di Indonesia usai acara Pocari Sweat Converence Be Active & Healty di 13 Kota di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta Pusat, (8/5).

Menurut brand ambassador Pocari Sweat ini sebenarnya Indonesia masih memiliki banyak gunung lain yang dapat digunakan untuk bersepeda gunung namun jalurnya belum tersedia. “Jadi masih menggunakan jalur yang biasa digunakan pendaki gunung,” terangnya.

Bagi Risa bersepeda gunung selain dapat menikmati keindahan alam dan kehidupan masyarakat sekitarnya, juga menumbuhkan kepedulian akan keasrian alam. “Saya memilih oharaga ini karena dapat memacu andrenalin, back to nature, dan tentu saja bikin sehat & fun ”, kata perempuan yang sudah 17 tahun menggeluti sepeda gunung dan berhasil mengumpulkan medali emas dari beberapa kejuaran SEA Games.

Saat bersepeda gunung nomor downhill (menuruni lintas dari puncak menuju bawah), mojang Bandung kelahiran 23 Oktober 1980 ini mengaku mendapatkan sensasi dan kenikmatan tersendiri dibanding olahraga terkait wisata alam lain.

Dengan bersepeda gunung, lanjut Risa, stamina terkuras dan cairan tubuh banyak yang terbuang. Namun itu bukan soal, sebelum bersepeda dia selalu melakukan pemanasan dan meminum minuman berisotonik seperti Pocari Sweat, begitu juga saat istirahat dan sesudah selesai. “Soalnya minuman ini tidak bikin kembung dan mudah larut dalam tubuh, cepat menormalkan suhu badan, dan tentunya mencegah dehidrasi,” jelas atlit yang tetap tampil feminim dengan riasan make-up dan bulu mata palsu saat bertanding.

Sudah tak terhitung berapa kali perempuan berambut pendek trendi ini jatuh tersungkur atau terpental dari sepeda gunungnya saat berlatih maupun bertanding. Tanda cidera di tangan dan di bagian tubuh lainnya masih membekas. Namun Risa mengaku tetap menikmati. “Kalau kita enjoy dan melakukannya dengan hati senang, apapun risikonya itu bukan masalah. Jatuh saat bersepeda gunung itu hal lumrah. Justru dengan jatuh kita jadi tahu batas kemampuan kita. Untuk mengurangi risiko itu caranya dengan giat berlatih,” imbuhnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP