. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 07 Mei 2010

Gaya Betawi 70-an dalam Sandiwara Musikal DOEL...



Ada tari Topeng Betawi yang dibawakan perempuan muda dengan enerjik. Ada sejumlah pasangan muda-mudi bergaya tren ala 70-an yang asyik bertamasya dan berpacaran di Monas. Ada street fighting (berkelahi di jalanan) antar pemuda dengan unsur kuda-kuda dan jurus khas silat Betawi. Intinya ada warna lain dari budaya Betawi.

Begitulah salah satu adegan Sandiwara Musikal Betawi (SMB) berjudul DOEL, “Antara Roti Buaya dan Burung Merpati, Kembang Parung Nunggu Dipetik” yang ditampilkan sebelum konferensi pers terkait pementasan SMB tersebut di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta, semalam (6/5).

Usai pertunjukan singkat itu, sejumlah pertanyaan pun mengalir terutama tertuju kepada Maudy Koesnaedi selaku produser sekaligus pemain SMB tersebut. Beberapa pertanyaan lain diarahkan kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) DKI Jakarta Arie Budiman, sutradara Adji N.A, penulis naskah Ratih Kumala, penata gerak Atiem, dan tiga pemain utamanya Ade Firman Hakim sebagai pemeran utama DOEL, Senandung Nacita Mizwar (Usnul), dan Nabilah Zata Dini (Asnah).

Mpok Maudy yang tampil cantik berkebaya khas Betawi warna biru dengan santai menjawab semua pertanyaan. Menurut None Jakarta 1993 ini, pementasan SMB DOEL yang berdurasi 2 jam, bukan hanya sekadar pembinaan kreativitas para alumni Abang None (Abnon) Jakarta dari angkatan 1990-an sampai 2009 melainkan pula untuk melestarikan budaya Betawi.

Menurutnya, SMB DOEL yang ceritanya diadaptasi dari Film berjudul “Si Doel, Anak Sok Modern” tahun 1973 ini menawarkan budaya Betawi dari sisi lain, bukan melulu dari legenda Betawi yang sudah ada.

Biaya produksi SMB DOEL lebih besar dibandingkan pementasan SMB pertama Cinta Dasima tahun lalu. Kata Maudy, penambahan biaya dikarenakan jumlah pemain dan kru-nya lebih banyak dan konstum pemain serta setting-nya tahun 70-an harus dibuat sendiri.

Maudy menargetkan penonton SMB DOEL yang akan dipentaskan pada tanggal 14 dan 15 Mei 2010 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), bisa memenuhi kapasitas kursi gedung tersebut. Kapasitas GKJ 430 duduk dikali 3 kali pertunjukan menjadi 1200-an penonton.

Usai permentasan, Maudy berharap ada pementasan-pementasan SMB di tahun berikut dengan lebih besar dan dipentaskan selama seminggu. Atau dalam bentuk lain seperti konser musik Betawi, film berlatar Betawi, dan lainnya.

Menanggapi hal itu, Arie Budiman menyambut baik pementasan SMB ini dan berharap pula dapat diteruskan pada tahun-tahun berikut sehingga menjadi daya tarik wisata bagi para pelancong nusantara maupun asing di Jakarta yang dipentaskan secara reguler.

Pementasan SMB Doel yang didukung oleh Gubernur DKI Jakarta, Disbudpar DKI Jakarta dan Walikota Jakarta Utara ini juga akan diramaikan sejumlah artis ternama lulusan Abnon Jakarta, antara lain Alya Rohali sebagai MC, Adam Jordan dan Atalarik Syach (peragawan), Adji Pangestu (Bapaknya Doel), Maudy Koesnaedi (Ibunya Doel), Eva Marliah, dan Fifi Aleyda Yayha (peragawati).

Pementasan ini juga didukung desainer ‘Restro’ Malik Moestaram yang khusus mendesain fashion show ala 70-an, Raden Sirait, dan desainer kostum Betawi Hj Decy Widhiyanti.

Menurut Maudy lagi, selain pementasan SMB DOEL juga diselenggarakan pameran khas Betawi seperti bermacam souvenir khas Betawi, Kebaya Encim dan bermacam kuliner tradisional Betawi seperti Bir Pletok, Roti Buaya, dan Kerak Telor. “Biar penonton juga dapat menikmati nuansa Betawi yang kental,” akunya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP